#10 - Dia Yang Pernah Singgah (1)

358 50 1
                                    

Flashback Arin & Ale (2)
********

Agustus 2016.

Mobil Jazz putih milik Arin telah terlebih dahulu sampai di 372 Coffe yang terletak di kawasan Dago. Arin, Asmara dan Andin pun berjalan masuk untuk memilih tempat duduk. Setelah mendapatkan tempat duduk yang nyaman, ketiganya memesan es kopi susu dan kembali ke tempat duduk sambil menanti kedatangan Ale, Kiki, Kemal dan Unan.

Tak sampai 30 menit, terlihat tubuh jangkung Ale memasuki pintu masuk 372 Coffe.

"Ale! Disini!" ucap Asmara dengan suara yang setengah berteriak.

Dilihatnya ada Kiki dan kedua orang dengan wajah baru yang masih belum familiar bagi mereka bertiga.

"Udah lama?" tanya Kiki sambil menyimpan tasnya di atas meja.

"Baru 20 menitan lah." Jawab Arin singkat.

"Pada pesen apa?" tanya Ale.

"Baru pesen es kopi susu doang sih, belum pesen cemilannya. Abis bingung, takut kalian ada yang gak suka." Jelas Arin.

"Cireng rujak sama pisang goreng, mau?" tanya Ale pada keenam temannya.

"Sok-sok. Urang nitip eskosu hiji." Pinta Unan.

"Urang juga." Timpal Kemal.

"Sarua. Hehehe." Kata Kiki sambil cengengesan.

"HEUH KABEH WEH KU AING." Gerutu Ale sambil meninggalkan meja menuju kasir.

Kiki pun menjadi orang yang memecah keheningan diantara mereka berenam.

"Kenalan atuh sok meni pacicing-cicing." Katanya.

"Lah iya lupa, hahaha. Gue Kemal, anak akun juga. Tapi kayaknya kita belum pernah se kelas deh ya?" katanya sambil menyodorkan tangan kanannya pada Arin, Asmara dan Andin.

"Kayaknya sih ya, gue Larinka. Panggil Arin aja."

"Kalau gue sama gue gak akan pernah sekelas. Soalnya gue anak mene, Andin bye the way."

"Asmara, panggil aja Ara. Gue juga kayaknya belum pernah sekelas sama lo selama 2 minggu kuliah ini."

Unan yang duduk di duduk di samping Kemal menganggukan kepalanya beberapa kali sebelum iya menjabat tangan ketiga teman barunya satu persatu.

"Fauzi. Panggil aja Unan, sebelum lo semua bertanya-tanya kenapa panggilan gue Unan, itu soalnya singkatan dari Uji dan Adnan. Gue anak akun juga." Katanya sambil menyalami ketiga teman baru perempuannya itu.

Kemudian Ale datang dengan membawa nomor meja sambil berkata,

"Nih itung sendiri-sendiri aja, pusing gua liat angka dari pagi." Keluhnya sambil duduk di samping Kiki.

Kemudian, obrolan diantara mereka bertujuh mengalir begitu saja. Dari Kiki yang ternyata tetangga sebelah rumah Ale di Cigadung, Unan yang merupakan teman Kemal waktu TK, Kemal yang mengenal Ale dari acara DBL waktu SMA sampai ternyata sepupu jauh Asmara yang ternyata adalah mantan pacarnya Unan.

Diantara mereka bertujuh, hanya Ale, Kiki dan Asmara yang sedari SMA sudah bersekolah di Bandung, sementara Andin dan Arin berasal dari Jakarta dan Unan dan Kemal yang pernah menghabiskan masa kecilnya di Bandung hanya untuk beberapa tahun saja sebelum pindah ke Bekasi dan Tangerang, kemudian kembali ke Bandung (coret) untuk melanjutkan kuliahnya.

Agenda ngopi di Jum'at sore ini menjadi awal ketujuh mahasiswa baru yang berasal dari tiga jurusan yang berbeda ini membentuk sebuah peer group secara alamiah. Sejak saat itu, mereka bertujuh sering menghabiskan waktu bersama untuk bermain ke Bandung, ke Jakarta, atau bahkan hanya sekedar numpang makan, tidur, menunggu kelas atau menghabiskan jam kosong di kosan salah satu dari mereka.

CANDIKA (Bejana Puspawarna) - Haechan & RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang