#28 - Open Old Wounds

824 86 68
                                    

Malam minggu di awal bulan Desember yang terasa berbeda bagi Ecan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam minggu di awal bulan Desember yang terasa berbeda bagi Ecan. Malam-malam yang biasanya ia habiskan dalam kungkungan ruang sekretariat guna menyelesaikan seluruh tugasnya sebagai tangan kanan koordinator atau pergi menyusuri jalanan Kota Bandung bersama perempuan yang pernah menjadi gadis yang paling ia sayangi. Malam minggu kali ini ia habiskan bersama dengan kedua sahabatnya di kamar kosan Kencana, kamar kosan milik bersama. Ketiganya memutuskan untuk membeli beberapa potong ayam McDonalds, french fries, mcnuggets dan tiga buah ice coffee float yang semuanya sudah ada dihadapan mereka.

Dinar beranjak dari karpet coklat yang menjadi alas duduknya untuk menyalakan pengeras suara bluetooth miliknya yang ada di atas meja. Ia membuka spotify di ponselnya yang tergeletak di atas meja dan memutar lagu yang ada di dalam playlistnya, asal.

"Lah??? ADUH INI APA SIH JUDULNYA AING LUPAAAA TERLARUT AKUU DALAM KESENDIRIAANNNNN." teriak Rania sambil mengunyah mcnuggets nya.

Dinar dengan bersemangat, "AKHIR RASA INI!! ANJINGGGG HAHAHAHAHAHAH!" gelak tawa Dinar dan Rania pecah seraya lirik lagu tahun 2000-an itu terus berputar di dalam kamar kosan sebesar 3 x 4 meter itu.

"TAK AKAN TERGANTEEEEEEE." seru Dinar dengan suara yang tak kalah melengking dengan suara Ecan.

"SETIAP KENANGAAAN YANG TELAH TERUKIRRRR. Nyanyi atuh euy, penyanyi kondang jebolan FLS2N Jawa Barat maenya cicing wae." (masa diem aja) goda Rania sambil menyenggol lengan kanan Ecan yang tengah menyuap kulit ayam kesukaannya.

"AKANKAAAHHHHHH BERAKHIRRRR SEMUA RASAAAAA--" belum selesai Rania mendendangkan lirik selanjutnya, Dinar menyambar, "EHHHH KAN UDAH BERAKHIR. HAHAHAHAHAHAHAHAH." keduanya tertawa puas sampai Rania tersungkur saat sedang mengambil botol air mineral di kardus dekat meja belajar.

Ecan yang sadar akan lirik lagu yang mendadak terkesan menyindir keadaan dirinya saat itu pun langsung mengambil guling yang tergeletak di atas kasur dan melemparkannya ke arah Dinar serta Rania. Namun, kedua sahabatnya tak gentar dan masih tertawa sampai menitikan air mata. Tak habis pikir dengan fakta bahwa Ecan sudah kembali dengan status singlenya.

"Aduh anjir sakit perut aing. HAHAHAHA. Tapi, kenapa sih di antara banyak pilihan yang tersedia, maneh harus memilih shortcut putus?" tanya Rania penasaran sambil kembali membetulkan posisi duduknya.

Ecan bergeming. Pertanyaan yang sama sudah ia dengar dari  beberapa orang yang berbeda, termasuk dari kedua adiknya, Dara dan Cakra. Sampai di detik Rania menyelesaikan kalimat tanyanya, Ecan masih tidak tahu harus menjawab apa. Bukan karena tidak mau, namun memang ia tidak tahu apa jawaban yang sebenarnya.

Dinar asyik menyeruput ice coffee float milinya, "Ntar kalau maneh nyesel, gak usah ngerengek-rengek nyamper ke rumah aing. Rumah aing tertutup keur jelema belegug kawas maneh. HAHAHAHA." (orang bodo kayak lo)

CANDIKA (Bejana Puspawarna) - Haechan & RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang