tertekan

391 57 4
                                    

Selamat membaca











Setelah mendengar kabar bahwa putranya menderita leukemia, hana langsung menyuruh dokter memeriksa apakah sumsum tulang belakangnya cocok dengan sean, begitu juga dengan jordan dan saga.

Namun dokter menyatakan bahwa tidak ada satupun dari mereka bertiga yang cocok dengan sean. Ini membuat hana uring-uringan selama seminggu. Kemana ia harus mencari pendonor untuk anaknya. Hana tidak sanggup kehilangan salah satu anaknya.

Kini hana sedang ada di ruangan rawat sean, jalan terakhir ia akan membawa sean ke luar negri untuk perawatan yang lebih baik. Nenek olivia duduk disamping anaknya ini.

"Nak...apa solusimu selanjutnya?"

"Aku akan membawanya ke singapura, rumah sakit yang sama saat arthur dirawat."

"Kamu belum mencoba tes seseorang."ujar nenek olivia. Hana langsung menoleh.

"Siapa?"merasa mungkin ada harapan disini.

"Arthur, Mikael dan Azarel. Ada harapan salah satu dari mereka bertiga bisa cocok dengan sean."

Namun malah membuat hana menatap wanita tua ini sengit. "Mah, aku tidak bisa meminta pada arthur meskipun ia cocok, arthur punya riwayat anemia, aku tidak bisa meminta hal ini padanya. Dia akan semakin membenci dan menyumpah serapahi aku dan sean. Sementara mika dan azarel pasti hanya tau bahwa sean dan saga itu anak tiri, akan timbul kecurigaan nanti." Tolak keras hana.

Olivia malah membatin putrinya ini sangatlah bodoh. "Kamu memilih membawa sean ke luar negri sementara disini masih ada harapan?"

"Aku tidak mau mencari harapan dengan paksaan kepada arthur dan mika juga azarel. Sean anak aku, aku berhak atas dirinya bukan mama!solusi mama ga membantu bagi aku!" Hardik hana kesal pada olivia yang sangat egois.








*****

"Terlepas dari hana yang pontang-panting mencari pendonor, bukankah kamu juga membutuhkannya?" Kini anne mengintrogasi tajam arthur di ruangan kamarnya.

Arthur tersenyum tipis. Beberapa hari ini ia memang jarang istirahat penuh. "Kondisiku tidak terlalu parah saat ini, aku menjaga kesehatan dengan baik. Aku hanya perlu minum obat saja."ucap arthur menjelaskan pada anne yang khawatir padanya.

"Pokoknya untuk beberapa hari ini kamu ga usah dulu ketemu sama papamu, hana dan nenek olivia. Mereka pasti mengincar salah satu dari kalian." Titah anne pada arthur dan tadi kepada refal juga. Ya harusnya refal tak akan cocok.

"Baik tan, sekarang kapan aku mau mandinya?" Tanya arthur dengan candaan sedikit diwajahnya, tadi sebenarnya dia berniat untuk mandi namun tidak jadi karena kedatangan anne yang mendadak.

"Iya, ehm ar.."panggil anne.

"Ya?ada lagi yang mau tante sampaiin?"

"Apa kaily mengundang kamu ke pestanya hari ini?"

Arthur mencoba mengingat. "Sebenarnya kaily mengundang aku dan yang lain secara pribadi. Namun aku ga mau membuat pesta mewahnya berubah menjadi medan perang antara aku dan mamanya yaitu andia."

"Jadi kamu menolak?

"Tentu."

"Apa tante harus memberi pelajaran pada kalenata yang berani-beraninya tidak mengundang kita?" Tawaran dari anne membuat arthur berpikir keras.

Arthur (2)END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang