"Lan lo pilih gaun yang mana?"
"Binggung gue bagus semua soalnya."
Bulan melihat baju yang ada di sekitarnya ia kebinggungan pasalnya semua gaun yang ada di hadapannya semua sangat cantik dan indah, Bulan bimbang memilih gaun satu dengan gaun yang lainnya. "Mbak saya bagus pake gaun yang mana?" tanya Bulan pada salah satu pegawai butik tersebut.
"Kalo menurut saya gaun ini cocok buat adek, warnanya pas di kulit adek kalau di pake pasti tambah cantik dan elegan," sarannya.
Bulan berfikir sejenak lalu ia mencobnya di ruang ganti setelah itu Bulan keluar. "Yaudah mbak saya yang ini aja," ucap Bulan dan memberikan gaun itu.
"Mbak saya ambil yang ini yaa," ucap Raina lalu memberi gaun tersebut.
Bulan membeli gaun berkat bantuan pegawai tadi setelah ia lihat-lihat ternyata warna dan baju sangat-sangat cocok dan pas di badan Bulan, jadi ia memutuskan untuk membeli gaun ini. Tidak terlalu mewah tapi sangat elega menurutnya.
Sedangkan Raina memilih baju berwarna merah bertemakan mawar, simpel tapi sangat elegan. Bulan menyukai pilihan Raina kali ini.
Setelah mereka memilih gaun Bulan dan Raina mampir membeli es krim. Rain jenuh sejak tadi Bulan hanya fokus dengan ponsel miliknya saja, ia melihat ke luar matanya membelalak sempurna melihat apa yang baru saja dia lihat. "Lan liat deh itu siapa yang di sampimg kak Brandon?" tanya Raina.
"Siapa emang?" Bulan langsung menoleh keluar juga, "jangan-jangan dia pacarnya kak Brandon!" tebak Bulan.
"Masa sih Lan."
Bulan mengangkat bahunya. "Sampe kapan sih Rain lo pendem perasaan lo, menurut gue ni yaa kak Brandon tu suka juga sama lo."
"A..aah gak mungkin Lan, tipe cewe idaman dia bukan kayak gue. Udah deh Lan gausah ngaco buruan di abisin baru kita pulang."
"Ciailah pake ngambek segala, lagian yaa kalo lo ngasih tau kemungkinan kak Brandon bakal suka juga. Gaada yang tau soal perasaan Rain, coba aja dulu apa salahnya sapa tau rejeki," nasehat Bulan.
"Gue usahin deh hahaha."
"Gausah malu-malu deh Rain, kalo suka bilang aja kenapa mesti di pendam. Gak capek apa? Kalo gue sih capek."
"Itu kan lo, gue sih enggak."
"Dah yuk pulang," ajak Bulan menyudahi perdebatan mereka.
Sepanjang jalan Raina mencerna apa yang Bulan omongkan tadi semenjak lulus Raina dan Brandon tidak bertemu, hanya sekedar penonton cerita yang mereka buat satu sama lain di sosial media. Perasaan Raina masih sama seperti dulu masih menyukai dan mengagumi Brandon, namun ia tak berani mengungkapkannya karna ia tidak ingin hatinya kecewa.
Raina hanya bisa memandang penuh kegaguman pada Brandon dari jauh saat ia bermain basket di lapangan sekolah terkadang Raina memfotonya, ketakutan Raina lah yang menghalanginya untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam hatinya, terkadang Raina selalu memandangi room chat yang kosong berharap Brandon akan menchatnya dan menelponnya atau bahkan menelpon video hingga larut malam.
Namun sampai detik ini semua yang Raina harapkan tidak pernah terjadi, Raina menghela nafasnya kasar walaupun dia tak mengungkapkan perasaannya pada akhirnya dirinya pun akan kecewa. "Udah gausah di pikirin kalo emang lo belum siap buat ngungkapin perasaan lo ya jangan, hati lo yang nentuin. Hati-hati di jalan ya sayang, makasih udah nganterin pulang cantik."
Raina tersenyum dan melambaikan tangannya lalu pergi dari hadapan Bulan, Bulan menggelengkan kepalanya lalu membuka gerbang dan berjalan masuk ke dalam rumahnya. Bunyi pesan membuat Bulan menghentikan langkahnya, segera Bulan merogoh kantong celananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Ketos (END)
Teen Fiction"Saat kita jatuh cinta pada seseorang, kita pun harus siap merasakan patah hati. Jatuh cinta dan patah hati adalah sesuatu yang tidak pernah terpisahkan, bukan?" Berawal dari buku yang tertukar, hingga membuat Bulan Alleta Nugroho bertemu dengan Bi...