Maaf, kalo ada typo. Happy reading..
"Kenapa kau melihatku seperti itu?" tanya Gun, tapi bukannya di jawab, Off malah mendekatkan tubuhnya ke arah Gun, bahkan wajah mereka berjarak sekitar 5cm saja.. Sangat dekat.. Gun menahan nafas, jantungnya berdetak dengan cepat. Gun membulatkan matanya, bersiap jika Off melakukan hal aneh. "Ada ice cream di sini." ucap Off, lalu menghapus sedikit ice cream yang ada di pinggir bibir Gun. Setelah itu Off kembali ke posisi awal.
"Kau ini" ucap Gun setelah menghela nafasnya, dengan lirih tapi masih terdengar oleh Off. "Kenapa? Apa yang kau pikirkan? Apa kau berpikir bahwa aku akan men.." belum selesai berbicara, Gun langsung memotongnya. "Tidak, tidak usah dipikirkan." Off hanya mengangguk, sebenarnya sekarang jantungnya berdetak dengan sangat cepat, dia juga menahan nafas ketika Gun melihatnya dengan wajah seperti itu tadi. Tanpa Gun sadari ternyata Off tersenyum kecil.
Gun mengangkat kepalanya, melihat ke langit, dia tidak bisa melihat bintang dengan jelas malam ini. "Aku terlalu kesepian" ucap Gun, lalu Off langsung memandangnya, dengan mengangkat alisnya. Gun lalu menghadap kedepan. "Aku tidak punya saudara, aku selalu sendirian sejak orang tuaku bercerai" ucap Gun dengan suara nada rendahnya, yang Off tau sekarang Gun merasa tidak baik.
"Orang tuamu sudah bercerai? Kapan?" tanya Off. Gun kemudian menundukkan kepalanya, tangannya memainkan boneka anjing yang ada di pangkuannya. "Saat aku kelas 1 SMP, tepat 13 tahun umurku" jawab Gun. Off merasa kasihan dengan Gun. Off merasa dia harusnya beruntung punya keluarga yang masih utuh, tapi malah lebih memilih tinggal di apartement, karena jarak rumah dengan sekolahnya yang terlalu jauh. "Kau akan baik-baik saja Gun, mungkin ini sudah menjadi takdirmu. Dan, ada aku disini." ucap Off sambil menepuk-nepuk pundak Gun.
Gun pun tersenyum. "Iya, ada Tao tao juga" jawab Gun sambil memainkan boneka yang ada di pangkuannya, lagi. "Siapa Taotao?" tanya Off dengan wajah penasarannya. Gun menunjukan boneka itu ke depan wajah Off. "Dasar kau ini.." Gun hanya tersenyum mendengar itu. Setelah ice cream yang Off makan telah habis, ya Off memang lambat soal makan. Mereka berdua memutuskan untuk kembali ke apartement. Mereka berdiri di pinggir jalan raya, menunggu taksi.
Setelah mendapatkan taksinya, mereka berdua masuk dan bilang kepada supir taksi tersebut untuk ke gedung apartemenet mereka. Hari ini Gun merasa lelah pergi sejauh itu, setelah kepindahannya dari Chiang Mai. Dia memeluk Taotao sambil tertidur, dengan bersandar pada kursi penumpang. Off yang melihat kepala Gun terguncang, lalu tangan kanannya membuat Gun untuk meletakkan kepalanya di bahu Off. Off tersenyum sedikit, Gun tidak bereaksi apapun, karna memang Off tau Gun kalau sudah tidur susah dibangunkan. Off pun merasakan hal yang sama, ia juga merasa ngantuk. Ia lalu meletakkan kepalanya di untuk bersandar pada kepala Gun kemudian tertidur.
Sudah lebih dari setengah jam perjalanan itu, Gun pun perlahan membuka matanya, merasakan berat di atas kepalanya, lalu ia melirik kearah Off dan melihat kepala Off yang bersandar di kepalanya. Gun ingin membangunkan Off, tapi ia tidak bisa. Bagaimana mungkin Off sudah menyediakan bahu Off untuk menjadi bantal buat Gun tidur, masa ia akan membangunkan Off, ia tak tega. Toh juga itu masih cukup jauh dari apartementnya. Gun kemudian hanya seperti itu, merasakan kenyamanan. Ya hatinya sekarang terasa hangat dan nyaman. Ia ingin waktu berhenti.
