Dance With You

708 93 3
                                    

Itachi datang beberapa saat kemudian. Dia menghampiriku setelah aku memanggilnya yang tampak berjalan masuk ke aula.

"Hhh kenapa anak ini bisa begini?" tanyanya.

"Sensei tanya saja nanti sendiri," jawabku.

"Kau terlihat lebih cantik dari dugaanku dengan gaun itu," ujarnya yang out of topic.

"Apa?"

"Tidak apa-apa. Aku akan membawanya," ujarnya sambil membantu Sasuke berdiri.

Tanpa berkata apa-apa lagi, Itachi membawa Sasuke keluar dari aula. Aku terus mengikutinya dengan pandanganku sampai mereka menghilang di pintu aula.

Aku kembali ke lantai dansa. Aku bertemu dengan Ino, Tenten dan Temari. Aku kembali menikmati pesta dansa bersama teman-temanku. Sedangkan Lee, aku tidak bertemu lagi dengannya.

Pesta dansa pun berakhir 4 jam kemudian. Waktunya terasa sangat singkat. Aku sedikit kecewa. Padahal aku merasa baru mulai bersenang-senang.

"Sayang sekali ya, pesta dansa nya terasa singkat sekali," ujarku kepada teman-temanku.

"Iya, tidak terasa sudah jam 11 saja," balas Ino.

"Aku bahkan belum bersenang-senang," ujar Tenten. Wajahnya terlihat tidak bersemangat.

"Kenapa?" tanyaku.

"Neji harus menemani sepupunya di rumah sakit. Dia tidak jadi datang ke pesta dansa bersamaku," jawabnya.

Aku menepuk-nepuk pundak Tenten untuk menghiburnya. Berbanding terbalik dengan Tenten, justru Temari terlihat sangat senang.

"Temari, kau terlihat senang, pesta dansamu menyenangkan ya?" tanya Ino.

"Ah tidak, biasa saja." jawabnya dengan senyum yang lebar. Pasti sesuatu telah terjadi padanya.

"Guys, aku pulang duluan ya. Sai sudah menungguku. Sampai jumpa hari Senin!" ujar Ino sambil pergi dengan melambaikan tangannya kepada kami.

Tak lama kemudian, Temari dan Tenten juga pulang. Perlahan aula mulai terlihat sepi. Aku berencana akan menelpon Lee, ketika seseorang menepuk pundakku.

Aku menoleh dan mendapati pria bertubuh tinggi dan kekar menatapku. Untung saja aku sadar dia adalah security yang disewa untuk acara pesta dansa.

"Kau Haruno Sakura kan?" tanyanya ramah. Ternyata wajah seramnya berbanding terbalik dengan sikapnya.

"Iya, aku Haruno Sakura. Ada apa?" tanyaku.

"Seseorang memintaku untuk memanggilmu. Dia ada di mobil hitam di depan gedung aula," ujarnya.

"Uhm terimakasih. Aku akan segera kesana," balasku.

Apa yang memanggilku Lee? Aku segera mengambil tas ku dan segera keluar dari gedung aula. Seperti yang dikatakan  penjaga tadi, ada mobil hitam yang terparkir di depan gedung aula. Tapi itu bukan mobil milik Lee. Aku mengetuk kaca mobil itu dan kacanya terbuka.

"Itachi-sensei??"

Guru muda itu tersenyum kepadaku. Dia memakai setelah jas rapi. Berbeda dengan saat dia menjemput Sasuke tadi. Dia terlihat tampan sekali.

"Masuklah," ujarnya.

Aku masuk ke dalam mobilnya. Aku menatapnya beberapa lama. Aku tidak tau apa yang aku lakukan tapi aku benar-benar tidak bisa melepaskan pandanganku darinya.

"Jangan menatapku seperti itu, kau membuatku takut," ujarnya.

"Ah maaf." Dengan segera aku mengalihkan pandanganku darinya.

"Haha aku hanya bercanda. Aku hanya tidak tahan jika kau tatap seperti itu. Kau jadi membuatku ingin melakukan sesuatu padamu," ujarnya sambil memasang seatbelt.

"Sesuatu apa?" tanyaku yang sedikit nethink.

"Bukan apa-apa," ujarnya seraya tersenyum.

Ah senyum itu. Aku merasakan pipiku yang memerah. Untung saja sudah malam. Dia pasti tidak akan menyadarinya.

"Aku sudah minta izin pada Kaa-san dan Tou-san mu untuk membawamu sampai tengah malam," ujarnya.

"Membawaku kemana?" tanyaku yang kaget bahwa dia telah bertemu dengan ayah dan ibuku.

"Suatu tempat. Pasang seatbelt mu,"

Aku sangat penasaran. Dia tidak akan melakukan sesuatu yang aneh kepadaku kan. Aku memasang seatbelt ku seperti yang dia minta.

"Tenang saja, aku tidak akan melakukan hal aneh padamu," perkataannya seperti menepis nethink-ku.

Semoga saja yang dikatakannya itu benar. Kemudian dengan perlahan dia menjalankan mobilnya.

-#

Setelah 15 menit perjalanan, kami tiba di sebuah mansion yang sangat besar. Dengan logo kipas merah di pagarnya. Kalau tidak salah itu adalah logo yang sama dengan kalung Sasuke.

"Kita sudah sampai. Ayo turun," ujarnya dan dengan segera ia membukakan pintu untukku. Aku segera turun dari mobil.

"Selamat datang di kediaman Uchiha, Sakura." ujarnya.

Kediaman? Aku pernah satu kali ke rumah Sasuke. Tapi aku tidak ingat kalau bentuknya seperti ini. Apakah berarti dia membawaku ke keluarganya? Ada apa ini?

"Jangan khawatir, di sini tidak ada siapa-siapa selain pelayan. Ini adalah kediaman kedua kami," jelasnya yang seperti lagi-lagi membaca pikiranku.

"Be-begitu ya.." responku sambil tergagap. Seberapa kaya keluarga Uchiha ini? mempunyai 2 rumah yang sangat besar dan mewah seperti ini. Dan aku dengar mereka juga mempunyai beberapa pulau di luar dan dalam negeri. Kekayaan mereka terdengar mengerikan bagiku.

"Ayo masuk." Itachi secara tiba-tiba menggenggam tanganku dan membawaku masuk ke dalam mansion itu. Aku seperti tersengat listrik ketika tangan hangatnya menyentuh kulit tanganku. Terlebih dia juga tersenyum seperti itu. Aku bisa merasakan jantungku yang memompa darah terlalu cepat.

Pelayan mansion membukakan pintu untuk kami. Aku terkejut ketika melihat betapa luasnya ruangan yang terbentang di hadapanku. Ruangan itu terlihat seperti lantai dansa di mataku. Belum selesai rasa terkejutku, Itachi lagi-lagi membuat mulutku terbuka ketika tiba-tiba ia berlutut di hadapanku.

"Sakura, berdansalah denganku"

._#

Tbc


Ai No SenseiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang