Bukan Ecan namanya kalau tidak piawai untuk mencari sekaligus membuka pembicaraan. Tak disangka, chat di direct message instagram antara Ecan dan Arin kini sudah berpindah ke whatsapp. Berawal dari Ecan yang beralasan meminta nomor whatsapp Arin karena direct message instagram sering tidak terbaca. Maklum, direct message instagram Ecan penuh dengan hujatan dan respon nyeleneh dari teman-temannya yang mereply insta story Ecan setiap kali ia mengunggah sesuatu.
Tanpa berpikir panjang pun Arin memberikan nomor whatsappnya dan mereka berdua mulai intens dalam berkirim pesan satu sama lain. Kakak-kakak pun sudah mengetahui niat Ecan untuk mendekati Arin ketika Ecan dan Arin pertama kali saling berbalas pesan di direct message. Tentu saja, yang membocorkan itu semua adalah Raka. Karena Raka menjadi orang pertama yang tahu tentang itu semua.
Respon Raka, Ayi, Sabda & Alira pada dasarnya hampir sama. Mereka berempat mendukung Ecan untuk mendekati Arin karena kebetulan Arin baru saja putus 1 bulan sebelum pernikahan Rama & Vidia berlangsung. Ketika proposal pengajuan untuk mendekatkan diri pada Arin di terima oleh keempat kakaknya, Ecan memohon,
"Tapi plis jangan kasih tau Arin kalo urang lagi deketin dia ya kang,teh. Biar urang aja yang ngasih tau dia."
Raka dengan tatapan mata penuh makna menjawab
"Asal lu gak aneh-aneh sama kita sih, aman."
"Iraha urang aneh-aneh sih kang."
Sabda menjawab sambil menghisap sebatang rokok di mulutnya
"ANJIR PAKE NANYA LAGI LU CRUT.
"Eh ganteng gak boleh ngegas gitu ngomongnya. Nanti diputusin Teh Al siah karék nyaho. Teh Al gak suka cowok ngegas. Ya teh ya?" goda Ecan pada Sabda sambil Ecan mengambil 1 batang rokok milik Sabda.
Dijawab dengan tawa kencang dari Alira.
"Nah kan. Liat Sab si Ecan tuh tangannya. Hahahaha." timpal Ayi.
"Bagi korek kang hehehe." Jawab Ecan sambil terkekeh.
"Sumpah ya, udah mah rokok minta, korek juga. Nyalain sana rokoknya di dapur pake kompor." jawab Sabda sewot.
"Arin kalo sampe jadian sama Ecan nih beneran nabung pahala. Jadi ahli surga." kata Alira.
"Eh aamiin atuh aku membawa pengaruh baik ai gitu mah, teh." jawab Ecan sambil menghisap rokok yang ia ambil dari Sabda.
"Nabung pahala soalnya si Arin kudu banyak-banyak istigfar pacaran sama lu. Gila, gua ga kebayang sumpah bakal se chaos apa." respon Raka yang juga sedang menghisap rokok.
"Teu kudu dibayangkeun lah kang, bisi akang sirik ieumah. Bisi."
"Males banget sirik sama lu anjir kayak gak ada hal lain yang bisa gua sirikin aja." Jawab Raka sewot.
Ecan memang selalu bisa menggoda keempat kakaknya dengan segala cara, sampai keempat kakaknya itu tak jarang naik pitam dan menimpuk Ecan menggunakan barang apapun yang bisa dilempar.
Setelah 2 minggu intens chatting melalui whatsapp, Ecan berinisiatif mengajak Arin pergi ke salah satu tempat ngopi di daerah Dago Atas. Katanya, mumpung Arin masih magang di Bandung dan belum masuk kuliah lagi. Di Jum'at sore setelah jam kerja selesai, Ecan bergegas turun dari lantai 5 dimana kantor tempat ia magang berada ke parkiran motor.
Di depan pintu Starbucks, Ecan bertemu dengan Raka,
"Mau kemana lu buru buru amat?"
"Mau ulin lah sama tuan putri." jawab Ecan sambil menyeruput green tea cream frappuccino milik Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDIKA (Bejana Puspawarna) - Haechan & Ryujin
FanfictionTentang semua yang tidak terduga. Tentang makna kata "akhirnya". Tentang dua insan yang bertemu di tempat yang tak pernah mereka duga dan siap mengarungi asa bersama. **Cerita ini mengandung percakapan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda**