#18 - Kiss Cake 🔞

1.5K 103 24
                                    

🔞🔞🔞
(Be wise!!)

Bulan Juni adalah bulan di mana Candika Reihan Radeya lahir. Anak sulung dari 4 bersaudara itu lahir di Bandung, 6 Juni 1998 di salah satu rumah sakit yang terdapat di Jalan Ir. Djuanda. Masih jelas di dalam ingatan kedua orang tuanya Ecan, bayi laki-laki yang lahir dengan berat badan 3,1 kilogram itu menyapa dunia dengan tangisannya. Anak laki-laki yang sudah cukup lama di idam-idamkan, kurang lebih selama 1 tahun kedua orang tua Ecan menanti kehadirannya.

Selama 20 tahun ke belakang, biasanya Ecan hanya merayakan hari kelahirannya bersama dengan keluarga dan teman-teman tongkrongannya. Berbeda dengan tahun sebelumnya, kini ia merayakan salah satu hari spesialnya itu bersama perempuan yang tengah mengisi hari-harinya hampir satu tahun belakangan ini. Tentunya Ecan berekspektasi untuk bertemu dengan Arin di hari ulang tahunnya itu.

Namun ternyata ekspektasi tidak sesuai dengan kenyataan, di hari ulang tahunnya  Ecan disibukan dengan kegiatan rapat tengah periode himpunan di jurusannya. Ecan yang memang menjabat sebagai kepala departemen hubungan masyarakat memiliki kewajiban untuk hadir. Ia merasa tidak professional ketika harus mengesampingkan kewajibannya sebagai seorang kepala departemen dengan kepentingan pribadinya di saat-saat seperti ini. Ecan hanya berharap, rapat tengah periode ini bisa selesai  dengan cepat dan tidak terlalu larut malam. Mengingat rapat himpunannya yang terkadang sering tidak tahu waktu.

Sejak pagi, Ecan cukup uring-uringan. Dinar dan Rania yang menyadari sikap aneh dari Ecan pun berinisiatif untuk membelikan Ecan nutrisari jeruk peras kesukaan Ecan di warung milik Mang Eli, warung yang terletak persis di depan kampus Ecan. Dan menjadi warung yang memang sering Ecan datangi dan hutangi untuk sekedar nongkrong menunggu kelas selanjutnya.

"Yeuh." Kata Dinar sambil menyodorkan segelas nutrisari jeruk peras dingin pada Ecan yang sedang serius dengan laptopnya.

"Tumben kieu." Jawabnya sambil tetap konsentrasi dengan hal yang sedang ia baca di laptopnya, tidak lain tidak bukan adalah laporan program kerja selama setengah periode yang harus ia presentasikan di rapat sore hari nanti.

"Rudet kitu beungeut maneh. Aya naon sih?" tanya Rania.

"Pusing anjir. Naha kitu rapat tengah tahun kudu weekday sih? Biasa na ge weekend anjir." Keluh Ecan sambil menyeruput nutrisarinya.

"Mun teu salah, dosen pengawas himpunan kan engke poe Sabtu jeung Minggu teh rek tamasya. Ka Pangandaran."

"Si anying. Teu mikiran arurang sugan mah." Gerutu Ecan.

"Aslina anjir. Aing wae ayeuna kuduna ngabaturan kabogoh aing di rumah sakit, jadi teu bisa. Fak lah budak proker." Gerutu Rania.

"ANJINGGGG BENER RANIAAAA!!! Aing oge rek bobogohan ayeuna curiga teu bisa anjirlah tai." Teriak Ecan yang membuat beberapa orang yang melewati pelataran fakultas ilmu komunikasi melihat ke arah mereka bertiga.

"Kan, bener ceuk aing ge, Ran. Hahahaha. Ti tadi pagi geus rarudet kieu mah pasti gara-gara ayeuna si ieu ulang tahun terus teu bisa bobogohan." Ujar Dinar sambil tertawa karena sudah terlalu paham dengan tindak tanduk sahabatnya itu.

"OH HEEH BENER cees aing ulang tahun ayeuna! Selamat ulang tahun ganteeeeeng! Gaya euy ayeuna mah ulang tahun geus teu hampos deui. Aya si bebeb nyak." Goda Rania sambil mencubit lengan Ecan dan direspon dengan teriakan yang melengking dari Ecan sebelum Ecan menjawab ucapan Rania dengan benar.

"Heeuh nuhun beb. Anjir hampos mah henteu. Ngan ieu AHHHHHHH ku aing kutuk dosen-dosen meh teu bisa modol saminggu."

"Sok mana dieu aing bantuan, nu mana nu can beres?" tanya Dinar.

CANDIKA (Bejana Puspawarna) - Haechan & RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang