Sesuatu yang Harus Dibayar

560 81 3
                                    

Pesta pertunangan sudah berakhir 1 jam yang lalu. Aku terduduk di ranjang kamar tamu di rumah Sasuke. Aku sudah mengganti pakaian yang tadinya basah. Pikiranku lagi-lagi melayang kepada Itachi, dan orang yang mendorongku jatuh ke kolam.

Tok tok

Suara ketukan pintu menyadarkanku dari lamunan.

"Ini aku," suara Sasuke terdengar dari balik pintu.

"Masuklah" sahutku.

Pintu kamar terbuka, memperlihatkan Sasuke yang tengah membawa secangkir minuman. Sasuke mengambil posisi duduk di sampingku.

"Minumlah." Sasuke memberikan secangkir teh melati yang dibawanya.

Seperti yang dikatakan Sasuke, aku meminum teh itu. Aromanya membuatku tenang.

Aku menyadari Sasuke yang terus menatapku. Aku balas menatapnya. Tapi dia mengalihkan pandangannya. Dia seperti ingin mengatakan sesuatu.

"Ada yang ingin kau katakan?" tanyaku.

"Tidak ada," jawabnya datar.

"Gomen," Sasuke langsung menoleh kearahku setelah perkataan maafku.

"Kenapa minta maaf?"

"Aku mengacaukan pesta pertunangan kakakmu, dia yang menyelamatkanku kan?" tanyaku seraya menunduk.

"Hn,"

Hanya itu? Dia hanya merespon dengan 'hn'? Seharusnya aku tidak heran. Dari dulu kan dia memang begitu.

Tiba-tiba Sasuke mengambil cangkir teh dari tanganku lalu menaruhnya di atas meja. Kemudian dia mendorong tubuhku sampai aku terlentang di atas kasur.

"Apa yang kau hmph-" perkataanku langsung dibungkam oleh bibir Sasuke yang sudah berada dibibirku.

"Sasu..ehmphh" Sasuke terus memperdalam ciumannya. Dia tidak membiarkanku protes dengan tindakannya. Serta tanganku yang sudah dikunci dengan kuat oleh tangannya. Tubuhku yang ditindih oleh tubuh Sasuke membuatku tidak bisa bergerak.

Sasuke terus melumat bibirku. Lumatan bibir Sasuke membuatku seperti melayang. Aku benci mengatakannya tapi aku menyukainya. Kenapa tiba-tiba menjadi seperti ini?

Sasuke menghentikan ciumannya di bibirku. Tapi tak berselang lama dia mengincar leherku. Dengan perlahan dia mengecup leherku.

"Sa-sasuke..henti..kan akhh" eranganku membuat Sasuke semakin menambah aktifitasnya di leherku. Aku seperti merasakan lidahnya yang bermain-main di leherku.

"Hahh..hahh..hen..ti..kan hahh.. Sa..suke..hahhh" aku terus mencoba menghentikannya tapi Sasuke tak mendengarkan perkataanku sama sekali.

Hingga aku merasakan gigitan di leherku yang membuatku berteriak cukup kencang. Sasuke menghentikan kegiatannya setelah aku berteriak. Sasuke menatapku sesaat lalu mencium bibirku kembali. Namun hanya beberapa detik.

"Itu adalah bayarannya," ujarnya sambil menatapku datar.

"Apa..maksudmu?" tanyaku.

"Kau diselamatkan oleh Itachi lewat nafas buatan. Kau tau artinya? Dia menciummu!" aku melihat sorot kemarahan di mata Sasuke.

"...."

"Hanya aku yang boleh menciummu. Yang aku lakukan tadi adalah untuk membayar yang dilakukannya kepadamu, dan ini adalah bonusnya," Sasuke menunjuk leherku sambil tersenyum.

"Kau gila!!" Aku mendorong tubuh Sasuke setelah Sasuke melepaskan cengkeraman tangannya dari tanganku.

Aku segera berlari ke cermin setelah menyingkirkan tubuh Sasuke dari tubuhku. Aku bisa melihat kiss mark yang dibuat Sasuke di leherku.

Ai No SenseiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang