Masalah yang Belum Selesai

482 61 2
                                    

11.15 pm

Malam itu aku berbaring di ranjangku. Dengan bantal guling yang ada dipelukanku, aku menatap langit-langit kamar sambil memikirkan kejadian tadi siang.

Apa artinya sekarang aku adalah pacar Itachi? Aku senang akan hal itu. Tapi tetap saja aku merasa ada sesuatu yang belum beres. Berita kandasnya hubungan Itachi belum lama ini trending dan sekarang masih diperbincangkan orang-orang. Apa ini adalah sesuatu yang benar? Mau tidak mau pikiranku cukup terganggu dengan hal itu.

Aku menghela nafas, memutar badanku untuk mencari posisi tidur yang nyaman. Besok adalah pembagian nilai akhir. Untuk selanjutnya aku pasti dipersiapkan untuk masuk perguruan tinggi. Sedangkan urusan cinta ini tidak ada habisnya juga.

---

KHS 11.30

Dengan pembagian nilai kenaikan kelas, maka disaat itu juga libur dimulai. Dan aku yang berharap bisa bertengger di juara 1 tidak bisa mencapainya, karena selisih nilai yang cuma 0,02 dari Shikamaru. Mau tidak mau aku cukup kesal dengan itu.

"Sudahlah Sakura. Aku yang ranking 3 di bawah saja tidak masalah dengan itu, jangan lesu begitu hanya karena kau kalah dari Shikamaru, yang penting kita semua naik kelas" ujar Tenten seraya menepuk-nepuk pundakku.

Ya saat ini kami sedang di depan kelas melihat ranking kami yang terpampang di papan tulis.

"Iya-iya," jawabku seadanya.

"Eh tapi hebat sekali, ranking Temari bisa naik drastis sampai 5 besar," komentar Ino.

Kami semua menoleh ke arah Temari. Tak lama setelah itu Shikamaru datang dan merangkul pundak Temari dihadapan kami. Otomatis aku, Ino dan Tenten saling berpandangan. Kami rasa, kami memiliki pikiran yang sama sekarang.

"Sudah kubilang kan, kau bisa melakukannya," ujar Shikamaru sambil mencubit hidung Temari.

Kami bertiga otomatis tahan nafas melihat mereka. Seakan tidak percaya ketika yang dihadapan kami ini adalah Temari yang beringas, tiba-tiba menjadi seperti kucing imut di hadapan Shikamaru.

"I-iya iya makasih. Teman-temanku ada disini, jangan begini" ujar Temari mencoba melepaskan tangan Shikamaru.

Tapi justru Shikamaru malah menurunkan tangannya ke pinggang Temari dan menarik Temari semakit mendekat kearahnya.

"Apa ini? Kau belum memberitahu mereka?" tanya Shikamaru.

"Iya-iya. Aku beritahu sekarang,"

Temari tampak menghela nafasnya

"Aku pacaran dengan Shikamaru," ujar Temari kemudian, Shikamaru terlihat tersenyum puas. Sementara wajah Temari terlihat memerah.

"SEJAK KAPAN??" tanya kami serempak.

"Er...kurang lebih 2 bulan" jawab Temari.

Kami saling berpandangan lagi tidak percaya.

"2 bulan? Kalian punya waktu 2 bulan dan tidak memberitahu apa-apa kepada kami? Kau juga Shikamaru!" Histeris Ino sambil menunjuk Temari dan Shikamaru bergantian.

"Maafkan aku..aku benar-benar tidak tau bagaimana memberitahu kalian, aku malu," jelas Temari.

"Hhhh..yasudahlah. Shikamaru! Kau harus jaga Temari baik- baik ya!" ujar Ino sambil menunjuk wajah Shikamaru sekali lagi.

"Hhh Mendokuse, tentu saja" jawab Shikamaru terlihat malas-malasan menanggapi Ino.

"Ino, kau sudah selesai?" Tiba-tiba Sai muncul di pintu kelas kami.

"Ahh Sai.. iya iya aku sudah selesai," Ino langsung berlari ke arah Sai lalu bergelayut manja di lengannya.

"Bucin," komentarku. Tenten mengangguk setuju denganku.

"Minna~ aku duluan ya..."

Setelah itu Ino pergi bersama Sai meninggalkan kami. Aku mengode Tenten untuk segera pergi juga.

"Selamat ya buat kalian, kami duluan Temari," ujarku.

"Iya, makasih" jawab Temari sambil tersenyum.

"Kami duluan ya," ujar Tenten lalu menarik pelan tanganku meninggalkan kelas.

---

Koridor

"Tampaknya cinta semakin bersemi di ujung tahun pelajaran ya~" ujar Tenten terlihat tersenyum.

Tapi aku bisa merasakan, Tenten terlihat sedih. Aku rasa karena hubungannya dengan Neji. Aku bisa merasakan kesedihan di mata Tenten saat beberapa waktu lalu Neji lewat begitu saja dihadapannya tanpa berkata apa-apa. Melirikpun tidak.

"Kau masih sedih ya?" tanyaku.

Tenten menghentikan jalannya. Dia memandang keluar jendela. Dari situ aku bisa melihat matanya yang berlinang air mata. Aku tak sanggup melihatnya, akhirnya aku menarik Tenten dan memeluknya.

Tenten membalas pelukanku dan mulai menangis. Dia tidak bicara apa-apa, tapi aku tau dengan begini dia pasti merasa lebih baik.

Setelah cukup tenang, aku membawa Tenten duduk di bangku koridor. Matanya yang basah masih menatap lantai.

"Terimakasih Sakura, aku merasa lebih baik,"

"Iya, kau bisa bercerita apapun, atau menangis dihadapanku. Aku memang tidak bisa memberi saran apapun, tapi aku akan selalu mendengarkanmu," ujarku.

Tenten mengangguk sambil menghapus sisa air matanya dengan punggung tangannya. Lalu tersenyum kepadaku.

"Baiklah, ayo kita pulang. Aku tidak sabar ingin liburan!" Tenten bangkit dari duduknya dengan semangat.

"Iya! Ayo!" Balasku tak kalah semangat

---

Gerbang KHS

Aku sedang berbincang seru dengan Tenten ketika seorang berjas hitam menghampiriku saat kami sampai di gerbang sekolah.

"Anda Haruno Sakura?" tanya orang itu.

Aku berpandangan dengah Tenten. Kenapa dia bisa tau namaku?

"I-iya, aku Haruno Sakura. Ada apa ya?"

"Bisa ikut dengan saya?"

"T-tapi"

"Saya menjamin tidak akan melakukan apa-apa kepada Anda. Seseorang ingin menemui Anda, dan saya ditugaskan untuk mengantar Anda kepadanya, dan ini kartu nama saya" jelasnya lagi sambil menyodorkan kartu namanya.

Aku melihat kartu namanya. Dan jelas sekali terpampang logo dan nama Uchiha Corporation disana. Aku memandang orang itu, siapa orang dari Uchiha Group ini yang mau menemuiku?

"Bisa beri tau aku dulu siapa orang yang akan kutemui ini?" tanyaku.

"Anda akan melihatnya nanti, jadi mohon ikut dengan saya," ujar orang itu sambil menundukkan kepalanya sedikit.

"O-okey.." jawabku menyetujui.

"Sakura..." bisik Tenten sambil menahan lenganku, dia terlihat cemas.

"Tidak apa-apa, mereka dari Uchiha Group. Aku yakin aku akan baik-baik saja. Dah Tenten, selamat liburan." Aku melambaikan tanganku dan pergi mengikuti pria berjas hitam itu meninggalkan Tenten dibelakangku.

---

Aku dibawa ke sebuah restoran bintang lima. Restorannya sangat mewah. Pasti makanannya sangat mahal. Hanya itu yang ada dipikiranku.

Pria berjas itu membawaku ke sebuah meja. Disana duduk seorang wanita berambut coklat panjang tengah meneguk wine.

"Nona, aku sudah membawanya" ujar pria itu.

Wanita itu menoleh, dan tersenyum kepadaku. Aku tidak bisa menyembunyikan keterkejutanku, ketika tau bahwa wanita ini adalah mantan tunangan Itachi. Izumi Uchiha.

Kenapa dia ingin bertemu denganku?

Tbc

---

Vote n comment guys!!









Ai No SenseiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang