# Chapter 9

3.4K 326 11
                                    


The Last Wife

Typo adalah hal wajar

Enjoy






Cuaca hari ini bisa dibilang tidak terlalu bagus. Puluhan burung gereja mendengungkan kicauannya sambil beterbangan, lalu bertengger mencari tempat teduh untuk membuat sarang di dahan pohon. Langit sangat cerah hingga nyaris tak ternodai oleh awan yang melukis jejak putih di awang-awang. Matahari juga tidak terlalu terik meskipun ini adalah musim panas. Tapi anehnya, di saat cuaca sangat mendukung entah kenapa udaranya sangat dingin pagi ini. Benar-benar dingin menusuk kulit.

Tempat ketika jam sudah menunjukkan pukul 07:45, seorang pemuda bersurai coklat yang kira-kira memiliki tinggi sekitar 1,79 itu sudah terlihat di pelataran cafe 'Dalleon Robbins'. Berjalan dengan gontai sambil mengeratkan kerah mantel yang ia kenakan, udara dingin begitu menusuk bak ujung jarum pentul pagi ini.

Suho yang melihat dari dalam cafe berinisiatif memberi salam pagi hari seperti biasa. Tubuhnya kini berdiri dibalik pantri dapur tengah menata beberapa bahan makanan.

Kriingg.....

Pintu utama cafe terbuka, dimana Taehyung masuk melangkahkan kaki dengan menunduk.

"Pagi Taehyung yang manis" sapanya dengan senyum engelic yang begitu teduh nan menawan seperti biasa.

"Pagi Suho Hyung"

Suara parau pemuda manis tersebut lantas melunturkan senyum indahnya.

"T-Taehyung....." Suho bertanya, apakah yang membuat suara sang sahabat menjadi serak terdengar mengenaskan seperti itu? Langsung saja ia menghampiri Taehyung yang sudah berjalan menuju ruang ganti dekat gudang.

"Taehyung....?"

Belum sempat sampai di situ, kini dia dikejutkan kala pemuda Kim itu membalikkan badan ke arahnya. Iris hazel yang selalu memukau kini redup dan sembab. Hidung bangir terlihat merah dan membengkak. Wajah porseleh dengan aksen kecoklatan tampak pucat bagaikan mayat hidup.

"Taehyung apa yang terjadi denganmu?" suara Suho meninggi disertai jantung yang berdetak kuat. Katakanlah Suho alay, memang baru kali ini dia melihat Taehyung tampak hancur dan kacau. Karena yang ia tau, seberapa berat beban hidup yang ditanggung atau memiliki masalah yang sulit sekalipun, pemuda bersurai coklat itu selalu menutupinya dengan tudung senyum manis walau terlihat terpaksa dan Suho sangat tau hal itu. Tapi kini?

Hening. Yang lebih tua masih terdiam, menelisik pemandangan yang tidak biasa itu. Hingga,

"Apa aku seperti jalang Suho Hyung?" Taehyung bertanya, setetes air mata meluncur pada kedua mata bengkak yang tampak kosong itu.

"Kau bicara apa Taehyung, apa maksudmu?" sejujurnya Suho bingung dengan situasi ini, ia perlahan berjalan mendekat.

"Apa orang miskin itu tampak hina, hingga orang-orang menganggap aku jalang saat bersama orang-orang kaya. Padahal tidak ada maksud buruk sama sekali. Apakah aku yang miskin ini jika menjalin hubungan pertemanan dengan orang kaya raya terlihat seperti jalang murahan Suho Hyung?" Taehyung bertanya sekali lagi, isak tangis mulai meluncur di bibir pucat nya .

Hati Suho mencelos, langsung saja ia meraih tubuh bergetar itu kedalam rengkuhan hangat seorang kakak. Membiarkannya untuk menenangkan diri terlebih dahulu, baru meminta penjelasan. Kejadian itu juga tidak luput dari padangan karyawan lain yang ikut penasaran. Entah kenapa mata Suho terasa panas melihat betapa mengenaskan nya pemuda yang ada di dalam dekapannya ini.

The Last Wife - (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang