The Last Wife
Typo adalah hal wajar
Enjoy
Di suatu pagi yang tidak terlalu cerah, dalam sebuah ruangan mewah bernuansa hitam putih yang begitu elegan karena didukung peralatan yang canggih, suara kegaduhan mendominasi suasana yang semula sunyi nan sepi sejak beberapa menit yang lalu.
Dengan amarah yang meletup-letup diiringi nafas memburu, seorang pria bersetelan jas rapi dengan entengnya menendang kursi juga meja yang ada sebagai pelampiasan murka.
Bruakkkkk........
Di atas meja yang sudah hampir tak berbentuk bertiduran di lantai itu sendiri terdapat setumpuk dokumen yang tak lupa menjadi sasaran selanjutnya, dia ambil dan dia banting hingga berceceran padahal sudah ditata rapi dengan susahnya.
Bughhh.......
Dan, jangan lupakan beberapa vas bunga berbahan keramik yang semula tertata apik sebagaimana mestinya dia hantamkan ke permukaan dinding hingga jam yang menggantung itu ikut runtuh bersama serpihan-serpihan vas yang berhamburan.
Pyarrrrr........
" Arrgghh......sialan"
Dia mengumpat, bersamaan dengan dinding kokoh yang tidak bersalah itu menjadi pelampiasan kemarahan seorang Jeon Jungkook, mengabaikan tangannya yang kebas berdarah karena terlalu keras menghantam tembok. Keadaan emosi yang begitu labil, membuat pria bermarga Jeon itu hilang kendali.
Pecahan kaca vas bunga diamana-mana, berkas-berkas yang tadinya tertata rapi kini berserakan hampir memenuhi separuh ruangan.
Ruang kerja yang lumayan luas itu bak kapal pecah. Pagi ini. Ya, bahkan baru satu jam yang lalu dua office boy membersihkannya.
Kini hening menyelimuti. Tak ada suara apapun, hanya deru nafas memburu dan detak jarum jam yang berada di lantai diantara serpihan keramik menunjukkan pukul delapan mendominasi ruangan kedap suara itu. Salah satu karyawan yang baru saja keluar dari sana dan masih berdiri di luar ruang bergidik ngeri, ikut merasakan aura lain sang atasan di dalam.
Si pelaku kegaduhan itu kini berdiri menghadap jendela besar yang mengarah pada pemandangan kota Seoul. Mobil dan pejalan kaki yang berlalu lalang tampak kecil dari atas sini. Tatapan tajamnya kosong, pikirannya menerawang jauh ke sana, entah kemana.
Di tangan kirinya terdapat sebuah amplop coklat dengan bercak darah. Sedang tangan kanan mengepal kuat dengan darah segar yang mulai mengering di sela-sela jari.
Seperti suasana di pagi hari ini yang terasa suram, sama halnya dengan jiwa Jungkook yang mendung. Entah apa yang membuatnya marah-marah sepagi ini. Membuat geger seluruh penghuni perusahaan.
Flashback....
Seorang wanita tengah berdiri di depan sebuah perusahaan dengan nama Jeo's Company, terperangah menatap bangunan menjulang tinggi tersebut. Mata sabitnya tak henti-hentinnya menatap kagum berbagai hal yang menurutnya tak biasa, sedang mulut kecilnya senantiasa bergumam takjub sembari membawa kaki melangkah.
Puas mengagumi gedung yang menjulang itu, ia langsung masuk kedalam setelah menjelaskan maksud kedatangannya kepada satpam yang berjaga di pintu utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Wife - (HIATUS)
Fanfiction⚠️ [19+] : BxB | Homo | Yaoi | Baku | Homophobic harap menjauh | Awas salah lapak | Harap bijak dalam memilih bacaan | Dosa tanggung sendiri | Slow Update | # MOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN KARENA BOOKS INI MENGANDUNG SESUATU YANG TIDAK PANTAS UNT...