Tidak Mudah

473 72 5
                                    

Seperti yang diminta Itachi, aku menunggunya di tempat yang agak jauh dari sekolah. Karena dia tidak ingin ada yang melihat kami pergi bersama.

Berselang 15 menit kemudian setelah aku sampai di tempat yang Itachi katakan, mobil Itachi berhenti dihadapanku. Jendela mobil terbuka memperlihatkan wajah Itachi yang tersenyum kepadaku.

"Masuklah!" ujarnya.

"Kita mau kemana?" tanyaku.

"Ke tempat yang memungkinkan untuk bisa mengobrol nyaman denganmu," jawabnya.

Dengan ragu-ragu, akhirnya aku masuk ke dalam mobilnya. Entah kenapa rasanya lebih canggung dari biasanya. Terlebih karena aku tau dia adalah kakak yang waktu kecil aku sukai.

Mobil Itachi dengan perlahan berjalan. Sesekali aku meliriknya. Ingin sekali aku bertanya tentang masa lalu itu. Tapi keraguan selalu membungkamku.

Hingga akhirnya kami sampai di sebuah taman. Itachi memarkir mobilnya di depan taman itu. Lalu mengodeku untuk segera turun dari mobil. Setelah turun, Itachi membawaku ke sebuah bangku taman di dekat sebuah pohon rindang.

Selama beberapa menit kami hanya duduk berdampingan tanpa bicara. Menikmati semilir angin yang mengacak-ngacak rambutku. Ketika itu juga aku merasakan jemari Itachi yang menyelipkan rambutku ke belakang telingaku.

Deg

Sentuhan Itachi di kulitku terasa seperti sengatan listrik. Membuat jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Aku melirik kearahnya dengan canggung. Dengan segera ia menarik tangannya dengan ekspresi terkejut.

"Ah maaf. Aku tanpa sadar melakukannya," ujarnya sambil terkekeh pelan.

"Tidak apa-apa, Sensei"

"Sensei? Kau tidak mau memanggilku Nii-kun?" ujarnya dengan nada bicara yang familiar di telingaku.

Seketika aku merasakan panas di pipiku. Aku baru ingat Nii-kun adalah panggilan sayangku kepada Itachi waktu kecil. Itachi marah saat aku hanya memanggilnya dengan Itachi-kun, akhirnya aku menggantinya menjadi Nii-kun.

"Akhirnya kau mengingatku, Sakura"

"..." Aku tidak tau harus berkata apa. Antara canggung dan malu.

"Kau tidak apa-apa? Kenapa diam saja?"

"Ah aku baik-baik saja. Jadi ada apa sensei ingin menemuiku?" tanyaku untuk mengalihkan perhatiannya dari kenangan-kenangan masa lalu itu.

"Ah itu.." Aku melihat Itachi mengeluarkan ponsel dari saku jacketnya. Dia terlihat mencari sesuatu di dalamnya. Tak berselang lama ia memberikan ponsel itu padaku.

Aku menerimanya. Ada sebuah rekaman video CCTV. Dalam rekaman itu aku melihat diriku yang duduk di depan kolam saat acara pertunangan Itachi.

"I-ini.."

"Putar videonya"

Seperti yang dikatakan Itachi, aku menyentuh tombol play untuk memutar video itu. Aku melihat diriku yang di dorong seorang gadis berambut coklat ke dalam kolam. Aku memang merasa di dorong saat itu. Setelah terjatuh aku melihat gadis itu berlari masuk kembali ke dalam rumah. Tak lama orang-orang mulai berdatangan, dan aku melihat Itachi yang dengan sigap masuk ke kolam menolongku. Videonya berakhir sampai disitu. Aku melirik Itachi. Wajahnya tampak serius.

Itachi mengambil ponselnya dari tanganku. Lalu dia kembali mencari sesuatu, dan memperlihatkannya kembali kepadaku.

"Ini gadis yang mendorongmu, kau mengenalnya?" Itachi memperlihatkan zoom wajah yang sudah diperjelas dari gadis itu.

"Itu..Mizu.." jawabku.

"Kau mengenal Mizu?"

Aku mengangguk.

"Dia yang memberikan alkohol kepada Sasuke saat pesta dansa, dan dia juga kakak kelasku" jawabku.

"Benar," Dari ekspresi Itachi sepertinya dia juga sudah tau itu.

"Sensei sudah tau?"

"Tentu saja, keluarganya adalah rekan bisnis ayahku sejak lama. Aku tau dia sudah menyukai Sasuke sejak lama. Dan aku juga tau kau putus dengan Sasuke karena dia," jelas Itachi yang cukup membuatku kaget.

"Sensei.. tau itu juga?"

"Aku mengetahuimu lebih banyak dari yang kau kira" Dia tersenyum singkat sebelum memasang wajah serius lagi.

"Aku memaklumi beberapa tindakannya untuk mengambil hati Sasuke. Tapi dengan mendorongmu ke kolam kau bisa menuntutnya dengan percobaan pembunuhan," perkataan Itachi membuatku tersentak.

"Tidak perlu sampai sejauh itu, sensei.. aku sudah baik-baik saja sekarang,"

Itachi kemudian menatapku. Tatapan onyxnya menatap langsung ke mataku untuk beberapa saat, lalu ia menghela nafas.

"Kau tidak tau betapa khawatirnya aku saat itu. Saat aku menarikmu keluar kau sudah pingsan, detak jantungmu lemah. Aku sekuat tenaga menekan-nekan dadamu dan memberi nafas buatan,"

Aku bisa membaca raut kekhawatiran Itachi saat itu. Padahal itu hari pertunangannya, tapi aku mengacaukannya.

"Gomen.." ujarku.

Aku merasakan Itachi yang tengah menatapku sekarang. Bagaimanapun aku benar-benar merasa bersalah padanya.

"Aku mengacaukan hari pertunanganmu, aku menyesal sekali. Seandainya saja aku tidak keluar saat itu, seandainya saja aku berhati-hati, seandainya saja aku-"

Kalimatku terpotong dengan Itachi yang telah menarikku ke dalam pelukannya. Sangat erat. Tangannya perlahan mengusap rambutku.

"Jangan membuatku khawatir lagi.." ujarnya lirih. Perlahan aku mengangguk dalam pelukannya.

Jika saja aku tidak sadar bahwa Itachi sudah bertunangan, aku ingin berada dipelukannya lebih lama. Perlahan aku melepas pelukan Itachi dariku. Suasana berubah menjadi canggung kembali. 

"Gomen..aku benar-benar sulit menahan diriku jika itu berhubungan denganmu. Ternyata tidak semudah yang aku kira.."

"..."

"Kau mau pulang?" tanyanya.

"Iya"

"Kalau begitu biar aku antar-"

"Tidak!" Aku langsung berdiri dari dudukku.

Aku melihat ekspresi terkejut Itachi.

"Aku..tidak ingin ada yang melihat kita bersama. Kau sudah bertunangan.." jelasku.

"Baiklah, aku mengerti. Aku juga tidak ingin menyulitkanmu. Tapi setidaknya aku akan mengantarmu sekali ini saja," jelasnya.

"..."

"Ayo," tanpa menunggu responku Itachi menarik tanganku menuju mobilnya.

"Gomen..aku benar-benar sulit menahan diriku jika itu berhubungan denganmu. Ternyata tidak semudah yang aku kira.."

Kata-kata Itachi beberapa saat lalu sukses membuatku kepikiran. Dari kata-katanya aku tau dia belum bisa melupakan perasaannya kepadaku. Aku tidak tau harus bagaimana, karena aku merasa senang sekali mengetahui itu, walau tak seharusnya begitu.

-#

Tbc..

Note :
Karakter Mizu aku buat sendiri ya guys. Mau makai Karin kek nya udah bosen dia mulu wkwkwk😂😂

Btw maaf yaa updatenya lama😭 Kesibukan saya juga menghalangi untuk update kilat. Tetapi selalu saya usahakan demi para pembaca semuanya. Terimakasih sudah membaca Ai No Sensei sampai sejauh ini.

Love
Author♥️♥️

Ai No SenseiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang