The Last WifeTypo adalah hal wajar
Enjoy
Suara lirih namun pasti Taehee saat bercerita mendominasi ruangan minimalis itu, menghanyutkan siapa saja yang mendengarnya. Seperti Taehyung dan Jungkook yang tak bersuara sejak pertama kali duduk di kursi ruang tamu. Setiap kata penuh ekspresi yang keluar dari bibir wanita paruh baya itu mereka telaah, pikiran Taehyung fokus membayangkan setiap kejadian yang baru ia ketahui yang ada dalam cerita, tapi tidak dengan Jungkook.
Pikiran pria dewasa bermarga Jeon itu bercabang, ketika otak mencerna semua yang ia dengar, sementara dalam hati penuh dengan rasa bersalah karena telah membuat keluarga sang pujaan hati kesusahan. Terlebih sang calon mertua hampir saja kehilangan nyawa karena ulah kebodohannya yang begitu rakus akan kenikmatan semu, mengorbankan orang-orang tak bersalah untuk melancarkan aksinya.
Jungkook tidak pernah seperti ini, bahkan sebelumnya secuilpun tak ada rasa belas kasih teruntuk para mangsa. Karena ini pertama bagi pria itu, berhadapan langsung dengan keluarga korban, mendengar semua keluh kesah kesedihannya. Membuat dirinya sadar, apa yang selama ini ia nikmati ternyata menjadi bencana untuk orang lain. Seperti keluarga Taehyung ini.
Keringat dingin perlahan membasahi pelipis. Beberapa kali Jungkook berdehem, menetralkan rasa lain yang tiba-tiba timbul di sudut nurani. Di depannya Taehee masih bercerita, setiap yang diucapkan wanita itu menghantam ulu hati, mengingatkan betapa kejam, brengsek dan bajingan dirinya. Padahal Taehee bercerita seraya mengulas senyum, seolah orang yang menjadi biang kesusahan keluarganya jauh entah di mana. Suasana di ruang tamu ini memang biasa saja, tak ada air mata, seolah mereka benar-benar sudah ikhlas dengan apa yang sudah menimpa. Mereka begitu tegar, namun disitulah rasa bersalah Jungkook kian menggebu. Sakit sekali rasanya, bagaimana jika hal itu menimpa keluarganya sendiri? Bodoh, kenapa baru sekarang Jungkook sadar akan kebejadtannya?
Disela Taehee sibuk bercerita panjang lebar pun anaknya menjadi pendengar yang baik, Jungkook menyeruput kopi yang beberapa menit lalu dibuatkan Mingyu karena tenggorokannya terasa kering.
Seketika rasa takut mulai menggerayangi diri, bagaimana jika nanti semua terbongkar? Kebusukannya yang selama ini berusaha ia timbun tiba-tiba tercium, membawa kebenaran menjadi penghancur. Kebejatan masa lalu serupa boom waktu menjadi bumerang yang entah kapan akan meledak. Jungkook takut jika suatu saat Taehyung akhirnya tau jika dalang dari penyebab kesusahan keluarganya adalah dirinya, ayahnya hampir kehilangan nyawa karena ulahnya, dan dan Jungkook tidak mau itu sampai terjadi. Bagaimana ini? Kenapa rasa takut yang teramat sangat harus muncul di saat ia sudah mendapatkan semua?.
Tapi Jungkook yakin jika barang bukti sudah dilenyapkan oleh orang suruhannya waktu itu, seperti cctv di tempat kejadian bahkan mobil yang digunakan untuk menabrak ayah Taehyung sudah dibakar. Jadi 100% Jungkook yakin tidak akan pernah ada orang yang tau tentang kebusukan yang ia lakukan, kecuali orang terdekatnya lah yang sengaja membocorkan hal tersebut.
Kini, aura kesedihan dari setiap kata yang diucapkan Taehee perlahan pudar, berganti dengan air muka bahagian saat dimana ia bercerita ketika Jungkook membantunya. Datang secara tak terduga menjadi penolong bak malaikat di waktu yang begitu pas. Kebaikan palsu yang begitu berharga bagi orang lain, tapi menjadi hal yang menyakitkan ketika Jungkook mengingatnya sendiri. Bukan hanya bedebah, ia juga pembohong besar dibalik topeng rupawannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Wife - (HIATUS)
Fanfiction⚠️ [19+] : BxB | Homo | Yaoi | Baku | Homophobic harap menjauh | Awas salah lapak | Harap bijak dalam memilih bacaan | Dosa tanggung sendiri | Slow Update | # MOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN KARENA BOOKS INI MENGANDUNG SESUATU YANG TIDAK PANTAS UNT...