4 - Season 2

1.2K 117 5
                                    

I'm back guys.. Maaf ya updatenya lama.
Happy reading ya, maaf juga kalo ada typo.

###

Hari-hari Gun berjalan seperti biasa, ia melakukan aktivitas bersama teman-temannya yang ada di kampus itu.

Hampir tiap hari ia juga bertemu dengan Off, apalagi mereka berada di gedung apartemen yang sama. Membuat Gun semakin sering bertemu Off.

"Gun, ada hal yang ingin aku bicarakan padamu, ini penting." Off menarik tangan Gun yang sudah membuka pintu apartemennya.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Gun.

Off dan Gun baru saja pulang dari apartemen Tay dan New yang sudah mengadakan pesta kecil malam minggu itu.

"Tidak di sini." Jawab Off. Gun yang mendengar itu menghelakan nafasnya dalam.

"Masuklah." Suruh Gun dan Off mengikutinya lalu menutup pintu apartemen Gun.

Gun berdiri di ruang tamu, membalikkan badan dan berhadapan dengan Off.

"Apa yang ingin ka.. Hmptt...."

Off menutup mulut Gun dengan bibirnya, menarik pinggang Gun untuk mendekat ketubuhnya.

Gun berusaha melepaskan ciuman itu, dengan sekuat tenaga, yang akhirnya lepas.

"APA YANG KAU LAKUKAN?!"

Dengan berteriak, Gun mengusap bibirnya kasar.

"Maaf, tapi aku benar-benar merindukanmu." Jawab Off, sambil menutup matanya untuk beberapa detik.

Perlakuannya terhadap Gun kali ini membuatnya sadar bahwa Gun benar-benar marah padanya, apalagi setelah melihat Gun menghapus kasar bibirnya setelah Off cium.

"Kau merindukanku? Jawaban macam apa itu? Huh?" Nafas Gun sudah tidaklah normah, ia terengah seperti habis berlari jarak jauh.

"Aku minta maaf."

"Bukan itu yang aku mau" Ucap Gun, membuat Off yang tadinya menundukkan kepala lalu mengangkatnya untuk menatap Gun.

"Kembalilah padaku, Gun. Aku mohon. Aku tahu kau masih mencintaiku juga." pinta Off.

"Putuskan Prim, lalu aku akan kembali padamu." Jawab Gun, kemudian membalikkan badannya membelakangi Off.

"Apa kau ingin balas dendam pada Prim?" Tanya Off, membuat darah Gun semakin mendidih.

Ia kemudian membalikkan badannya lagi, dan memandang Off dengan mata merahnya, Gun menangis.

"Kau membelanya? Apa aku tidak boleh egois? Disini yang salah siapa Off? Aku atau kau?"

Benar, Gun menangis, berusaha mengusap air matanya. Nafasnya juga semakain tersengal.

"Bukan maksudku seperti itu Gun, tapi, tidak mudah memituskan Prim."

"Tidak mudah katamu? Lalu mudah buatmu untuk mencium orang lain di depan pacarmu?" Gun berhenti, ia mengambil oksigen.

"Dengar Off, di perayaan ulang tahunmu, kau bilang kau akan memperkenalkanku dengan kedua orang tuamu, tapi apa, kau malah menujukkan sebuah ciuman dengan orang lain, temanku sendiri."

"itu hanya ciuman perpisahan Gun, bukan maksudku untuk.."

"Perpisahan? Lalu kenapa sampai sekarang kau masih berhubungan dengannya?" Gun memotong apa yang akan Off ucapkan.

"Sekarang, keluar dari sini." Pinta Gun dengan nada yang tenang tanpa menatap Off.

"Gun, tunggu, aku belum selesai bicara."

Precious 1 & 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang