This is the last chapter, so enjoy..
Happy reading and sorry for typo(s)
***
"Huh" Gun menghela nafasnya. Ia kemudian melepas pelukan Off yang ditanggapi dengan wajah yang semakin cemberut.
Gun kemudian memutar tubuhnya dan membuka unit apartemennya lalu masuk. Ia kembali memutar tubuhnya menghadap Off.
"Kau tidak mau masuk?" Tanya Gun. Off yang mendengarnya langsung senang, sumringah kegirangan. Ia mengangguk berkali-kali lalu masuk mengikuti Gun.
Keduanya melepas sepatu yang mereka gunakan. Off kemudian berjalan ke arah ruang tamu dan duduk di sofa itu. Sedangkan Gun berbelok dan ke dapur.
Ia membuka kulkas dan mengambil air putih dalam botol lalu menegaknya.
"Gun?" Panggil Off yang sedang memperhatikan Gun.
"Hm?" Gun menoleh, ia kemudian berjalan ke arah Off setelah meletakkan kembali botol tersebut. Lalu mendudukkan dirinya di sebelah Off.
"Terima kasih." Ucap Off, sembari meraih tangan Gun untuk ia genggam. Mengelusnya perlahan dengan jempol kedua tangannya. Memandang tangan mungil Gun yang sedang ia genggam.
"Untuk apa?" Tanya Gun penasaran. Off mendongak, mengalihkan padangannnya pada Gun yang kini menatapnya.
"Segalanya." Jawab Off lalu tersenyum. Ia kemudian mendekatakan wajahnya pada Gun, tak berapa lama, bibir keduanya saling menempel. Yang tadinya diam, mulai bergerak perlahan. Akhirnya, Off dapat merasakan bibir tebal Gun lagi.
Off melumat bibir bawah Gun, sedangkan tangannya melingkar pada pinggang ramping yang benar-benar pas di tangannya. Semakin mendekatkan tubuh mereka agar tak ada jarak.
"Ehmmpp.." Gun melingkarkan kedua tangannya di leher Off, membuat ciuman tersebut semakin dalam.
Yang tadinya sebuah lumatan, kini menjadi ciuman basah, Off masuk ke dalam mulut Gun yang diterima dengan sukarela, mempertemukan lidah mereka yang kini semakin bergelut.
Lidah Off mengeksplor seluruh bagian dalam mulut Gun, suara decakan kecil terdengar diantara ciuman basah itu. Tangan Gun yang melingkar di leher Off mulai meremas rambut Off karena sensasi ciuman tersebut.
Beberapa saat setelah keduanya kehabisan nafas, ciuman tersebut terlepas. Mereka membuka mata mereka masing-masing, saling menatap dengan deru nafas yang keluar dari hidung dan mulut mereka. Mengenai wajah masing-masing mereka, membuat keduanya tersenyum.
"Sudahlah, ayo tidur." Ajak Gun, ia kemudian beranjak dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya. Membukanya lalu merebahkan tubuhnya di tempat tidur itu.
Off mengikuti, setelah berbaring di samping Gun ia mendekatkan tubuhnya pada Gun melingkarkan tangannya pada tubuh Gun, kemudian mengecup kening Gun.
Gun tertidur begitu saja, tapi tidak dengan Off yang sedang memandangi wajah Gun dengan seksama.
*
Gun membuka matanya ketika merasakan kecupan bertubi-tubi pada wajahnya. Ie melirik jam dinding di kamarnya, yang menunjukkan pukul 1 dini hari.
"Off... Apa yang kau lakukan?" Gun masih bisa merasakan kecupan dari Off, ia sedikit menyingkirkan wajah Off agar ia bisa mengucek matanya.
"Aku tak bisa tidur." Ucap Off tanpa merasa bersalah telah membangunkan tidur Gun.
"Memangnya kenapa?" Tanya Gun.
"Karena wajahmu."
"Wajahku? Maks... Ehmmmptt..." Off tak memberikannya waktu untuk menyelesaikan kalimat yang akan diutarakan Gun. Ia langsung saja menerjang bibir yang sedang berbicara itu, ia sudah tak tahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious 1 & 2
FanfictionOFFGUN • COMPLETED Gun Attaphan sudah menjalani kehidupannya dengan berat karena kedua orang tuanya yang berpisah, hingga akhirnya ia harus pidah dan berpisah dari neneknya. Di saat itulah ia bertemu dengan seorang pria bernama Off Jumpol yang memb...