lara

326 60 16
                                    

Selamat membaca











Hari ini cecilia kembali ke Jakarta, kembali tinggal dirumah om dan tantenya. Sebenarnya kepulangannya kemarin ke banyuwangi selain untuk menenangkan hati, ternyata orangtuanya sempat melarang dirinya untuk berhubungan lagi dengan anak-anak dari Herjuno saat ia kembali ke Jakarta. Namun bagaimana bisa?

Entah kenapa Jakarta sekarang nampak biasa saja di mata cecilia. Jika dulu ketika ia ingin pulang ke banyuwangi, ia akan merindukan jakarta. Tapi mengapa?mengapa saat ini, jakarta tidak ada rasa apa-apa dalam hatinya.

Saat ini cecilia sedang berada di pertokoan, niatnya ingin membeli bahan-bahan makanan. Hingga ia melihat ada seorang nenek yang kesulitan untuk menyebrang. Tanpa babibu, cecilia langsung memegang erat tangan wanita renta itu dan membantunya menyebrang jalan. Sang nenek mengembangkan senyumannya.

"Terimakasih sudah bantu nenek.."kata wanita tua itu. Cecilia hanya mengangguk tersenyum lalu pamit pergi.

Lalu Cecilia segera masuk ke minimarket yang ada disebrang jalannya. Bahan makanan yang ia beli cukup banyak karena ia tinggal bersama para sepupunya.

"Haduh kalau banyak gini harusnya tadi aku ajak fero!biar bisa bantuin."kata cecilia menggerutu. Kantong tas belanjanya lumayan banyak dan berat. Apa ia harus memesan taksi online?

"Nona Hadi,right?" Cecilia sedikit terkejut saat ada seseorang memanggil nama belakangnya dan saat ia menoleh ia lebih terkejut lagi karena yang memanggilnya adalah seorang Frans Herjuno. Cepat-cepat cecilia menganggukkan kepalanya.

"Nampaknya kamu sedang kesulitan, mau om bantu?" Tawar frans dengan perangai ramahnya. Cecilia tidak mau membuang pertolongan begitu saja namun...
"Apa tidak merepotkan dirimu?"tanya cecilia. Frans menggeleng dan tersenyum.

"Kebetulan om dan istri om sedang dalam perjalan pulang, melihat kamu kenapa tidak om bantu saja kan?" Katanya. Cecilia akhirnya menerima bantuan itu. Belanjaannya dibawa ke bagasi belakang dan saat masuk ke mobil dia sudah disambut dengan Jane.

"Halo cecilia.."sapa jane dengan suara teduhnya. Cecilia hanya tersenyum. Dia duduk dibelakang bersama Jane sementara frans dan supir didepan.

"Rumahmu ada di komplek satria blok B kan?" Tanya frans dan cecilia cepat mengangguk. Sejujurnya ia agak canggung dengan kedua orang ini. Keheningan sempat melanda namun jane membuka sebuah obrolan.

"Maaf jika menyinggung, mau kamu menceritakan kedekatanmu dengan anakku, mika?"

Awalnya cecilia sempat menegang namun sebisa mungkin ia menenangkan hatinya. Hanya mendengar nama itu saja, rasanya hati cecilia seakan berantakan dan kacau.

"Aku dan mika dekat sejak di SHS. Seperti yang tante tau, aku sekelas dengannya di kelas A. Saat itu mika cukup sensi dengan diriku yang tukang gosip dan selalu berisik. Terutama aku juga dekat dengan Arthur. Setiap aku datang mendekat dengan Arthur pasti mika akan ngomel dan marah. Gadis berisik! Gitu katanya." Kata cecilia dengan senyum yang tak bisa ia tahan. Masih segar diingatan ketika mikael terus memarahinya yang selalu mengajak main azarel sampai sore.

"Kasihan kamu, tante aja ga pernah lihat dia marah. Kamu kayaknya hampir setiap hari kena ocehan dia ya?"tanya jane. Cecilia mengangguk semangat.
"Kalau ga ngomel ya pasti dia bakal diam aja kayak batu." Tambahnya.

Semakin banyak berbincang semakin frans dan jane mengerti dan mengenal, mereka tau sekarang mengapa hanya cecilia yaitu satu-satunya perempuan yang hanya bisa dekat dengan anak-anak mereka yang sangat membatasi diri dengan anak perempuan lain. Alasannya karena selain cecilia anak yang sederhana, cecilia juga anak pembawa energi positif dan semangat pada ketiga pemuda itu.

Arthur (2)END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang