9 - Season 2

1.1K 113 5
                                    

Hai everyone.... Weh, sudah bulan Februari aja, cepet banget ya perasaan. Huwah, pertengahan bulan ini udah masuk kuliah, dan oh, semester 6, bekerjasamalah yang baik denganku.

Btw, happy reading, sorry for typo(s)..

***

Gun dan Off berjalan memasuki area kantin fakultas Hukum secara bersamaan, setelah Off menunggu kelas Gun selesai tadi, ia mengajak Gun untuk bertemu yang lain di kantin yang mereka bilang paling enak itu. Fakultasnya Off.

Gun tersenyum malu ketika padangan kawan-kawannya kini tertuju ke arahnya. Berbeda dengan Off yang tersenyum bangga, berjalan dengan lenggangnya sambil menampilkan senyum kebanggaannya.

"Kalian sudah balikan?" Tanya Chimon yang entah pergi ke mana saja. Sebuah anggukan mantap Off berikan sebagai jawaban. Sedangkan Gun melangkahkan kakinya untuk duduk di samping New. Off yang melihat itu kemudian sedikit mendorong New, beranjak untuk duduk di antara Gun dan New. New sempat kesal akan hal itu, tapi ia alihkan dengan Tay yang mencoba menenangkannya.

"Biarkan, di sedang terbang sekarang, dasar kacang lupa kulit." Ledek Tay yang duduk di sebelah New, membela kekasihnya itu.

"Ceritakan pada kami Gun, bagaimana hubungan kalian." Pinta Nanon yang duduk di depan Gun bersebelahan dengan Chimon.

"Biar Off saja yang menceritakannya." Ucap Gun, ia kemudian memandang Off yang duduk di sampingnya, menampilkan senyum manisnya untuk Gun.

"Aku putus dengan Prim, perjodohan kami dibatalkan, dan aku sudah memberitahukan orang tuaku tentang Gun." Off menjelaskan secara singkat, padat, dan jelas. Ia tak mau bertele-tele.

"Jadi, kau membawa Gun pergi ke rumahmu?" Pertanyaan Nanon diberi anggukan oleh Off.

"Wah, wah, wah.. berarti secara tidak langsung hubungan kalian sudah direstui. Kapan nikah?" Tanya Tay, yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Gun yang duduk jauh darinya, jika dekat, mungkin Tay akan kena pukul.

"Secepatnya." Jawab Off santai, yang kini membuat Gun mengalihkan tatapannya pada Off. Lebih tajam daripada ia menatap Tay tadi. Mungkin jika itu pisau atau pedang, kepala Off sudah terpenggal.

"Ayolah Gun, itu hanya bercanda." Mohon Off, ia menggenggam tangan Gun erat.

"Berarti kau tidak serius akan menikahiku?" Sebuah kalimat pertanyaan dari Gun mendapat respons gelagak tawa dari orang lain yang mendengarnya, namun tidak dengan Off yang sekarang kebingungan.

"Tidak.. bukan begitu maksudku Gun." Off kembali memohon, yang mendapat sebuah senyuman kecil dari Gun juga anggukan bahwa Gun tahu itu hanya sebuah lelucon.

Mereka kemudian berbincang mengenai hubungan masing-masing, tugas kuliah atau hal lainnya seperti masa lalu. Yang kemudian teralihkan pada seorang perempuan yang datang menghampiri mereka. Prim.

"Gun." Panggil Prim, memandang Gun yang masih terduduk di tempatnya, dengan ia yang berdiri.

"Kenapa kau ke sini? Mau mengganggu kami lagi?" Ucap Off ketus.

"Off!" Sebuah pukulan mendarat di pahanya, pukulan yang berasal dari tangan mungil Gun.

"Ada apa Prim?" Pandangan Gun kemudian teralih pada Prim yang kini menatapnya.

"Bisakah kita bicara sebentar?" Tanya Prim, yang kemudian mendapat anggukan dari Gun. Gun sempat di tahan oleh Off tapi ia menolak, ia tetap berdiri dan berjalan mengikuti Prim yang menuju ke taman fakultas yang tak jauh dari kantin tersebut.

"Kira-kira, apa yang akan mereka bicarakan?" Tanya Tay penasaran, dan sebuah gidikan pundak Tay dapatkan dari kelima temannya yang ada di sana. Eh, salah satunya adalah kekasihnya.

Precious 1 & 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang