#06 - Helm, Kue Balok, Jus Mangga & Jaket Navy

516 63 24
                                    

Arin tidak sadar kalau helm bogo mustardnya itu tertinggal di mobil Ecan sampai di hari Senin ketika ia akan menggunakannya untuk pergi ke kantor. Arin memang memiliki mobil jazz putih yang ia bawa juga ke apartemen Ayi. Namun, Arin lebih senang nebeng dengan senior perempuannya di kantor yang kebetulan tinggal di dekat apartemen Arin. Mobilnya hanya digunakan ketika ia harus pergi ke Jatinangor atau sekedar hangout dengan teman-temannya dengan jarak dan jumlah orang yang cukup banyak.

Sesaat setelah Arin sadar bahwa helmnya tidak ada, Arin segera menelepon Ecan.

"Can, belum berangkat ke kantor kan?"

"Belom Rin, masih siap-siap. Kenapa?"

"Ai helm aku ada di kamu gak? Soalnya gak ada di aku."

"Hah? Bentar aku liat dulu ke mobil." jawab Ecan berpura-pura tidak tahu dan berlari menuju garasi rumahnya, tempat ia menyimpan helm Arin.

"Ada gak, Can?"

"Ada-ada, mau aku anter ke apart?"

"Gak usah Can, kamu ntar bulak balik. Simpen dulu aja gak apa-apa da aku bisa bawa mobil atau naik gojek hehehe. Nitip yah. Makasih Ecan met kerja."

"Eh yaudah ai gitu mah. Met kerja juga Arin jangan lupa jajan."

"Hahaha ingetnya jajan waé ya ke aku mah."

"Iya Arin sama dengan jajanan dan makanan. Dah Arin."

"Dah Ecan." kemudian sambungan telepon pun terputus.

Tak sadar, selama telepon tadi bibir Ecan menyunggingkan senyuman yang Ecan sendiri tak tahu apa sebabnya. Ecan memutuskan untuk membawa helm Arin dan menyimpannya di bagasi motor nmax putihnya yang lebar dan besar itu.

Sesampainya di kantor, Ecan pun segera duduk di mejanya yang berada di tengah-tengah meja Galang & Mark. Ecan pun duduk dengan santai sambil menyalakan komputer kantor untuk menyetel playlist lagu di spotify yang sudah ia buat dan diberi nama playlist startup ganteng (starteng).

Selang 10 menit kemudian dan tepat ketika lagu milih Kahitna yang berjudul Cantik terputar, Raka & Salma memunculkan batang hidungnya.

"Anjir, urang datang-datang geus disambut lagu Cantik mah jadi éra kieu euy." ujar Salma sambil menyimpan tasnya.

"Ih ceuk saha maneh geulis?" jawab Ecan sewot.

"Ceuk urang bieu, manéh teu ngadengé?"

"Teu, bongé ceuli aing."

"Masia wé. Apal nu keur jatuh cinta mah apal. Méni jiga budak SMA keur kasmaran."

"Protes waé ih sia Salma ménta di sumpel make kaos kaki mulut manéh."

"Lu berdua berantemnya tunda dulu bisa gak sih masih jam 8. Belum siap pengang kuping gue." timpal Raka.

"Da si Salma tah mimitian." Jawab Ecan sambil menunjuk kea rah Salma yang sedang merapikan kunciran rambutnya.

"Naha jadi aing? Maneh!" Teriak Salma dengan suaranya yang melengking

"MANEH!" jawab Ecan dengan suaranya yang tidak kalah melengking sambil berdiri hendak mendatangi meja Salma.

"MANEEEEHHHH!!!!!!" balas Salma yang tidak mau kalah.

"Eh Kal?" Kata Raka.

Seketika Ecan & Salma diam dan langsung duduk di kursi masing-masing saat mendengar Raka menyebut "Kal".

CANDIKA (Bejana Puspawarna) - Haechan & RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang