# Chapter 12

3.1K 280 30
                                    






The Last Wife

Typo adalah hal wajar

Enjoy






















Taehyung tengah menggusak pelan rambutnya yang masih basah dengan handuk berwarna putih gading. Berdiri sedikit menunduk mematut di depan cermin yang tergantung pada dinding kamar mandi sederhana miliknya. Mata sewarna karamel itu menatap nanar pantul setengah badan atas dirinya. Tersenyum geli melihat setidaknya ada enam tanda kemerahan di sekitar tulang selangka dan dada atasnya, bercak itu belum pudar juga.

"Ya Tuhan......sampai seperti ini? Padahal sudah tiga hari yang lalu"

Diusapnya beberapa bagian kemerahan itu, dapat dirasakan perih setiap jari telunjuk menyentuhnya.

"Aisss....kapan ini akan hilang?" gunam pelan pemuda itu.

Diletakkan handuk lembab itu pada gantungan besi dekat pintu. Taehyung melepaskan handuk yang melilit pinggang, menggantinya dengan pakaian santai.

"Dasar kekasih ganas, untung ini hari minggu"

Ucapannya barusan mengingatkannya pada pria yang pergi entah kemana sejak malam dimana ia kembali memberikan penolakan. Sudah tiga hari ini Jungkook tidak ada kabar, teleponnya tidak diangkat, bahkan beberapa pesan seperti sengaja tidak dibaca. Berbagai pikiran buruk terus berkecamuk di dalam kepala bersurai coklat itu. Apa Jungkook benar-benar kecewa dan marah kepadanya? Taehyung tau kekasihnya itu dominan sejati. Memerlukan pelampiasan nafsu ketika berada di atas puncak birahi. Tapi Taehyung masih enggan memberikannya. Apa jangan-jangan Jungkooknya sudah bosan dan mencari orang lain sebagai pelampiasan? Apa itu artinya dia akan dibuang? Tidak. Untuk saat ini Taehyung mencoba berfikir positif, mensugestikan bahwa prianya tidak akan sebrengsek itu. Mungkin dia sedang sangat sibuk mengingat jabatannya sebagai seorang CEO perusahaan besar. Pemuda tan itu kembali mencoba untuk tidak berprasangka buruk, tidak ingin menuduh yang tidak baik karena belum tau faktanya. Fakta hilang tak berkabar sang kekasih tiga hari ini.

"Apa aku hubungi lagi ya?" tanya Taehyung entah pada siapa.

"Tapi takut mengga...."pemuda itu mengalihkan perhatiannya saat mendengar pintu depan diketuk.

Taehyung keluar dari kamar mandi, pintu besi itu kembali diketuk " siapa yang datang sepagi ini?"

"Sebentar" Taehyung sedikit berlari dari arah kamar mandi, dengan terdesa membuka pintu kontrakannya.

"Siap-Jungkook?" pemilik marga Kim itu terkejut sekaligus lega saat pintu terbuka, netra hazelnya berbinar ketika menangkap sosok tampan berbalut jas rapi yang dua hari ini dirindukan berdiri tegap tetap di depannya.

"Hai...boleh aku masuk?" suara bariton sang pria membuyarkan kegiatan mari mengagumi ketampanan sang kekasih.

"Si-silakan" ucap Taehyung terbata, sedikit bergeser mempersilahkan Jungkook masuk ke dalam rumah. Pemuda cantik itu masih setia menatap sang kekasih yang balas menatapnya dengan memberikan senyum paling tampan yang dia punya khusus untuk pujaan hatinya.

Entah keberanian dari mana, pemuda cantik itu menubruk tubuh sang raven, mendungsel nyaman pada dada bidang beraroma maskulin kesukaannya. Kaki jenjang sang pria menendang pelan pintu agar tertutup.

"Aku merindukanmu Kookie.." ucap Taehyung pelan teredam dada bidang Jungkook.

Pria Jeon itu terkekeh, mendengar pengakuan dan tingkah mengemaskan pemudanya. Tersenyum geli mendengar sebutan baru dari sang kekasih. Ia begitu bahagia pagi ini disambut hangat sang kekasih juga merasa bersalah.

The Last Wife - (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang