"Oh, nama lengkapnya Larinka Sastadininta." gumam Ecan dalam hati begitu Ecan menemukan akun instagram milik Arin yang ia peroleh dari hasil stalking feeds instagram Ayi tentunya. Rupanya, laki-laki bernama lengkap Candika Reihan Radeya ini tidak main-main dengan ucapan dan pikirannya sesaat setelah berkenalan dengan Arin tempo hari.
Arin bukan perempuan pertama yang Ecan sukai, sudah ada rentetan nama perempuan yang pernah singgah. Namun, tidak ada satupun yang pernah Ecan eksekusi alias tidak ada satupun yang pernah Ecan jadikan pacar. Paling lama Ecan mendekati perempuan-perempuan yang menarik perhatiannya hanya 2 minggu. Setelah itu, tidak ia teruskan karena berbagai macam alasan. Kadang perempuannya yang terlalu agresif, terlalu mengekang, suka marah-marah karena Ecan lebih sering menghabiskan waktunya dengan main games, bahkan pernah sekali waktu Ecan lupa kalau dia sedang mendekati teman perempuannya.
Teman-teman Ecan sudah sering menanyakan
"Can, naha sih maneh ngadeukeutan awewe tara jadi wae?"
Ecan dengan santainya menjawab,
"Horéam."
"Anjir? Bisa kitu."
"Bisalah. Rudet aing teu resep ka awéwé nu sok ambekan wae unggal aing ngegame teh. Pedah aing ngegame gé ngan 2 jam. Ngambekna sapoé. Kabogoh gé lain tapi ngambek."
"Terus naha maneh bet bisa nepika poho basa ngadekeutan si Charissa?"
"Anjir hahaha éta mah urang sibuk pisan gara-gara jadi budak proker jaman maba sumpah."
"Terus naha teu dituluykeun deui ngadeukeutan na?"
"Kaburu horéam."
"Ah sia mah horéam wé jeung horéam."
Itu hanya satu dari perdebatan Ecan dengan temannya. Sebenarnya, masih ada perdebatan-perdebatan lainnya. Ecan sudah tidak peduli sebenarnya toh dia tidak memiliki pacar pun, hidupnya masih bahagia.
Ecan termasuk anak yang dikenal di fakultasnya. Hampir semua kakak tingkat sampai adik tingkat pun tahu siapa itu Ecan. Ecan memang aktif di organisasi level fakultas dan juga himpunan jurusannya. Selain itu juga ya karena Ecan orangnya mudah bersosialisasi dengan siapapun dan yang paling utama adalah humoris. Humor Ecan bisa dibilang sudah sangat anjlok dan bahkan ia bisa mentertawakan apapun yang ingin dia tertawakan. Tak heran makanya sebetulnya cukup banyak perempuan-perempuan yang menyukainya.
Namun, kembali ke konsep "horéam" tadi makanya sejak SMP sampai kuliah semester 5, Ecan belum pernah sekali pun berpacaran. Tapi, konsep "horèam" pada diri Ecan akhirnya tergoyahkan ketika Ecan mulai berkenalan dengan Arin 1 minggu lalu di pernikahan Rama & Vidia. Entah apa yang Ecan rasakan, sepertinya kalau Ecan mendekati Arin dan menjadikan Arin sebagai pacarnya akan seru. Ecan melihat Arin sebagai pribadi yang tidak jaga image di depan orang yang baru dikenalnya.
Buktinya, Arin tidak sungkan untuk bulak balik prasmanan dan stall makanan untuk mengambil berbagai macam makanan demi memuaskan cacing-cacing kombatrin di perutnya. Obrolan mereka pun untuk ukuran orang yang baru pertama kali bertemu dan berkenalan cukup nyambung. Ecan pun sebetulnya heran, kemana perginya konsep "horéam" yang selama ini perpatri di dalam otak dan perasaannya.
Terhitung sejak 1 minggu itu, Ecan memberanikan diri untuk menekan tombol follow di laman instagram milik Arin yang ia temukan. Bagai gayung bersambut, 10 menit kemudian Arin langsung memfollow back Ecan. Hal tersebut tentunya membuat Ecan tersedak ketika sedang makan siang di kantin kantor bersama Galang, Mark dan Salma.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDIKA (Bejana Puspawarna) - Haechan & Ryujin
ФанфикTentang semua yang tidak terduga. Tentang makna kata "akhirnya". Tentang dua insan yang bertemu di tempat yang tak pernah mereka duga dan siap mengarungi asa bersama. **Cerita ini mengandung percakapan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda**