Egois

1K 96 0
                                    

Ia melakukan hal itu persis dengan saat itu. Tanpa menunggu jawabanku ia langsung menciumku. Namun sekarang keadaannya berbeda. Dulu aku mencintainya. Tapi sekarang? Dia adalah mantanku. Aku tidak yakin apakah rasa cinta itu masih ada? Aku bahkan tidak yakin aku mengerti apa itu cinta.

Bibir Sasuke mulai melumat bibirku. Tangannya semakin erat mendekapku. Aku hampir saja terhanyut dalam ciuman Sasuke, hingga aku sadar. Ini bukan hal yang benar. Aku mendorong tubuh Sasuke menjauh.

Aku merasakan cairan panas mengalir di kedua pipiku. Aku hanya merasa sesak. Aku merasakan hatiku yang sakit saat Sasuke menciumku. Rasa sakit yang familiar. Rasa sakit saat aku melihat Sasuke yang mengkhianatiku.

"Sakura.." Aku bisa melihat raut khawatir dari Sasuke. Tapi dia hanya memanggil namaku.

"Aku membencimu, Sasuke!"

Aku berbalik untuk menjauhi Sasuke. Namun Sasuke menahan lenganku.

"Sakura, maaf-"

"Lepaskan aku! Ini semua rencanamu? Kau menginginkan semua ini? Kau menginginkan aku kembali denganmu dengan caramu yang egois seperti ini? Kau menciumku tiba-tiba. Apa kau tidak bertanya? Bagaimana perasaanku?" Teriakku.

Sasuke hanya terdiam. Dia menatapku dengan raut wajah yang tak dapat aku artikan.

"Aku harap ini terakhir kalinya kau memperlakukan aku seperti ini, mulai sekarang, menjauhlah dariku. Dan satu hal lagi. Aku tidak akan pernah pergi ke pesta dansa denganmu,"

Aku berjalan menjauh dari Sasuke. Untung saja rumahku tidak terlalu jauh dari jembatan konoha. Aku bisa berjalan kaki ke rumah.

Sial! Aku menangis dihadapan Sasuke. Aku benar-benar muak dengannya. Aku bisa memaklumi cara-caranya yang selalu menggangguku setelah hubungan kami usai. Tapi aku tidak terima dengan caranya yang seperti ini. Aku seperti perempuan murahan dihadapannya. Dia benar-benar egois.

Aku menghapus air mataku yang masih tersisa dengan punggung tanganku. Aku tak boleh menangis seperti ini.

--#

Sudah sejam lamanya aku berendam di bak mandi. Pikiranku rasanya kacau. Yang dapat membantuku hanyalah berendam dalam air hangat untuk beberapa saat.

Aku segera keluar dari bak setelah merasa mulai kedinginan. Kulitku juga sudah mulai keriput karena terlalu lama berendam.

Aku segera memasang handuk dan keluar dari kamar mandi. Tepat ketika aku keluar dari kamar mandi, handphone ku berbunyi. Dari Sasuke. Melihat namanya saja di ponselku sudah membuatku kesal.

Aku memilih untuk mengabaikannya saja. Aku segera memasang bajuku dan langsung merebahkan diri di kasur.

Ketika itu aku mendengar suara ibuku yang memanggilku untuk makan malam. Namun aku memilih tak ikut makan. Aku hanya ingin tidur.

--#

Aku mendapati sepeda kesayanganku sudah berada di garasi ketika aku hendak berangkat ke sekolah. Aku tidak tau bagaimana si Uchiha itu melakukannya. Aku hanya tak mau peduli lagi dengannya. Bahkan aku tak mau sedetikpun dia ada dipikiranku. Namun sekali lagi..

"Sakura.."

Suara bariton itu. Aku melihat Sasuke yang berdiri di hadapan rumahku dengan motor besarnya. Entah sejak kapan dia ada disana dan entah apa yang akan ia lakukan kali ini.

"Apa lagi yang kau inginkan denganku?" tanyaku datar.

"Maafkan aku. Aku memang brengsek," ujarnya.

"Apa ini? Kau baru menyadarinya?"

Dia terdiam. Lagi-lagi dia menatapku seperti itu. Bola mata onyx nya itu menyimpan sejuta rahasia. Aku tak mengerti apa arti tatapan itu.

"Maafkan aku. Aku ke sini hanya untuk memastikan, kalau kau baik-baik saja," ujarnya lagi.

"Iya. Aku baik-baik saja. Tapi aku akan lebih baik jika kau tidak muncul lagi dihadapanku," ujarku dingin sebelum aku segera melajukan sepedaku menuju sekolah dan meninggalkan Sasuke begitu saja.







Tbc.


Ai No SenseiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang