Seutas Sesal

466 70 15
                                    

Selamat membaca






Azarel kini duduk dimobil menatap jalanan tanpa minat. Disampingnya ada Arthur dan refal sementara dibangku depan mobil ada orangtuanya. Sudah tak ada hujan dimata, namun sekarang kian mendung dihati. Ini terlalu dadakan, wajar jika mereka belum terbiasa.

Namun seperti kata refal. Nggak ada yang abadi didunia ini. Kesedihan ini juga akan berlalu. Kehilangan mikael membuat mereka belajar untuk kembali merelakan seseorang terkasih. Cinta Tuhan kepada mikael lebih besar daripada mereka yang mencintai mikael.

"Kalian mau makan?makan ya..biar ga sakit. Kalian juga masih pemulihan." Tanya Jane ke belakang, menghadap ke anak dan keponakannya. Azarel mengangguk. Iya, bukankah azarel sudah berjanji tadi pagi?jika sudah melihat mikael ia akan makan.

Frans tau, jika azarel tengah bersedih ia akan melampiaskan perasaan sedihnya dengan makan bakmie ayam jamur. Namun untuk kesedihan paling megah seperti ini, frans tidak yakin semangkuk bakmie ayam itu apa bisa mengembalikan suasana hati azarel.

Adik mana yang tidak akan sedih ditinggal sang kakak?

Mereka turun dan masuk ke kedai makan bakmie itu. Frans dan jane memesan sementara mereka memilih bangku duduk. Entah kenapa sekarang azarel menjadi pribadi yang pendiam. Azarel yang nakal, barbar, dan berisik kini telah berubah.

Peristiwa kemarin dan Kematian Mikael telah merubah semua Orang. Frans dan Jane pun kembali dengan nampan berisi bakmienya. Arthur membantu menata. Arthur tau, frans dan jane sekarang hanya mampu mengiklaskan. Meski berat, keduanya sedang mencoba.

Jangan tanya bagaimana keadaan hati Arthur sendiri. Hatinya sudah bonyok membiru, sekarang mereka tengah menikmati kehilangan. Namun Arthur percaya, ini hanya sementara. Arthur melihat bagaimana lahapnya azarel makan..dia menepati janjinya untuk makan.

Tidak pernah Arthur melihat ada janji yang sangat sederhana namun sangat menyakitkan untuk dilaksanakan seperti ini.

"Mengenai mansion...akan ada renovasi besar-besaran atas semua kerusakan. Jika kalian mau, kalian berdua bisa tinggal dirumah om."ujar frans kepada kedua keponakannya. Karena sepertinya untuk beberapa bulan kedepan, baik anne,jonathan, james,jason dan jordan akan sibuk dengan pengadilan.

"Iya kami mau." Jawab arthur. Tidak ada salahnya jika arthur ingin bernostalgia kembali dengan kenangan mikael dirumahnya.


*****

Guk...guk...

"Ternyata kamu disini.."lirih arthur melihat kebawah dimana ada makhluk berbulu kesayangannya. Arthur mengangkat prince dan memeluknya. Sekarang Arthur sedang ada di kamar mikael, iya, frans dan Jane mengizinkannya tidur di kamar mikael. Arthur hanya memojokkan kopernya, dia tidak mau mengobrak-abrik lemari pakaian mikael. Dia tidak mau mengubah satupun tata letak dari kamar ini.

Arthur terduduk dibawah samping ranjang, beralaskan karpet halus. Arthur menatap bingkai foto yang ada diatas nakas mikael. Foto mikael dan dirinya saat lulus dari SHS sebagai lulusan terbaik. Arthur hanya bisa tersenyum mengingat kenangan itu...

—meski pada akhirnya ia tetap menangis.





*****

Sekarang cecilia tengah tak tentu arah. Matanya sudah sembab membengkak karena terlalu banyak menangis. Iya tentu dia harus menangis!sahabatnya pergi tanpa pamit kepadanya, pergi tanpa sepatah kata.

Cecilia tidak pernah menyangka. Kemarin malam sebelum pesta, adalah malam terakhir ia bisa memeluk mikael, malam terakhir ia bisa melihat mikael tersenyum. Malam dimana mikael memutuskan membunuh perasaan terhadapnya. Dan kemarin adalah hari terakhir ia bisa menggenggam tangan hangat mikael, hari terakhir ia bersandar dipundak mikael.

Arthur (2)END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang