Tiga Puluh Tujuh

1.4K 99 12
                                    

"Ihh kok muka kak Bintang merah!" kata Bulan.

Bintang memalingkan wajahnya. "Enggak kok," elaknya.

Bulan tertawa melihat tingkahnya. "Hahaha ihh kak Bintang aneh, sama yang ngegombalin malah pipinya yang merah," ejek Bulan, "Ihh kak Bintang kayak kepinting rebus," ejek Bulan habis-habisan dan membuat Bintang makin bertambah malu.

"Ayo ke kantin gue laper," ajak Bintang, padahal ia sedang mengalihkan topik.

Bulan memahami hal itu, ia mengikuti Bintang dari belakang sambil terkikik geli. Seharusnya pipinya yang merona ini malah sebaliknya. Bintang benar-benar malu, ia berjalan lebih cepat. "Kak Bintang jangan cepet-cepet jalannya, nanti warna merah di pipi kak Bintang ilang di bawa angin."

Bintang malah memperlaju langkahnya, Bulan tertawa terbahak-bahak. "Hahahaha, sakit banget perut gue! Gemes banget si!" Bulan berlari kecil mengejar Bintang yang sudah duduk di kantin, Bulan duduk di samping Bintang setelah memesan makanannya.

Bulan masih belum berhenti tertawa ia kadang tertawa saat mengingat wajah Bintang tadi. Sampai-sampai Bintang tidak memiliki selera makan, Bintang hanya mengaduk-aduk soto yang ada hadapannya. "Kak Bintang kok gak di makan?" tanya Bulan.

"Ma-" ucapan Bintang terpotong saat Raina datang mengebrak meja Bulan.

"Lan! Lo kok tinggalin gue sih!" ucap Raina kesal yang baru saja datang, "mana jawaban 2 soal kagak di kasih tau."

"Rain! Cuman dua soal lo gak liat apa gue keciduk pak Sudirman, untung aja ada kak Bintang yang nolongin gue kalo gak. Abis gue," balas Bulan lebih kesal.

"Ya..yaa sorry. Btw thanks ya kak udah nolongin Bulan tadi," Raina berdiri tanpa menunggu jawaban dari Bintang ia berjalan dan memesan mie ayam.

"Lan gabung ya," ucap seseorang yang datang tiba-tiba.

"Eh enggak-enggak, lo gak boleh gabung disini cari kursi lain sono," seharusnya Bulan yang menjawab tapi Bintang melayangkan protesnya duluan.

"Ngapa sih lo sirik aja! Lagian Bulan aja gak protes kok, ya kan Lan."

Bulan diam tidak menjawab. "Udah sono pergi sama temen-temen lo. Yang namanya Bram gak di terima disini, sono pergi lo," usir Bintang.

Bram masih bersikeras tetap duduk di tempatnya. "Duduk sama-sama gapapa kan?" tanya Bulan hati-hati.

Wajah Bintang tambah tertekuk saat mendengar ucapan Bulan, ia hanya diam sedari tadi sedangkan Bram asik berbincang santai dengan Bulan. Bintang berdiri memilih pergi dari pada mendengarkan perbincangan tak jelas, Bulan ingin berdiri namun di tahan oleh Bram.

"Gak boleh ninggalin makan yang belum habis Lan," nasehat Bram.

"Tapi kak-"

"Habisin dulu, lagian tu cowo moodyan banget. Badan gede doang," ejek Bram.

Bulan hanya diam dan segera menghabiskan makanannya. "Lan kenapa? Kok buru-buru banget," tanya Raina yang membawa semangkuk mie ayam.

"Mau nyamperin kak Bintang dulu, bye duluan ya semua," Bulan melambai dan berlari kecil meninggalkan kantin.

"Yah gue di tinggalin lagi," gerutu Raina.

"Rain gue duluan ya," pamit Bram.

"Hooh," jawab Raina seadanya, "pergi aja semua sono, bodo ah gue makan sendirian juga kagak papa."

"Gue temenin ya."

Raina mengangangkat kepalanya. "Kak Brandon, iy.. iya kak duduk aja," jawab Raina gagu.

I Love You Ketos (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang