2

2K 111 2
                                    

Mentari pagi mulai muncul untuk menghangatkan sang bumi, tapi tidak untuk sang gadis berhati es itu.

Seorang gadis berambut sebahu tengah berkaca di cermin. Mengamati raut ekspresi wajahnya sendiri. Dia menghembuskan nafas pelan. Lalu dia keluar kamar menuju lantai bawah untuk sarapan.

"Kak, lo kok belum pakek seragam?", tanya sang adik bingung.

Karena hari ini bukan hari libur. Dia hanya diam tak menanggapi. Orang tuanya melihat kelakuan anak gadisnya dengan geram.

Dia tau jika diperhatikan oleh mereka. Tapi dia tidak peduli dan sibuk memakan sarapannya. 'Citt' suara kursi ruang makan berdecit tanda seseorang telah selesai sarapan. Dia berdiri lalu berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

Pukul 10 pagi ini sangat membosankan baginya. Padahal hari ini hari Senin, tapi dia engan untuk bersekolah. Dia berdiri di balkon kamarnya sambil melamun memikirkan dirinya. Dirinya yang dulu musnah karena tragedi yang tak pernah terlupakan. Tragedi yang merubah segalanya, didalam hidupnya.

Karena terlalu bosan dia terpaksa keluar kamar dan menuju perpustakaan dirumahnya. Sudah lama sekali dia tidak kesini. Mungkin ada sekitar 7 tahunan, dan kali ini dia baru menginjakkan kakinya ke perpustakaan itu lagi.

 Mungkin ada sekitar 7 tahunan, dan kali ini dia baru menginjakkan kakinya ke perpustakaan itu lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Bibliotheksraum'
(Ruang perpustakaan dalam bahasa Jerman).

Nama itu adalah nama yang diberikan seseorang terdahulu sebelum tragedi itu terjadi. Itulah alasan mengapa dia sudah tidak pernah memasuki ruangan ini. Semakin sering dia ke ruangan itu, maka semakin hancur pula hatinya yang sudah rapuh.

Lama dia berkeliling di dalam sana agar rasa bosannya hilang. Tapi yang terjadi malah dia semakin ingat serpihan kenangan buruk itu. Dia menghentikan langkahnya saat terinterupsi ucapan seseorang.

"Semua tidak akan terjadi jika kamu bisa menghentikannya!!", Ucap seseorang di depan pintu perpustakaan yang terbuka.

"Sekarang kamu puaskan??"karena kamu bisa memiliki apa yang bukan milikmu", tambahnya dengan nada meremehkan.

Dia diam tak ada niat untuk membalas ucapan seseorang tadi.

"KENAPA DIAM HAH!! OH HAHAH KAMU BISU YA SEKARANG TERKENA KARMA AKIBAT KELAKUAN KAMU DULU IYA KAN!?!!", teriak seseorang itu dengan marah karena dirinya diacuhkan.

"OH ATAU KAMU SEKARANG UDAH JADI JAL-"ujarnya terpotong.

"Stop ma!", ucap dia dingin. Iya seseorang itu adalah mamanya.

"Kenapa mama selalu menyudutkan aku?? Aku salah apa sih sama mama hah. Kenapa mama selalu ketus dan kasar sama aku. Mama tau gak?? setiap mama sama papa marahin aku, kenapa aku selalu diem... bukan berarti aku bisu, tapi Itu karena hatiku perlahan hancur karena ucapan kalian. Kalian slalu nyalahin aku soal tragedi itu padahal aku juga terluka saat itu ma. Aku juga kehilangan ma. Please berhenti buat aku makin hancur. Apa kal-", ujarnya terpotong kala suara berat itu memasuki telinganya.

°°°

_Happy reading_

Been Exchanged || ✓✓ (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang