3

1.7K 115 1
                                    

"Please berhenti buat aku makin hancur. Apa kal-", ujarnya terpotong kala suara berat itu memasuki telinganya.

°°°

"NARA APA YANG KAMU LAKUKAN HAH?!?", bentak sang papa.

Kala melihat istrinya menangis di depan pintu perpustakaan menghadap sang anak.

Papanya tadi pulang mau ambil berkas kantor yang ketinggalan, tapi dia sempat mendengar suara sang anak yang memarahi mamanya. Jadi dia melangkah ke sumber suara untuk memastikan.

"Nara cuma nasehatin mama pa. Kenapa papa malah bentak Nara?", ujar Nara lirih.

NARASYA FRESANDAH WILLIAM. Itu adalah namanya. Namun papanya tidak percaya padanya.

"Kamu kira papa percaya sama ucapan kamu. Papa denger sendiri kamu marahi mamamu sampai dia nangis. Mau mengelak seperti apa lagi kamu hah", ujar sang papa dengan ketus.

"Pa serius Nara gak pernah marahin mama, Nara cuma nasehati mama doang. Please pa percaya sama Nara. Nara gak bohong pa", ucap dia suara parau. Matanya sudah berkaca-kaca menahan tangis.

Dia berharap papanya akan percaya. Namun nyatanya...

"SAMPAI KAPANPUN SAYA TIDAK AKAN PERCAYA SAMA PEMBUNUH SEPERTI KAMU. CAMKAN ITU", teriak sang papa murka.

'Deg' 

Hatinya seperti dihantam beribu-ribu jarum. Ketika mendengar perkataan seseorang yang dulu pernah dibangga-banggakan. Air matanya meluncur begitu saja. Kakinya melemas, dia terjatuh terduduk kala mendengar kalimat terakhir yang diucapkan papanya.

"SAYA MENYESAL PUNYA ANAK SEPERTI KAMU". Setelah mengatakan itu orang tuanya pergi begitu saja meninggalkan dia menangis terisak-isak.

"ARGHH... Kenapa hiks kenapa aku hiks hidup. Hiks kenapa dulu aku tidak hiks mati juga hiks", ucapnya lirih. Dia beranjak berdiri lalu pergi ke kamarnya.

Dia mengambil tas ranselnya diatas lemari. Dia mengambil baju seperlunya. Lalu memasukkannya kedalam tas.

'udah ga ada yang bisa aku pertahanan disini. Lebih baik aku pergi dan tak kembali lagi'_batinnya.

Setelah selesai mengemas barang yang diperlu. Dia mengambil Hoodie hitam, dan topi hitam. Lalu dia memakainya.

(Yg dipakai seperti digambar)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Yg dipakai seperti digambar)

Setelah siap. Dia turun dengan memakai tasnya di punggung. Dia menuruni tangga dengan terburu-buru. Saat berjalan melewati ruang tamu dia terhenti.

"Mau kemana kamu nar?!", Ujar papa Nara, sambil menatap tajam Nara. Nara membalikkan badan lalu menjawab, "aku mau pergi mungkin tidak sebentar".

"Apa maksud kamu?!? Kamu mau pergi dari rumah ini. Itu maksud kamu. KAMU SUDAH GILA YAH", ujar papanya marah.

"Bukannya itu yang di mau kalian dari dulu", jawabnya dengan santai. Matanya menyorot dingin lawan bicaranya. Papanya terdiam. Karena tidak ada balasan dari sang papa. Dia membalikkan badannya berniat pergi tapi....

Dia kembali menghadap sang papa dan berkata, "Aku tidak bodoh untuk membawa barang-barang pemberian kalian. Karena aku sadar itu semua bukan milikku seutuhnya."

Sambil menaruh kunci mobil, ATM 4 macam, dan amplop coklat tebal (berisi uang jajan dari papanya). "Thanks for the ride", pamitnya dengan tersenyum miring.

Lalu dia berbalik meninggalkan sang papa yang mematung mendengarkan ucapan terakhir dari anak gadisnya.

Dia memasuki garasi mengambil motornya. Motor itu dibeli dengan uang tabungannya sendiri. Dia menjalankan motornya keluar garasi, namun terhenti saat di depan gerbang. Mobil adiknya menghadang dirinya.

Sang adik keluar dari mobil. Lalu berjalan menemui dia yang masih berada diatas motor. Dia diam menatap adiknya datar.

"Kak Nara mau kemana??", tanya sang adik sambil mengernyitkan dahi. Saat melihat kakaknya membawa tas ransel. Dia tidak menjawab.

Dia menatap dalam sang adik. Adiknya selama ini tidak tau apa-apa tentang dirinya yang diperlakukan tidak adil oleh orang tua mereka, setelah tragedi itu.

"Kak, Lo kok diem aja sih ditanya juga", tanya sang adik lagi. Saat dia akan menjawab....

"DIA SUDAH BUKAN DARI KELUARGA KITA NAK!!", teriak sang papa dari teras menjawab kebingungan anak bungsunya. Sang adik bingung apa maksud dari ucapan papanya.

Saat akan bertanya pada dia, kakaknya. Dia sudah melajukan motornya meninggalkan rumah dengan sejuta kenangan indah dan buruk di masa lalu.


°°°

_Happy reading_

Been Exchanged || ✓✓ (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang