Hay rek. I'm comeback........
Langsung aja ya........
Cekidottt ......
The Last Wife
Typo adalah hal wajar
Enjoy
Suara bising akibat dari derasnya debit hujan menghantam permukaan kaca, terdengar samar dari dalam mobil yang kini tengah Soobin tumpangi. Dimana sedari tadi ia hanya tercenung seorang diri bersama sang supir yang tengah fokus mengemudi, ia terbuai dalam sebuah lamunan panjang yang menjadi pengiring perputaran waktu yang begitu merangkak pasti tanpa disadari.
Sepanjang perjalanan, si pemilik nama lengkap Choi Soobin itu hanya diam bersandar menatap keluar jendela sembari mengamati hamparan domba kelabu yang perlahan bergerak meluapkan muatan di atas sana, juga sesekali atensinya teralihkan pada banyaknya jenis kendaraan yang berlalu lalang di sisi kanan kirinya.
Sendayu lembut deru mesin mobil di tengah hening, bak melodi yang menggiringnya pada kebisuan dengan isi kepala dipenuhi asumsi hingga membuatnya merasa pening. Beberapa kali pemuda yang memiliki tinggi badan kira-kira 185 cm itu menghela nafas berat, bagaimana ketika ia mengulang kembali tentang semua yang beberapa waktu lalu telah terjadi membuatnya bingung sendiri dengan puluhan tanda tanya yang satupun belum ia dapatkan jawabannya.
Ia menerawang jauh, pada satu titik tak berujung, pada satu misteri penuh teka-teki, pada sebuah masalah yang sejatinya sama sekali tak ada sangkut pautnya dengan dirinya namun lagi-lagi ia malah ikut terjebak di dalamnya. Di dalam lubang tanpa terang, di dalam labirin rumit penuh liku, dan ia tak tau harus dengan cara apa agar dapat melihat dan mengetahui semua rahasia dibaliknya, dibalik sengeketa yang tengah dimainkan oleh para tokoh utama.
Sekarang, pertanyaan demi pertanyaan yang terus menggerayangi benak itu telah menjadi satu, memaksa untuknya bertanya yang entah harus kepada siapa. Haruskah langsung kepada sang tuan yang kini entah dimana rimbanya? Atau ia lebih baik diam dengan rasa penasaran yang semakin menggila seakan menggerogoti jiwa? Namun jika di pikir-pikir, opsi ke dua jauh lebih baik daripada harus berhadapan dengan sang tuan yang tengah di landa kekacauan. Bisa-bisa dirinya yang malah menjadi santapan.
Dan kini otaknya bak gumpalan benang rajut, bergelung rumit nan kusut. Sejujurnya Soobin juga tidak ingin ikut berlarut-larut terlalu jauh terhanyut. Bak berkelana di hamparan dunia kabut yang tak jelas kemana arah tujuannya. Juga, jika dipikir-pikir buat apa coba?
Namun mengingat jika ia memiliki rasa penasaran yang amat tinggi akan sesuatu yang sialnya ada keterlibatan dengan dirinya, mau tidak mau ia harus mencari tau. Paling tidak ia hanya ingin kepastian sehingga ia mengerti, ada apa dibalik lingkaran peristiwa yang tengah terjadi saat ini.
Lalu arah pandangan netra sewarna eboni itu beranjak, ketika merasakan sesuatu yang aneh mengganjal pasca tersadar dari ilusi batin dan kemudian tak sengaja kedua tangan bergerak saling bersentuhan. Dilihatnya sebuah lipatan kertas berlumur warna-warni krim kue ulang tahun terselip dalam genggaman, yang ikut mengotori permukaan telapak tangan juga ujung kerah kemeja yang ia kenakan.
Ahh Soobin ingat, kertas ini tadinya berada di dalam kotak kue yang tak sengaja ia lihat ada di bawah meja kerja Jungkook, lagi-lagi karena rasa penasaran ia pungut kotak yang sudah tak berbentuk sebagaimana mestinya itu. Dan saat ia buka, awalnya ia tak menyadari karena fokus arah mata sepenuhnya pada kue sederhana yang sudah hancur karena tak sengaja terinjak sehingga memporak-porandakan keaslian rupa. Lalu kertas yang berada di bagian pojok kotak itu menarik perhatian, tanpa sadar membawa tangan untuk mengambilnya, tak lupa sedikit ia bersihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Wife - (HIATUS)
Fanfiction⚠️ [19+] : BxB | Homo | Yaoi | Baku | Homophobic harap menjauh | Awas salah lapak | Harap bijak dalam memilih bacaan | Dosa tanggung sendiri | Slow Update | # MOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN KARENA BOOKS INI MENGANDUNG SESUATU YANG TIDAK PANTAS UNT...