7

1.9K 162 0
                                    

Maaf, kalo ada typo. Happy reading..

17.47

"Ahh.. Kenyang juga.." Ucap Off setelah menghabiskan makanannya, yang terbilang lama. Gun mengekspresikan wajah yang cemberut karena makannya Off yang terlalu lama. "Hah, akhirnya selesai kau makan.. Lama banget sih Off" Ucap Gun setelah melihat makanan yang di piring itu masuk kedalam perut Off tanpa tersisa. "Toh juga itu adanya memang malem Gun, kita ke sana pun belum dibuka pasti" ucap Off. Gun hanya mendengus kesal. Ia tidak tau tempat apa yang akan Off tunjukan padanya.

Sudah hampir jam 6 malam, mereka bersiap untuk pergi. Tempat itu lumayan jauh dari area gedung apartement mereka, merekapun tak sempat pulang dan masih memakai seragam. Bahkan mereka tadi berangkat harus naik taksi. "Ayo Off, ini sudah hampir jam 6" ajak Gun setelah berdiri dan Off yang membayar makanan itu. "Siap" Off kemudian berdiri dan mengikuti Gun keluar dari restoran itu.

"Nah, dari sini kita jalan aja, sekitar 20 meteran lah.." ucap Off lalu mendahului Gun yang ada didepannya. Gun langsung berjalan cepat menyamakan langkahnya dengan Off. Ya, kaki Gun memang pendek maka dari itu ia harus bisa cepat agar tak tertinggal oleh Off. "Nih kita mau kemana sih sebenernya Off?" Tanya Gun yang masih penasaran dengan tempat yang ingin Off tunjukan padanya. "Bentar lagi juga sampai, kau akan segera tau." jawab Off.

Selama perjalanan itu mereka berbicang, membicarakan banyak hal. Sampai akhirnya mereka sampai di tempat tujuan mereka. "huwaaahhh" puji Gun setelah melihat tempat itu, salah satu Night Market yang cukup terkenal di Bangkok. "Banyak sekali barang-barangnya Off." ucap Gun sambil melihat sekitar. "Ha? Kau belum pernah ke night market." tanya Off. Gunpun menggeleng kepalanya, tangannya sedang memilih milih benda, yang mungkin ia akan beli.

"Bagus kan?" tanya Off lagi. "Iya, bagus." ucap Gun setelah dia melihat-lihat barang namun belum ada yang ingin dia beli. Hingga akhirnya ia melihat sebuah boneka anjing yang menurutnya sangat lucu. Gun segera berlari menuju ke toko yang menjual boneka itu. "Ini berapa harganya, Lung?" ucap Gun sambil mengambil boneka itu. Kemudia Off datang dan berdiri di belakang Gun.

"Tidak dijual, kau harus bisa meletuskan 5 balon itu dalam 5 kali kesempatan dengan membayar 10bath" Gun kemudian mengangguk, lalu menunggu karena ada seorang pria dan wanita yang mungkin mereka adalah sepasang kekasih, pria itu sedang bersiap untuk menembak balo-balon tersebut. Hingga akhirnya salah satu balon itu meletus. Doorrrr, suara salah satu balon yang cukup besar meletus. "Arghhh" teriak Off karena dia kaget.

Gun menolehkan wajahnya melihat wajah Off yang ketakutan. Ia kemudian sedikit tertawa menunjukan gigi putihnya. Doorrr "Arrghh" lagi, Off teriak lagi, menjadi lebih keras, sekarang Gun sudah berbalik melihat wajah lucu Off yang kaget. Baru dua balon jika pria itu berhasil memecahkan semuanya berarti ada 3 balon lagi. Dorrr... "Arghhh.. Huhh" Off kembali kaget, ia memegangi dada bidangnya, takut jantungnya akan copot. Gun semakin tertawa melihat wajah lucu Off.

Dan inilah pertama kalinya Off bisa melihat Gun tertawa seperti ini. Tertawa yang tidak dipaksa seperti senyumnya. Tertawa yang terlihat sangat mengesankan, tertawa yang memperlihatkan lesung pipit dan gigi putih Gun, tertawa yang membuat mata Gun seperti terpejam. Dorrr.. "Arghh" Off teriak lagi, ia pun ikut tertawa dengan Gun. Off berhasil membuat Gun tertawa.. Hingga balon terakhir yang meletus, Off masih saja kaget dan berteriak, teriakannya semakin keras, wajahnya semakin lucu. Gun semakin tertawa akan hal itu.

"huuhh.. Hhaahh" desah Off sambil memegangi dada bidangnya. "Kau tertawa Gun?" tanya Off padahal sudah jelas jelas ia melihat Gun tertawa terbahak-bahak. "Habisnya, wajahmu lucu sekali. Aku tidak bisa menahan tertawa ku" jawab Gun, yang sekarang sedang mengontrol nafasnya yang hampir hilang karena tertawanya. "Dia sudah selesai Nong, kau mau coba atau tidak" tanya pemilik toko tersebut, lalu Gun membalikkan badannya, mengeluarkan uang 10 bath, dan mengambil pistol dan bersiap menembakkannya ke balon itu.

"Tutup telingamu Off, nanti kau kaget, dan membuatku tertawa malah aku tidak bisa menembaknya dengan sempurna." ucap Gun lalu bersiap untuk menembak, Off langsung menutup telinganya dan berjalan sedikit mundur. Dorr... Satu balon meletus, Gun sangat puas.. Doorr.. Dua balon. Dorrr.. Tiga balon.. Dorr.. Empat balon. Ini kesempatan terakhir Gun untuk mendapat kan boneka itu. Ia menambahkan kefokusannya. Dorrr... Balok kelima pun meletus, Gun merasa senang sekali. Lalu pemilik toko itu memberikan boneka itu pada Gun.

"Terima kasih Lung.." jawab Gun setelah menerima boneka itu dan memeluknya. "Ayo Off" ajak Gun dengan menepuk tangan Off yang masih menutup telinganya dan memejamkan matanya. Off kemudian membuka matanya dan mengikuti Gun. Gun masih memeluk boneka itu, lalu menuju ke toko ice cream. "Aku ingin beli ice cream, kau mau tidak Off?" tanya Gun setelah sampai di toko itu. "Mau, aku saja yang beli, kau mau ice cream apa?" tanya Off. "Ehmm, ice cream rasa strawberry" jawab Gun setelah berpikir sebentar, Off mengangguk mantap lalu masuk kedalam toko itu. Sedangkan Gun masih asik bermain dengan boneka barunya.

19.32

Mereka berdua sekarang duduk di sebuah kursi taman yang berada di sebelah night market itu. Gun memangku boneka barunya sambil memakan ice cream yang Off belikan. "Tadi.. Kau yang menembak balon itu Gun?" tanya Off membuka topik pembicaraan karena sedari tadi mereka diam, untuk menikmati ice creamnya. "Iya, memangnya kau tidak lihat?" jawab Gun tanpa menatap Off yang duduk disebelahnya.

"Tadi kan aku menutup telingaku dan mataku, mana bisa aku melihatnya." Gun hanya mengangguk mendengarkan jawaban Off. "Kenapa kau takut dengan balon?" Tanya Gun, yang disambut dengan senyum manis Off. "Dulu sewaktu aku kecil, aku pernah membeli ice cream yang keliling itu, nah penjualnya itu juga membagikan balon. Saat aku menerima ice cream dan balonku, balonnya meledak. Sejak saat itulah aku takut sekali dengan balon." jawab Off sambil tersenyum, karena merasa malu, mungkin.

Gun mengangguk-anggukkan kepalanya. Off melihat tajam ke wajah Gun, membuat Gun tertegun. "Kenapa kau melihatku seperti itu?" tanya Gun, tapi bukannya di jawab, Off malah mendekatkan tubuhnya ke arah Gun, bahkan wajah mereka berjarak sekitar 5cm saja.. Sangat dekat.. Gun menahan nafas, jantungnya berdetak dengan cepat.

.
.
.

TBC..

Author ngantuk, karena setiap ngetik pasti malem hari.. Maaf kalau ada typo..

Terimakasih sudah membaca <3

Precious 1 & 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang