#09 - Yang Pernah dan Yang Sedang

362 65 14
                                    

Rasanya Arin baru saja memejamkan kedua matanya. Namun matahari sudah menyapa kamar kosnya sekitar pukul 06.00 WIB dan sinarnya seakan memaksa Arin untuk bangun dari tidurnya. Kebetulan Arin sedang haid sehingga ia tidak bangun untuk sholat subuh. Butuh waktu 15 menit bagi Arin untuk beranjak dari kasurnya dan pergi ke kamar mandi untuk bersiap-siap ke kampus karena kelas di mulai pukul 07.30 WIB. Beruntung, setiap hari Jum'at Arin hanya perlu masuk satu kelas saja yang durasinya 150 menit dan setelahnya dilanjut untuk memberikan briefing pada master of ceremony acara ospek fakultasnya untuk esok hari.

Selesai mandi, handphone Arin berbunyi dan disana tertera nama "Kemal Warliansyah" yang meneleponnya.

"Halo Kem? Kenapa?"

"Rin, gue nebeng ke kampus boleh gak? Eh, lo masuk kelas audit 1 kan hari ini?" tanya Kemem.

"Masuk-masuk, emang mobil lo kenapa, Kem? Gue gak bawa mobil hari ini. Coba lo telepon Ara deh."

"Loh tumben? Mau kemana lo emangnya balik kelas? Mobil gue dipake Mbak gue ke Depok. Ada study banding katanya."

"Ooooh, gue mau ke Bandung beres kelas." Jawab Arin singkat.

"Oke deh kalau gitu gue tanya Ara. Makasih Arin sayaaaang."

"Iyeee." Jawab Arin sambil menutup sambungan telepon.

Kemal memang seperti itu. Memanggil dengan sebutan sayang itu adalah hal yang biasa bagi Kemal, karena Kemal memanggil Asmara dan Andin dengan panggilan serupa.

Pukul 07.00 Arin bergegas meninggalkan kosannya untuk segera pergi ke kampus. Arin pergi 30 menit lebih awal karena ia harus pergi menggunakan angkot, yang notabene nya sering ngetem. Setelah sampai di kampus, Arin menaiki odong-odong, sebutan untuk bis pengantar mahasiswa yang ada di kampusnya untuk menuju gedung fakultas ekonomi dan bisnis yang ada di ujung kawasan kampus.

Arin pikir hari Jum'at ini akan menjadi Jum'at barokah, namun nyatanya tidak. Di odong-odong, Arin bertemu dengan Ale, mantan pacarnya yang sekaligus teman satu peer groupnya.

"Eh, Rin? Tumben naik odong-odong?" tanya Ale yang kelihatannya kaget.

"Lagi gak bawa mobil." Jawab Arin singkat.

"Mobil kam-eh lo, kemana emang?"

"Gak kemana-mana, Cuma lagi gak pengen aja bawa mobil."

Arin berusaha menjawab pertanyaan Ale seperlunya dan sebiasa mungkin. Dan pernyataan Arin di jawab dengan Ale yang ber "ooooh" ria.

Keduanya turun di depan gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan berjalan beriringan. Membuat beberapa orang yang sadar akan kehadiran mereka melihat ke arah keduanya. Tanpa basa-basi, Arin berjalan mendahului Ale dan meninggalkan Ale berjalan di belakangnya.

Ketika Arin sudah berjalan beberapa meter lebih dulu daripada Ale, ia bernapas dengan lega karena hari ini ia tidak menghadiri kelas yang sama dengan Ale. Terlalu asyik melihat ke arah belakang, sampai-sampai Arin tidak sadar tubuhnya menabrak Unan, salah satu teman peer groupnya juga.

"Liat apa sih Rin ke belakang mulu? Sampe nabrak gua nih." Tanya Unan.

Namanya Fauzi Adnan Firmansyah, dipanggil Unan yang merupakan gabungan dari nama panggilannya, Uji dan Adnan.

"Eh! Sorry, Nan. Hehehehe." Jawab Arin sambil terkekeh.

"Balikan lo sama Ale? Kok gue liat barusan turun dari odong-odong bareng?" tanya Unan.

"IH SEMBARANGAN YA MULUT LO! YA ENGGAK LAH!" jawab Arin sambil memukul tas selempang Unan.

"Iye tenang-tenaaaaang, baikan gih sana. Capek gue liat lo berdua diem-dieman tiap ngumpul." Kata Unan sambil menarik Arin untuk berjalan bersama menuju kelas Audit 1.

CANDIKA (Bejana Puspawarna) - Haechan & RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang