Ingin Pulih

443 67 3
                                    

Selamat membaca






"Ar.. arthur..bangun yuk nak. Kita makan.." Jane menggoyang-goyangkan lengan arthur. Niatnya ingin membangunkan Arthur untuk sarapan bersama. Arthur yang tidur miring ditengah kasur dengan peluh keringat membuat jane agak khawatir.

Arthur membuka matanya perlahan. Perlahan ia bangun dan duduk. "Tante tunggu dimeja makan ya.." ujar jane dan bangun pergi keluar dari kamar. Arthur bangun, mengambil beberapa pakaiannya dan bergegas mandi. Pagi ini suasana hatinya sedikit membaik, pagi yang baru. Arthur memerhatikan wajahnya dipantulan cermin, ada darah yang meluncur bebas dari pangkal hidungnya. Arthur mengambil selembar tisu dan mengelapnya.

Arthur melipat kedua tangannya dan menaruh diatas tangannya, menunduk dimeja rias kamar mandi itu. Arthur tidak bisa menahan isakannya. Meski suasana hatinya sudah membaik, namun entah mengapa ada sesuatu yang tidak bisa ia lupakan, saat ia mengingatnya air matanya akan meluap keluar.

Seluruh tubuhnya masih sakit, karena arthur dan yang lain memang belum pulih dan seharusnya masih dirawat. Namun karena proses pemakaman, Arthur dan yang lain memilih pengobatan dirumah saja. Sejujurnya meski mikael mengorbankan nyawanya dengan ikhlas, Arthur bertanya-tanya sejak kemarin. Tidakkah jane atau frans marah kepadanya?
Karena rencananya, mikael meninggal. Namun apa arthur pantas menyalahkan dirinya?

Tok
Tok
Tok

"Ar kamu masih didalam?apa kamu sudah selesai?kenapa lama sekali?" Suara Frans dari luar pintu. Arthur segera mengangkat kepalanya dan menghapus air matanya. Segera ia memakai sedikit parfum dan keluar dari kamar mandi.

"Kamu ditunggu, kamu tidak apa kan?"tanya frans. Arthur menggeleng.

"Kalau begitu, ayo turun..yang lain sudah menunggu kamu."

Namun arthur masih berdiri di posisinya. Membuat frans menoleh ke arahnya. "Ada apa ar?"tanya frans.

"Apa seharusnya aku pergi saja dari rumahmu om?"pertanyaan itu membuat mata frans membola terkejut.

"Kenapa?ada apa?"tanya frans mendekat ke arthur. Arthur mati-matian menahan gejolak rasa mengeluarkan air mata. Dia tidak ingin menangis lagi hari ini.

"Apa om dan tante tidak marah kepadaku?karena aku...karena rencanaku.."

"Sttt...."frans memotong ucapan arthur. Frans memegang erat pundak Arthur.

"Bukankah kalian semua telah berjanji, hidup atau mati kalian rela menyerahkan semuanya demi kebenaran?jangan menyalahkan siapapun ya, jangan buat pengorbanan mikael menjadi sia-sia. Mungkin benar...karena dosa masa lalu, generasi ini mengalami kemalangan. Herjuno sedang mendapat karma atas dosanya." Ucap frans dengan senyuman yang sangat teduh, senyuman yang sama dengan milik mikael. Tangan frans menyentuh sebelah dada arthur.

"Sekarang cukup bersedihnya. Kita telah menang. Angkat kepala kamu, tunjukkan bahwa kamu sudah menang. Buat mikael bangga!" Ucapnya sambil menepuk dada arthur memberikan semangat.

Arthur tersenyum..menahan tangisnya.
"can i hug you?"tanya arthur. Frans mengangguk dan merentangkan tangannya.

"Selamanya aku punya hutang budi dengan mikael, selamanya dia akan terkenang dalam pikiranku. He's a very extraordinary person. I thank him forever." Bisik Arthur.

*****

Brak!!!!

"ASTAGA YA TUHAN!"

azarel terlonjak kaget saat ia dipukul sangat kencang oleh refal dengan menggunakan bola basketnya.

"Ngelamun mulu, dimasukin miss k baru tau rasa lu!" Ujar refal seenak jidat. Membuat azarel gemas ingin melempar refal ke alam baka,g.

Arthur (2)END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang