23

856 59 3
                                    

"SATRIAAAAA BERHENTI KAMU",

suara teriakan seorang guru berbadan gempal. Mengejar muridnya, yang ketahuan memanjat pagar karena terlambat.

"BU TIKA.. BERHENTI JUGA DONG", balas Satria tak kalah keras.

Mereka kejar-kejaran sepanjang koridor. Beberapa siswa-siswi yang masih berada diluar kelas, menertawai kejadian itu.

Satria terus berlari ke arah Lapangan Utama. Bertepatan saat menoleh ke kanan, dari arah sana seorang siswi cantik berjalan dengan gaya tomboynya.

Satria sempat berhenti sebentar. Memicingkan matanya untuk memperjelas objek yang di amatinya.

Dahi Satria mengkerut, saat objek yang dilihatnya tidak sendiri. Melainkan dengan seorang laki-laki seumuran dengannya.

Tapi lebih membingungkannya itu adalah seragam yang di pakai, bukanlah seragam sekolah SMA Angkasa.

Saat sedang asik²nya melihat, telinga Satria merasakan sesuatu. Dan ternyata.....

Bu Tika dengan wajah garangnya, menjewer telinga Satria. Lalu menarik Satria untuk mengikutinya ke ruang BK.

Sepeninggalan Satria dan Bu Tika. Tanpa mereka sadari, jika dari awal ada seorang gadis yang memperhatikan. Raut datar senantiasa terpancar di wajah cantik itu.

Gadis itu berbalik ke belakang, lalu menatap orang yang sedari tadi mengikutinya. Yang ditatap sedikit ketakutan, karena berpikir orang di depannya akan memarahinya.

"Jalankan rencana 'B', jangan sampai kecolongan lagi", ujar gadis itu serius.

"I-iiya, mbak", jawab lelaki itu dengan terbata.

"Kalau gitu, saya kembali ke sekolah"

"Ya.. eh sebentar!"

"Ke-kennapa, mbak??"

Gadis itu merogoh sesuatu di saku rok-nya. Dia mengeluarkan benda kecil, sebuah kalung.

"Nih ambil", gadis itu menyodorkan kalung itu pada lelaki di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nih ambil", gadis itu menyodorkan kalung itu pada lelaki di depannya.

Laki-laki itu mengerutkan kening kebingungan. Namun tetap menerima benda itu.

"Ini buat apa, mbak??", tanya lelaki itu heran.

Gadis itu tersenyum miring, lalu membalikkan tubuhnya. Hendak pergi, tapi sebelum itu dia berkata,

"Jika mereka membawa pasukan dengan skala besar, perlihatkan kalung itu. Orangku akan menerima sinyal darurat dari kalung itu dan mereka akan menolong kalian"

"Em.. kala-", ujar lelaki itu terpotong saat gadis di depannya menjelaskan kegelisahannya.

"Tak perlu takut, kalung itu ku rancang sendiri. Di dalam kalung itu ada penyadap suara, dan tidak perlu takut kalung itu rusak. Karena orangku sudah berada di posisi untuk menyerang, jarak kalian dan orangku tidak terlalu jauh. Jadi tenang dan jangan berbuat gegabah, Mengerti?!?"

Been Exchanged || ✓✓ (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang