10

1.3K 95 0
                                    

'Rubahku semakin tumbuh, semakin angkuh'
-A-

°°°

Geng ALISTER sudah sampai di Markas Utama. Mereka tepatnya 5 inti ALISTER sedang berkumpul di suatu ruangan. Ruangan itu sangatlah aman untuk membahas tentang misi yang akan mereka jalankan.

"Ey jadi gimane nih", tanya Raka sambil menatap mereka berempat.

"Ehm", dehem Bara pelan guna menetralkan kecemasannya. "Kita langsung bahas misi apa....  mau bahas yang belum kalian tau soal Queen", lanjutnya.

Karena memang sudah penasaran jadi mereka mengangguk bersamaan. Terkecuali Bara dan Satria yang mengetahui soal itu sejak lama.

"Jadi gini......

'Flashback On'

Ada 2 remaja laki-laki yang tengah berjalan sambil mendorong motornya karena mogok. Mereka kini tengah mencari tempat bengkel.

Waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam. Mereka mendorong cukup lama. Karena rumah warga masih agak jauh dari jalan yang mereka lalui.

Mereka tadinya ingin berkumpul ke Markas ALISTER. Ya mereka berdua yang tak lain adalah Bara dan Satria. Mereka berangkat bersama dikarenakan Satria yang tidak mau menyetir motornya, males katanya.

"Bar gimane nih, mau tengah malem tapi belom nyampe² elah", gerutu Satria kesal.

"Huft..", Bara menghela nafas kasar. Sudah 10 kali Satria berbicara seperti itu. "Lo sendiri sih yang tadi ngajak lewat jalan tikus, jadinya kek gini", balasnya melirik tajam Satria.

"Ehehe, ya kan biar cepet", ujar Satria sambil cengengesan.

Mereka melewati jalan tikus, yang ternyata jalan itu melalui pinggiran hutan yang agak jauh dari perumahan warga. Karena meski sudah malam jalanan Bandung tetap ramai. Karena Satria orang yang tidak sabaran, oleh karena itu menyuruh Bara agar melewati jalan tikus.

Mereka terus mendorong motor Bara, sambil berbincang ringan. Suasana tampak semakin mencekam karena sudah memasuki tengah malam.

Tak jauh dari tempat mereka, terdengar suara gaduh dari arah hutan.

"Eh eh Bar, denger kagak??", tanya Satria sambil menfokuskan pendengarannya.

Bara mengangguk tanda dirinya juga mendengar. Mereka berhenti sebentar. Karena penasaran mereka mencoba berjalan memasuki hutan dengan mengendap-endap.

Suasana hutan sangat gelap jadi mereka kesulitan untuk melihat apa yang kini terjadi di depan mereka. Mereka bersembunyi di balik pohon besar.

"Kayaknya itu pertarungan deh Bar", bisik Satria pelan sambil menatap ke depan.

"Bukan", jawab Bara singkat. Bara kembali menajamkan matanya untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi di sana.

"Trus paan dong", bisik Satria kembali. Sambil melirik ke arah Bara.

Tak lama kemudian Bara membelalakkan matanya. Saat tau apa yang terjadi. Satria kebingungan saat melihat Bara seperti terkejut.

Been Exchanged || ✓✓ (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang