Dua Puluh Tiga

1.4K 108 3
                                    

Assalamualaikum gaiss udah update ni. Jangan lupa vote dan comment yaa sayanggg spam comment juga kalo mau. Thank you❤️😘

Selamat membaca zeyengggg!❤️🤗

****

Mulut Raina menganga dengan sempurna, terkejut mendengar perkataan Bulan. "Bulan seriously?!" tanya Raina memastikan.

"Gue serius Rain, gak mungkin gue jadikan ini bahan candaan. Gue udah siap, siapapun ia orangnya gue bakal tetep tunangan sama dia malam ini juga. Karena besok gue bakal ikut olimpiade setelah itu gue bakal pindah dari SMA Harapan," jelas Bulan.

Raina mengkerutkan alisnya. "Pindah?"ucap Raina binggung.

Bulan mengangguk." Iya gue bakal pindah sekolah setelah olimpiade, gue tinggal di sana sama nenek gue. Makasih ya Rain, gue gatau kalo gaada lo gue pasti jadi anak culun yang selalu di tindas," Bulan memeluk Raina erat.

Raina membalas pelukan Bulan tak kalah erat. "Lo gak boleh pergi! Siapa yang nemenin gue nanti kalo ke kantin," kata Raina sambil menggelengkan kepalanya.

Bulan terkekeh. "Kan udah ada kak Brandon yang mau menemenin lo terus," balas Bulan dengan nada mengejek.

"Gue gak suka sama dia Bulan!" balas Raina.

"Jangan boongin perasaan lo sendiri Rain, kalo emang suka ya suka ngapain harus ngomong gak suka. Entar pas lo mau move on susah loh," ucap Bulan memperingati Raina.

"Terlalu banyak yang suka sama dia Bulan," lirihnya.

"Lalu kenapa, gue juga gitu. Banyakan mana sama kak Bintang? Tapi gue masih tetap aja kan ngejar dia," Bulan terkekeh pelan.

"Walaupun gue tau pada akhirnya gue gak akan pernah bisa nyatu, layaknya bulan dan bintang," ucap Bulan lagi tersirat kesedihan dari matanya dan itu di lihat jelas oleh Raina.

"Ternyata susah ya Rain."

Raina ke binggungan. "Susah? Susah kenapa?" tanya Raina.

"Iya susah jadi cewe setiap kali suka sama cowok pasti aja sakit hati, gue binggung sama perjalanan cinta cewe di luar sono. Kok pada bisa semulus itu ya," ucap Bulan bertanya-tanya.

"Itu artinya lo kurabg beruntung. Pasti lo nyeselkan ketemu sama kak Bintang?" tanya Raina.

Bulan tersenyum sambil terkekeh. "Gue gak pernah nyesal ketemu siapapun, gue juga gak pernah nyesel ketemu kak Bintang. Setiap pertemuan itu pasti punya makna tersendiri, karna yang yang buruk menyadarkan kita untuk menjadi kuat dan yang baik menyadarkan kita untuk menghargai," ucap Bulan penuh ketulusan.

Air mata Raina menetes. Bulan terkejut saat suara tangis Raina terdengar. "Rain! Lo kenapa?" tanya Bulan khawatir.

"Lo kok jadi puitis sih," balas Raina sambil memukul pelan lengan Bulan.

Bulan tertawa terbahak-bahak. "Kapan lagi kan gue jadi kayak gini dalam waktu sesingkat ini," kata Bulan songong.

"Lan kamu serius?" tanya Raina lagi.

Bulan mengangguk memancarkan senyum manisnya, ia berdiri menuju jendela kamar Raina mengulurkan tanganya merasakan setiap hembusan angin yang menyejukkan.

"Gue serius. Setelah gue pikir-pikir selama ini gue egois, memaksa seseorang untuk menerima cinta gue. Bukannya cinta itu saling membahagiakan ya. Kalau dia gak bahagia sama gue ya, gue bakal belajar melepaskan dia walaupun itu cukup sulit dan gak adil buat gue."

"Gak adil?" ucap Raina binggung.

"Iya gak adil buat hati gue. Apa lo tau rasanya ketika gue harus berpura-pura mengikhlaskan seseorang yang pada kenyataannya hati masih bersikukuh untuk terus memperjuangkannya," balas Bulan.

I Love You Ketos (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang