Biang masalah

370 62 5
                                    

Selamat membaca











Saat masih senang-senangnya menikmati makan di bawah pohon yang rindang tiba-tiba saja mereka melihat banyak kumpulan para siswa yang berlari dengan cepat. Mereka seperti berlari karena ada sesuatu. Karena penasaran refal memanggil salah satu siswi yang masih bisa ia panggil.

"Tuh pada lari emangnya ada apa?"tanya refal pada siswi itu. Siswi itu sempat gugup karena melihat yang bertanya padanya adalah seorang refal.

"Ituh ada yang bertengkar katanya. Si kembar saga dan sean."

Baik refal maupun arthur,azarel dan mikael terperanjat. "Berantem sama siapa?" Tanya arthur.

"Gengnya Evan kelas 12."

Mereka pun lekas ikut berlari menuju ke lokasi pertengkaran. Benar saja saat sudah sampai sudah banyak yang mengerubungi. Nampak sean yang sudah lemas berbaring bahkan berdarah di hadapan evan sementara saga masih nampak sadar di pukul habis-habisan oleh jodi.

Arthur langsung menarik tangan evan dan menyingkirkan evan dari sean. Evan menatapnya tajam. Arthur langsung menolong sean. Baru saja evan ingin melampiaskan ke arthur tapi mikael sudah menahan tangan kakak kelasnya ini.

Sementara refal dan azarel menolong saga yang juga sudah berdarah-darah.
Semua yang bersorak langsung terdiam kala guru bk sudah datang ke tempat kejadian.

"Ini keributan besar, tak ada tolerir. Orangtua kalian semua dipanggil sekarang bawa sean dan saga ke uks."

Kerumunan pun dibubarkan. Tersisahkan mereka dengan evan. "Salah banget gw bantuin elu, gw kena getahnya!"marah azarel pada saga yang setengah sadar.

Tapi arthur meminta untuk segera menelpon ambulance. Keadaan sean butuh tindakan yang lebih serius. Dia kehilangan banyak darah dan itu akan mempengaruhi keadaannya. Untungnya sekolah mengerti dan langsung membawa sean ke rumah sakit alih-alih membicarakan ini di ruang konseling.

Namun pihak sekolah tetap mengabarkan orangtua mereka dan diminta segera ke rumah sakit. Dirumah sakit arthur kembali bertemu dengan jordan. Sialnya ia mendengar ucapan saga tadi. "Papa rela batalin meeting saat dengar kabar kita?"

Arthur tau, saga mengucapkannya dengan suara lantang agar ia juga mendengarnya dan memamerkan bahwa jordan lebih sayang mereka. Maka dari itu Arthur memilih untuk menunggu dan duduk menunduk di pojokan saja. Arthur kemudian sadar bahwa hana menghampiri dan berdiri didepannya.

"Apa yang sedang terjadi?"

Dengan melipat tangan di depan dada, menodongkan sebuah pertanyaan yang lebih terasa menjurus ke menuduh. Arthur tau hana emosi, hana tidak suka anak-anaknya disakiti.
"Aku tidak tau, aku dengar dari siswa lain mereka bertengkar dengan anak kelas 12. Aku hanya ingin menolong." Jawab arthur sesingkat mungkin, ya karena dia juga minim informasi.

Tidak mau arthur merasa dipojokan, jordan balik bertanya pada saga yang hanya luka kecil dan baru saja ditangani tadi. "Kenapa kamu bertengkar dengan anak tingkat akhir?"

Dan saga malah diam menggigit bibir lebamnya tidak menjawab. Dan hal ini mengundang kecurigaan dari refal. Refal segera membuka hpnya dan mengetikkan sesuatu disana.

"Bagus, baiklah karena kalian sudah semua disini. Kenapa tidak sekalian kita melakukan tes pencocokan?" Suara dari ujung sana, suara dari wanita tua yang menjadi target utama.

Olivia Demania datang dengan gaya hangat dan bersahabatnya didepan semua. Azarel langsung menaikkan sebelah alisnya dengan nada sedikit naik azarel bertanya. "apa maksudnya tes pencocokan?!"

"Barangkali salah satu dari kalian memiliki sumsum tulang belakang yang cocok dengan sean dan mau membaginya sedikit." Jelas olivia menatap azarel.

Arthur (2)END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang