12

1.6K 155 6
                                    

Maaf, kalo ada typo. Happy reading..
Ini flashback waktu 3 hari sebelumnya. Awal mula Gun bisa ada di rumah Oab. *bilang aja di culik.

Flashback on.

Gun melihat mata Off yang merah. "Maaf" itu yang keluar dari mulut Gun, dia pun pergi meninggalkan Off di taman itu. Hujan semakin deras. Gun segera berlari menuju apartementnya. Ia basah kuyup. Ia masuk ke apartementnya, melepas sepatu, meletakkan tasnya yang cukup basah. Membuka semua bajunya dan meletakkannya pada keranjang cucian, ia mengambil handuk. Lalu masuk ke kamar mandi.

Di kamar mandi ia menyalakan shower, ia tak sadar ia menangis. Merasakan sakit yang cukup dalam. Sudah setengah jam Gun berada dibawah air yang keluar dari shower itu. Gun kemudian memakai baju yang ia ambil tadi di lemarinya. Menghadapkan wajahnya di cermin yang ada di kamar mandi itu.

"Kau menangis Gun, hanya karena Off. Pengecut" Gun berusaha mengucek matanya. Membuat mata itu tambah merah. Ia mengeluarkan air mata lagi, ia ingat saat Off menciumnya tadi. Ia merasakan kehangatan juga kesedihan. Ia senang Off juga punya perasaan yang sama terhadapnya. Tapi ia tak bisa melupakan apa yang dilakukan Off. Membuat dirinya menjadi bahan taruhan. Itu sangat melukai harga dirinya.

Gun memandang wajahnya, ia kemudian membasuh wajahnya. Dan keluar dari kamar mandi. Duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Hujan semakin deras. Meskipun ia marah dengan Off ia sempat memikirkan Off. Ia berfikir apa Off masih ada di taman itu atau sudah pulang ke apartementnya. (Off masih berdiri di taman itu).

Sudah satu jam lamanya, hujan tak kunjung reda. Gun berpikir ingin melihat Off ke apartementnya apakah Off sudah pulang atau belum. Ia khawatir dengan Off. Begitu ia ingin berdiri ia mendengar suara ketukan pintu di apartementnya. Ia berjalan menuju pintu, ia berfikir itu pasti Off. Ia membuka pintu dan ternyata..

"Oab? Apa yang kau lakukan disini?" Oab yang datang, membawa jus mangga dan sebungkus makanan di kedua tangannya.

"Aku merindukanmu Gun, boleh kah aku masuk?" Gun yang mendengar itu langsung mengerutkan wajahnya, ia takut.

"Tidak, pergilah aku ingin istirahat." Gun berusaha menutup pintu itu, tapi tertahan oleh kaki Oab, bagaimanapun Gun tetap pria mungil yang tak sebanding dengan tubuh Oab.

"Aku tidak akan melakukan hal yang aneh padamu, aku hanya ingin mengunjungimu, dan berterima kasih padamu" Gun yang mendengar jawaban Oab makin mengkerutkan wajahnya.

"Berterima kasih untuk apa?" tanya Gun.

"makanya ijinkan aku masuk, lalu aku akan bercerita denganmu." pinta Oab. Gun mengijinkan Oab masuk, mau bagaimana lagi, Oab memaksa, Gun juga penasaran tentang apa yang akan diceritakan Oab. Gun mempersilahkan Oab duduk di sofa yang ada di ruang tamunya.

"terima kasih Gun" Oab kemudian duduk, ia menepuk-nepuk sofa itu, mengisyaratkan untuk Gun duduk dan Gun menurutinya.

"Terima kasih, karnamu aku sadar bahwa aku juga mencintai Maprang, sekarang aku berpacaran dengannya, sejak kau pindah ke Bangkok" ucap Oab, Gun sempat tidak percaya, karna saat ia bertelfonan dengan New, New bilang bahwa hubungan Oab dan Maprang makin jauh.

"Benarkah, tapi New bilang hubungan kalian makin menjauh." ucap Gun, ia masih kebingungan.

"Aku menyembunyikannya Gun, aku menyembunyikannya terhadap New. New tidak selalu 24 jam dengan Maprang". gun mengangguk mengerti.

"Ah, ini aku membawakan jus dan makanan ini untukmu. Aku berniat untuk pulang malam ini, jadi makanlah." Pinta Oab sambil memberikan jus yang sudah ada di meja, ke tangan Gun.

Precious 1 & 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang