# Chapter 33

1.6K 169 21
                                    


The Last Wife

Typo adalah hal wajar

Enjoy



















Di ujung barat sana, matahari mulai kembali ke peraduan, dengan menebar sisa bias jingga yang mempercantik cakrawala. Lampu-lampu jalanan mulai menyala, aroma lezat berbagai macam makanan dari kedai-kedai kecil pinggiran yang mulai buka di beberapa tempat menguar di udara. Begitu menggugah selera. Di bawah pohon besar dengan dedaunan yang gugur tertiup angin sore itu, di depan sebuah cafe yang sudah sepi pengunjung itu, Jungkook memarkirkan Kia Picanto miliknya. 

Walau pelan, ketukan tak beraturan jemari pada permukaan setir mobil berbahan kulit itu menggema, menimbulkan suara celetuk mengisi sepi. Itulah yang Jungkook lakukan sejak lima belas menit yang lalu, menunggu Taehyung yang belum juga keluar dari tempat dimana kekasihnya itu mengais pundi-pundi rezeki.

Mencoba bersabar menunggu walau bokong sudah kelewat kebas. Pesan singkat yang mengatakan bahwa hari ini adalah akhir bulan dan pemuda cantiknya itu tengah menunggu giliran mengambil gajian sudah sepuluh menit yang lalu ia terima dan dibaca, namun Taehyung belum juga menampakkan batang hidungnya.

Tatapan kosong pria yang kini tengah bersandar di kursi kemudi itu tertuju pada lalu lalang berbagai jenis mobil juga kerumunan pemuda pemudi mengitari penjaja makanan pinggir jalan di depan sana, namun yang dia pikirkan bukanlah keramaian yang sudah menjadi hal biasa dikala senja itu sendiri, melainkan banyak hal yang membuat hatinya gunda nan resah seharian ini. Dari kaca mobil yang terbuka lebar, angin senja berhembus lembut menerpa kulit, membawa mata sehitam jelaga itu terpejam. 

Jungkook larut dalam sebuah pemikiran, menerawang jauh mengenai masa depannya, Taehyungnya, juga kelanjutan hubungannya. Apa yang akan terjadi kedepannya jika ia masih betah berada di titik ini. Titik dimana ia sendiri masih bingung harus memilih jalur yang mana untuk melangkah.

Karena hidup itu bagai sepiring tempe.......tak ada yang tahu. Maka dari itu, Jungkook ingin merubah semuanya mulai dari sekarang . Melawan rasa takut, melepaskan dendam masa lalu mencoba untuk bersikap seolah tak pernah terjadi apa-apa demi Taehyung. Membantah segala bisikan dibelakang otaknya. Jika Taehyung bisa berjuang untuk menerima sepenuh hati dirinya walau perlahan, maka Jungkook harus bisa berjuang untuk Taehyung.

Jungkook mulai sadar bahwa dalam sebuah hubungan percintaan, kalau perjuangan hanya dilakukan dari satu arah, mau sekuat apapun dan sejauh manapun, perasaan cinta yang sangat besar kedua orang itu tak akan pernah menyatu seutuhnya karena salah satu dari mereka hanya diam di tempat yang sama. 

Dan Jungkook lah yang selama ini membuat hubungan mereka menjadi tidak jelas. Untuk apa status Taehyung sebagai seorang kekasih jika di belakang Jungkook masih memiliki banyak simpanan, walau kedudukan mereka hanya sebagai pemuas.

Jungkook menghirup nafas dalam-dalam, kedua tangannya mencengkram erat setir mobil. Jungkook juga memikirkan dirinya sendiri yang begitu beruntung bisa mendapatkan orang sebaik Taehyung. Dia memang tidak sempurna, namun mampu menciptakan warna, menghiasi di setiap langkah hidup yang semula abu-abu.

Tapi Jungkook juga memikirkan dirinya yang bodoh. Dirinya yang selalu melukai Taehyung tanpa menyentuh, mengkhianati janji-janji di saat kekasihnya itu berapa dalam posisi tidak mengerti apapun.

Jungkook merasa tidak pantas bersanding dengan Taehyung, tapi ia juga tidak mau kehilangan orang yang paling berharga dalam hidupnya itu.

Jungkook ingin meminta maaf, jujur tentang semuanya, mengenai keadaannya. Tapi ia terlalu pengecut untuk bertindak cepat, ia takut jika semua sudah terbongkar orang yang selama ini menjadi tumpuan hidupnya pergi, meninggalkannya karena merasa jijik. Ia tau pasti jika pada akhirnya Taehyung akan marah dan kecewa padanya. Jungkook tidak mau itu terjadi, dia begitu mencinta Taehyung melebihi apapun.

The Last Wife - (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang