The Last WifeTypo adalah hal wajar
Enjoy
Mentari sudah benar-benar hilang tenggelam, tergantikan oleh sosok rembulan di ufuk timur sana, menyembul malu-malu dibalik mendung. Menghiasi langit yang memancarkan semburat hitam, mengatakan bahwa malam baru saja terbit dengan ribuan kerlip bintang yang indah. Tepat pada pukul 17:30, mobil yang Jungkook kendarai sampai di depan gang rumah Taehyung yang sepi dan remang-remang.
Gelak tawa dan pekikan sebal terdengar keras ketika pintu mobil dibuka. Keluarlah Taehyung dengan raut wajah cemberut lucu, berlari kecil menghindari Jungkook yang juga ikut keluar mengejarnya.
Jungkook berhasil menangkap pergelangan tangan Taehyung sebelum benar-benar masuk ke dalam gang. Ditariknya pemuda itu kedalam pelukan sayang "jangan marah Tae, aku hanya bercanda".
"Bercandamu keterlaluan Jungkook......"
"Iya iya, maaf. Aku janji tak akan mengataimu seperti ahjuma lagi. Maafkan aku, Ok?" pinta Jungkook sedikit memelas. Berharap mendapat secuil kata maaf dari pemudanya.
Usut punya usut, kenapa Taehyung bisa merajuk, karena sejak perjalanan pulang dari restoran Jungkook selalu menggoda pemuda manis itu. Mengatainya cantik dan tidak pantas jika disebut tampan, kemudian yang terakhir meledeknya seperti ahjuma yang ada di mansion Jeon.
"Baiklah, aku maafkan. Tapi jangan diulangi lagi" Jungkook tersenyum puas, dia longgarkan pelukannya tapi onyx legamnya masih bisa menjangkau wajah Taehyung dengan detail. Nampak jelas bagaimana bibir peach nya masih mengerucut lucu, pipinya masih sedikit mengembung juga jangan lupakan kedua alis yang menukik tajam seolah dibuat segarang mungkin, tapi terlihat menggemaskan di mata Jungkook. Membuat si raven tak kuasa untuk tidak mencuri satu kecupan dalam pada bibir menggoda tersebut.
"Katanya sudah tidak marah, jangan manyun terus, kau bisa membuatku hilang kendali kalau seperti itu"
Taehyung memukul dada Jungkook pelan lalu berkata "kenapa sih kamu ini mesum sekali, tidak tau tempat lagi. Nanti kalau ada yang lihat bagaimana?"
Jungkook terkekeh "aku mesum hanya padamu Taehyung, tidak dengan yang lain. Masalah tempat dan jika ada orang yang melihat aku tidak peduli. Toh mereka bukan siapa-siapa"
Taehyung tak tau harus berkata apa lagi, Jungkook itu keras kepala. Ditambah dengan jarak sedekat ini membuat ia gugup. Akhirnya ia lebih memilih membuang pandangan, sibuk dengan kinerja jantungnya. Dia sangat malu saat Jungkook semakin merapatkan kedua dada mereka dan dentuman dada keduanya saling memukul permukaan dada satu sama lain.
Jungkook meraih dagu Taehyung agar menoleh kearahnya "sebenarnya aku masih ingin berlama-lama menghabiskan waktu malam ini bersamamu Tae, tapi dua jam lagi aku harus berangkat ke bandara. Setelah ini aku harus menyiapkan berkas-berkas yang akan di bawa. Jadi maaf aku tidak bisa mampir dan kau ingin dibawakan oleh-oleh apa dari Jeju".
Taehyung menggeleng "Tidak masalah, sekarang urusanmu jauh lebih penting. Di lain hari kita bisa menghabiskan waktu sepuas-puasnya bersamaku. Pesanku, jangan lupa memberi kabar. Paling tidak pesan singkat jika kau memang benar-benar sibuk. Jangan lupa jaga kesehatan dan aku tidak minta oleh-oleh, cukup kau pulang dengan selamat itu sudah lebih dari cukup".
Jungkook menangkup pipi cubby Taehyung, menekan gemas sehingga bibi yang terjepit di tengahnya mengerucut lucu. Dicurinya satu kecupan lagi sebelum berkata "aigooo aigooo.....lihatlah kekasihku ini, pengertian dan menggemaskan sekali sih. Aku tak rela berpisah denganmu kalau seperti ini caranya".
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Wife - (HIATUS)
Fanfiction⚠️ [19+] : BxB | Homo | Yaoi | Baku | Homophobic harap menjauh | Awas salah lapak | Harap bijak dalam memilih bacaan | Dosa tanggung sendiri | Slow Update | # MOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN KARENA BOOKS INI MENGANDUNG SESUATU YANG TIDAK PANTAS UNT...