Setibanya di depan apartementnya, Gun membangunkan Off. Off langsung terbangun, dan Gun membayar biaya taksi itu. Mereka kemudian keluar dan berjalan menuju lift. Setelah masuk lift dan keluar, Off berhenti di depan apartementnya yang tepat berada di depan pintu lift tersebut. "Berapa Gun? Aku akan mengganti ongkos taksi tadi siang dan barusan." Ucap Off sebelum Gun masuk ke dalam apartemennya. "Tidak usah, kau sudah mentraktirku makan, dan terima kasih, kau sudah membuatku tertawa hari ini." Ucap Gun sambil tersenyum, kemudian masuk ke dalam apartementnya.
Off yang mendengarnya langsung menampakkan wajah senangnya, ia senyum-senyum sendiri. Lalu masuk kedalam apartementnya itu. Melepas sepatu, dan langsung berbaring di sofa yang ada di ruang tamu. "Perasaan apa ini?" Off juga bingung dengan perasaannya, tapi ia sangat senang, sampai tidak sadar kalau ia sedang tersenyum, sendirian.
.
.Pagi itu, karena hari sabtu Gun bangun agak siang, sekitar jam 8. Gun menerjapkan matanya karena cahaya matahari yang sudah sangat terang masuk ke dalam kamarnya. Setelah kesadarannya terkumpul, ia turun dari kasur dan menuju balkon apartementnya. Melihat keindahan kota Bangkok pagi hari. "Huwaaaahh" Gun menguap, memandang luas kota itu. "Kalau nguap di tutup, nanti aku kesedot lagi" ucap seseorang di balkon sebelah Gun.
"Off, apa yang kau lakukan disitu" Tanya Gun begitu menyadari itu adalah Off. "Biasa, rutinitas pagi ku" jawab Off setelah menyruput kopinya di dalam sebuah cangkir kecil yang ia pegang sedari tadi. Gun hanya mengangguk lalu kembali masuk, belum sampai dalam Off memanggil, Gun pun keluar lagi. "Ada apa?" tanya Gun.
"Hari ini kau ada acara? Makan diluar yuk" tanya Off yang di jawab dengan gelengan dari Gun. "Kalau begitu kita ketemu di depan apartement kita jam 9, Ok?" ucap Off setelah menghabiskan kopinya. Gun mengangguk lalu masuk kedalam kamarnya lagi. Off masih di balkon apartementnya, lalu masuk kembali.
Mereka berdua bersiap-siap, mandi, memilih baju, menyisir rambut, memakai parfum. Ah, ini kan cuma makan diluar kenapa harus seperti mau ngedate saja? Mereka berdua melakukan hal yang sama. Jam 9 kurang Gun keluar dari apartementnya ia memilih sepatu lalu membuka pintu untuk keluar. Saat membuka pintu sudah ada Off yang berdiri di depan pintu itu. "Off, kenapa kau berdiri tepat di depan pintu?" Tanya Gun yang dibalas senyuman oleh Off.
Mereka lalu turun dengan lift, dan pergi ke Siam. Setelah sampai, mereka masuk ke salah satu restoran yang cukup terkenal di Siam. "Gun, kau mau pesan apa?" tanya Off begitu mereka duduk di salah satu kursi di restoran itu. Gun membuka-buka menu itu dan menunjuk salah satu makanan yang ingin dia pesan. Kemudian seorang pelayan yang sedari tadi berdiri disitu mencatat pesanan Gun, begitupun dengan pesanan Off.
.
.
.TBC
Spoiler : Gun bakal ngumpat karena Off.
Terimakasih sudah membaca <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious 1 & 2
FanfictionOFFGUN • COMPLETED Gun Attaphan sudah menjalani kehidupannya dengan berat karena kedua orang tuanya yang berpisah, hingga akhirnya ia harus pidah dan berpisah dari neneknya. Di saat itulah ia bertemu dengan seorang pria bernama Off Jumpol yang memb...