Dua Puluh Tujuh

1.5K 109 11
                                    

Assalamualaikum, Haiii gaiss!! Udah update lagi nih i love you ketos udah update ni seneng gak? Haha semoga seneng yaa. Jangan lupa vote dan comment di part sebelumnya yaa.

Udah siap vote dan spam comment?

Selamat membaca zeyengggg❤️😘

****

"Ayah, bunda, Rain. Bulan, pergi dulu yaa doain Bulan yaa semoga dan bisa kembali lagi ke sini."

"Pasti!" ucap mereka bersamaan dengan kompak.

Farhan memberi Bulan sebuah foto. Foto itu adalah, foto kedua orang tua Bulan. Deny dan Suci, Bulan tersenyum  memeluk Farhan setelah itu ia memeluk Clara dan yang terakhir ia memeluk Raina. Bulan melambaikan tangan, berjalan masuk ke dalam lorong menuju pesawat. Saat Bulan dekat di depan pintu pesawat ia membalikan badanya dan tersenyum ke arah Clara, Farhan dan Raina.

Senyuman begitu tulus yang tak pernah mereka lihat seolah sebuah senyum itu adalah pertanda, tapi entah itu pertanda baik atau buruk. Bulan membalikkan badannya dan tak terlihat di balik pintu.

Pesawat yang Bulan naiki kini berangkat. Raina, Clara dan Farhan menatap kepergian anaknya. "Bulan!" teriak seseorang dari arah belakang.

Ketiganya sontak menengok ke arah sumber suara, mereka melihat Bintang sedang berlari dengan nafas yang terengah-engah. Namun sayang ia tak dapat bertemu dengan Bulan karna pesawat yang Bulan naiki telah pergi.

"Bintang," ucap Clara kaget.

"Tante, Bulannya mana?" tanya Bintang ngos-ngossan.

"Bulan baru aja berangkat, pesawat juga baru aja berangkat. Kok kamu bisa ada di sini?" tanya Clara.

"Bintang harus bicara dengan Bulan."

"Gaada gak perlu lo bicarakan sama Bulan. Semua sudah jelas jadi gaada yang perlu lo jelaskan dan lo bicarakan sama Bulan!" tekan Raina.

Clara dan Farhan merasa mereka tak perlu ikut campur urusan anak remaja, Clara dan Farhan memilih pamit pulang karna tidak ada lagi yang perlu mereka bahas dan dengarkan.

"Arghh!" kesal Bintang.

Raina menatap remeh Bintang. "Cih!" decihnya namun Bintang menghiraukannya.

"Lo pergi itu artinya lo lari dari kenyataan Bulan," lirih Bintang.

Raina yang tadi hendak pergi meninggalkan temoat itu langsung berhenti dan membalikan arah jalannya menghampiri Bintang. "Apa lo bilang?! Sadar gak sih lo yang buat Bulan pergi itu siapa?" tanya Raina dengan suara meninggi.

"Lo!" tunjuk Raina. "lo yang buat Bulan pergi dari sini. Lo pikir lo itu segalanya di mata Bulan? Lo itu gaada apa-apanya sekarang, semenjak lo pelukan sama cewe itu!" jelas Rain.

"Dia bukan cewek gue," bantah Bintang.

Raina tertawa sumbang. "Kak, kak mana ada cewek sama cowok gak punya hubungan apa-apa bisa sedekat dan pelukan, jangan mengada-ada deh kak. Ngomong aja yang sejujurnya, siapa dia? Sebegitu berartinya kah dia sampai-sampai kakak tak pernah melihat perjuangan Bulan."

"Gue-"

"Udah deh gue males dengerin apa yang mau lo omongin, lebih baik lo pulang karna Bulan gak bakal balik lagi ke sini."

Bintang terdiam di tempat, ia tau kenapa Bulan berubah dan menolak perjodohannya. Ya! Semua sudah jelas sekarang, namun semua juga terlambat. Kini Bulan sudah pergi dan tak akan kembali dalam waktu dekat, bagimana caranya agar bisa menjelaskan semua ini pada Bulan.

I Love You Ketos (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang