Kepulangan

515 77 5
                                    

Setelah berterimakasih kepada Naruto karena sudah mengantarku pulang, aku segera masuk ke dalam rumahku. Dengan pikiran yang kacau aku masuk tanpa berkata mengucapkan salam.

Aku merasa sangat haus, aku langsung menuju dapur. Ketika itu aku melihat seseorang berambut merah tengah memunggungiku. Tidak salah lagi..Aku langsung memeluknya dari belakang.

"Nii-chan!!" Dia yang tengah makan langsung tersedak karena ulahku.

"Sakura!!" Dia berbalik menatapku.

Aku hanya tersenyum menatapnya.

"Kalau aku mati karena tersedak bagaimana?" ujarnya sambil membuat wajah kesal yang dibuat-buat.

Dia adalah Sasori. Kakak laki-laki-ku yang sedang kuliah S2 di Suna. Entah kenapa dia ada di rumah sekarang.

"Aku kangen tau, Nii-chan tidak pulang sama sekali selama kuliah di Suna," Sekali lagi aku memeluk tubuhnya.

Aku merasakan tangan Sasori yang balas memelukku. Sebelah tangannya mengelus-ngelus rambutku lembut.

"Adikku yang manis ternyata sangat merindukanku ya," ujarnya sambil terus mengelus-ngelus rambutku.

Aku mengeratkan pelukanku. Melihatnya pulang membuatku sedikit lega. Karena akhirnya aku memiliki tempat untuk menenangkan hatiku. Nii-chan memang selalu bisa membuatku tenang.

"Sakura.." panggilnya. Tapi aku tidak merespon. Aku masih terus memeluknya.

Akhirnya Nii-chan melepaskanku dari pelukannya. Dia menatapku dengan serius, wajahnya tampak khawatir.

"Kau kenapa?" tanyanya.

"Tidak kenapa-napa," jawabku sambil tersenyum getir.

"Kau pikir sudah berapa lama aku menjadi kakakmu?" Ujarnya yang diiringi sentilan di dahiku.

"Ittaiii. Nii-chan!!" teriakku sambil mengelus-ngelus dahiku yang terasa perih.

"Tunggu-tunggu..apa itu?" Nii-chan menunjuk ke leherku. Refleks aku langsung menutupnya dengan telapak tanganku.

"Siapa yang melakukannya?" tanyanya dengan nada datar. Wajahnya terlihat marah.

"Nii-chan.."

"Jawab aku!"

"Sasuke," jawabku akhirnya.

"Uchiha Sasuke?"

Aku mengangguk perlahan. Wajah imutnya terlihat cukup menyeramkankan saat marah. Dia menghela nafas dengan cukup keras, seperti sedang berusaha meredakan amarahnya.

"Kau berkencan dengannya?" tanyanya lagi. Aku mengangguk. Dia menghela nafas lagi.

"Lalu kau darimana tadi?"

"Dari acara pertunangan kakak Sasuke," jawabku.

"Tunangan? Astaga.. si keparat itu tunangan dan tidak memberitahuku??" omelnya tiba-tiba.

"Nii-chan mengenal Itachi-sensei?"

"Tentu saja. Apa kau tidak ingat dia selalu ke rumah kita saat aku SMA dulu?"

Aku berpikir-pikir kembali. Saat Nii-chan SMA aku masih SD. Saat itu Nii-chan memang sering membawa temannya ke rumah. Tapi ada beberapa orang yang selalu datang ke rumah. Dan yang paling familiar adalah cowok berambut hitam itu..

"Jadi...dia?"

"Iya dia. Temanku yang selalu kau tanyakan karena kau bilang dulu kau menyukainya" penjelasan Nii-chan memperjelas semuanya.

Mendengar hal itu aku langsung berlari ke kamarku.

"Sakura kau mau kemana?" teriakan Sasori menghiasi ruangan itu. Tapi aku mengabaikannya dan segera masuk ke kamarku.

Setelah masuk ke kamar, aku langsung berjongkok di depan tempat tidurku, lalu memeriksa kolongnya.

Aku mengambil salah satu kotak berwarna biru tua. Kalau tidak salah, aku menyimpan semuanya disana. Aku langsung membuka kotak itu. Aku langsung terpana ketika yang pertama kali kulihat adalah fotoku bersama Itachi. Di foto itu dia terlihat masih sangat muda, dan masih tampan tentunya.

"Kenapa aku bisa melupakan ini?" Aku memandang lekat foto itu. Di foto itu aku memakai gaun berwarna pink dengan mahkota di kepalaku. Dan Itachi yang berjongkok di sampingku untuk mensejajarkan tingginya denganku. Aku ingat itu adalah hari ulang tahunku yang ke 10.

Aku memeriksa kotak itu lagi. Aku menemukan kartu ucapan selamat ulang tahun. Aku membuka kartu itu.

Selamat ulang tahun gadis manis.
Sekarang kamu sudah 10 tahun. Belajarlah yang rajin. Itu lebih baik daripada kau terus mengatakan bahwa aku harus menikah denganmu :D

-Itachi-

Tidak mungkin. Ada nama Itachi disini. Aku membongkar kotak itu lagi. Aku menemukan satu gaun kecil. Aku seperti familiar dengan gaun ini. Aku langsung tersentak. Gaun ini sama persis dengan gaun yang aku pakai saat ke pesta dansa, hanya saja ini versi untuk anak-anak. Itu adalah kado ulang tahun yang diberikan Itachi padaku dulu. Apa ini tujuan Itachi memberikan gaun itu padaku? Untuk mengingatkanku kembali kepadanya?

Dulu aku sering memakai gaun pemberiannya itu, sampai aku merasa patah hati setelah Nii-chan mengatakan bahwa Itachi pindah sekolah ke luar negeri dan tidak akan menemuiku lagi. Sejak saat itu aku menyimpan semua benda kenangan itu di dalam kotak itu. Dan setelah itu ternyata aku jadi benar-benar melupakannya.

Entah ini semua kebetulan atau tidak, aku jatuh cinta untuk kedua kalinya kepada cinta pertamaku. Saat itu aku masih terlalu kecil. Aku tidak mengerti apa itu cinta. Hingga akhirnya dia pergi dan seiring waktu aku juga melupakannya.

---

Jam 08.15 pm

Aku berbaring di tempat tidurku sambil memandang fotoku dengan Itachi. Pantas saja dia terlihat akrab dengan ayahku. Dia dulu sering datang ke sini.

Mengetahui semua kenyataan ini membuatku semakin sulit melupakan Itachi. Kenapa bisa-bisanya dia adalah kakak tampan yang aku taksir ketika aku masih kecil? Dan lagi dia adalah temannya Nii-chan. Aku seperti tak bisa lari kemanapun darinya.

Aku meletakkan foto itu di mejaku. Aku menatap langit-langit kamar. Walaupun aku sudah menyadarinya, itu semua adalah masa lalu. Itachi sudah bertunangan.

Ting tong

Suara bel rumah menggema di seluruh ruangan, menghentikan lamunanku. Aku segera turun ke bawah untuk membukakan pintu. Tou-san dan Kaa-san sedang pergi ke luar kota untuk urusan bisnis. Hanya aku dan kakakku yang ada di rumah sekarang.

Aku segera membukakan pintu. Lagi-lagi. Aku baru saja memikirkannya, dan dia sekarang sudah ada dihadapanku.

"Itachi-sensei?" Itachi tersenyum kepadaku.

Rasanya sudah lama aku tidak melihat dia tersenyum seperti itu. Senyumnya masih saja membuat jantungku berolahraga.

"Aku mencari Sasori. Aku dengar dia baru kembali ke Konoha," jelasnya.

"Iya, dia baru pulang hari ini. Masuklah sensei.." ujarku mempersilahkan Itachi masuk.

Aku segera memanggil Nii-chan ke kamarnya. Setelah itu aku meninggalkan mereka berdua di ruang tamu dan aku kembali ke kamarku. Melihat Itachi terlalu lama hanya membuatku patah hati.

--#


Tbc








Ai No SenseiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang