Seminggu berlalu semenjak ucapan Bintang di taman pada malam itu. Keduanya bertambah dekat namun sampai detik ini Bintang belum mengetahui ingatan Bulan sudah pulih dan Bulan rasa ini bukan waktu yang tepat untuk memberiahu Bintang. Karna apa? Karna sebentar lagi Bintang dan kelas 12 lainnya akan menjalani ujian nasional, Bintang selalu meminta bantuan pada Bulan mengerjakan matematika.
Dengan senang hati Bulan membantunya meski harus melihat tutorial pengerjaan soal, karna gurunya masih belum mengajarkan materi-materi kelas 12 Bintang serius mendengarkan penjelas Bulan bukan seperti pertama kali ia belajar, yang ia perhatikan hanya wajah Bulan saja.
"Udah paham kan kak?" tanya Bulan.
"Udah, makasih yaa."
Krukk, Bulan melirik Bintang. Wajah Bintang memerah karna malu, Bulan tertawa terbahak-bahak. "Kak Bintang mau makan apa?" tanya Bulan sambil cengengesan.
"Gausah Lan, bentar lagi mau pulang."
"Udah tunggu bentar Bulan ambilin" ucap Bulan sambil cengar-cengir.
Bulan melihat ke meja makan ada beberapa potong ayam goreng dan ikan goreng serta ada sayur sop buatan bundanya. Bulan mengambil nasi yang cukup banyak, mengambil ayam, ikan, dan juga sayur tidak lupa segelas air untuk Bintang agar tidak tersedak.
"Nih, kalo gak abis gak boleh pulang."
"Yaudah gak usah di abisin aja biar di dekat lo mulu haha."
****
"Diberitahukan kepada seluruh siswa kelas 10 dan kelas 11 bahwa selama satu minggu kedepan kalian belajar dari rumah. Karna kakak kelas kalian sedang mengadakan ujian nasional, sekian dan terima kasih."
Ucapan guru melalui speaker yang ada di setiap kelas membuat murid kelas 10 dan kelas 11 bersorak senang. "AKHIRNYA GUE BISA BANGUN SIANG!"
"OMG!!! Gue bisa perawatan."
"Dih," ejek Raina.
"Udah Rain biarin dia kan gak ganggu lo juga," nasehat Bulan.
"Lo ngapain Lan semingguan? Lo udah cantik, lo udah pinter. Terus lo mo ngapain lagi? Lo gak bosan Lan."
"Gue udah pinter bukan berarti gausah belajar lagi. Ya, harus tetap belajar. Biar yang tadinya pinter malah jadi makin pinter."
"Iya deh iya."
"Rain kita jalan yok kemana gitu gue setres di rumah mulu."
"Ada apa?" tanya Raina.
"Gak ada apa-apa."
"Jangan boong sama gue Lan. Cerita!" desak Raina.
"Gak ada apa-apa Rain. Gatau kenapa gue tiba-tiba sedih, gue juga binggung sama diri gue sendiri Rain."
****
"Capek ya Rain harus pura-pura bohong di depan kak Bintang, gue pengen bilang semuanya ke dia tapi gue gak sanggup. Gue pengen ngejauh dari dia tadi kenapa tuhan seolah memperdekat jarak gue sama dia," dada Bulan menjadi terasa sesak.
"Keluarin semuanya Lan, disini cuma ada kita berdua aja lo gausah takut. Apa lagi yang lo pikirkan," balas Raina.
"Gue udah coba lupain dia tapi hasilnya selalu sama hati, otak gue selalu tertuju sama dia. ARGHHH!" teriak kesal, "gue sayang sama dia Rain. Gue cinta sama dia! Rasa benci sama dia di kalahkan sama rasa cinta gue ke dia."
Raina mengelus punggung Bulan. "Gue paham kok perasaan lo, udah jangan di pikirin gak baik buat kesehatan lo. Biarin ngalir seperti air, akan ada waktunya tuhan menunjukkan jalan supaya lo bisa mengungkapan yang sebenarnya sama Bintang. Dan ya jika lo dan kak Bintang berjodoh pasti dia akan kembali sama lo," Raina memeluk Bulan yang mulai mengeluarkan air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Ketos (END)
Teen Fiction"Saat kita jatuh cinta pada seseorang, kita pun harus siap merasakan patah hati. Jatuh cinta dan patah hati adalah sesuatu yang tidak pernah terpisahkan, bukan?" Berawal dari buku yang tertukar, hingga membuat Bulan Alleta Nugroho bertemu dengan Bi...