Dance With You (2)

738 92 1
                                    

"Sensei jangan berlutut seperti itu.." ujarku ketika dia masih berlutut di hadapanku. Hal itu tidak etis sekali ketika seorang guru melakukan itu kepada muridnya.

Dia segera berdiri dan mendekat ke arahku. Aku tersentak ketika dia meraih pinggangku untuk semakin mendekat. Kemudian dia mendekatkan wajahnya ke telingaku.

"Untuk malam ini saja, jangan anggap aku sensei. Anggaplah aku kekasihmu. Aku mohon" bisiknya.

Aku merinding ketika nafasnya berhembus di telingaku. Dengan perlahan dia menuntunku berdansa. Aku seperti terhipnotis, aku mengikuti gerakannya.

"Aku sebenarnya tidak boleh melakukan ini, karena aku juga menyayangi adikku," ujarnya tiba-tiba.

"Apa?" tanyaku yang tidak mengerti dengan perkataannya yang tiba-tiba itu.

"Adikku, Sasuke, dia sangat menyukaimu," ujarnya.

Aku terdiam.

"Dia begitu murung setelah aku tau kalau dia putus darimu. Aku tidak pernah melihatnya menjadi semurung itu karena seorang perempuan. Aku berniat membantunya untuk mendapatkanmu kembali, salah satunya dengan gaun itu. Aku pikir akan berjalan lancar, tapi lucunya justru aku juga ikut terpikat denganmu." Jelas Itachi dengan suara yang pelan.

"Sensei.."

Dia tersenyum. Kami terus berdansa tanpa musik. Tapi aku merasa begitu nyaman dalam genggamannya.

"Bagaimana menurutmu, Sakura?" tanyanya setelah beberapa saat kami tidak berbicara.

"Aku..tidak tahu.." jawabku pelan.

Itachi menghentikan gerakan dansanya. Tapi dia tidak melepaskan tangannya dari pinggangku. Aku bisa merasakan kalau dia  tengah menatapku. Aku hanya menunduk.

"Sakura, lihat aku." Dengan tangannya dia mengangkat daguku untuk menatapnya.

Mata hitamnya menatap langsung ke mataku. Matanya seperti jurang gelap tanpa dasar. Begitu dalam. Jika tidak berhati-hati aku bisa jatuh ke dalamnya.

"Sekali saja, Sakura. Aku ingin bersikap egois"

Setelah mengatakan itu aku langsung merasakan bibirnya yang telah menyentuh bibirku. Dia menciumku. Perlahan dia memperdalam ciumannya. Tanpa sadar aku membalas ciumannya. Dia semakin mempererat genggamannya di pinggangku. Aku memegang kerah jasnya agar dia tidak menjauh dariku. Jantungku berdegup kencang. Hingga akhirnya dia menghentikannya.

Aku menatap wajahnya yang terlihat memerah. Dia melepaskan tangannya dari pinggangku.

"Hhh..Sakura..kau benar-benar bisa membuatku gila," ujarnya seraya menghela nafas.

Aku langsung menunduk malu setelah sadar apa yang baru saja aku lakukan. Kenapa aku membalas ciumannya? Bukankah sama aja artinya aku menerimanya?

"Maafkan aku sensei," ujarku lantang sambil membungkukkan badanku sembilan puluh derjat.

Itachi kembali mendekat kearahku. Dia menangkup wajahku dengan kedua tangannya. Dia mendekatkan wajahnya ke wajahku.

'Aku mohon jangan lagi' batinku yang mengira dia akan menciumku lagi.

Aku menutup bibirku rapat-rapat ketika merasakan kecupan Itachi di keningku. Aku kembali membuka mataku dan melihat Itachi yang tengah menatapku sambil tersenyum.

Blush. Wajahku terasa panas.

"Maafkan aku Sakura. Ayo aku akan mengantarkanmu pulang, aku sudah berjanji kepada Tou-san dan Kaa-san mu"

Dia segera meraih tanganku dan menggenggamnya. Bagaimana dia bisa setenang ini setelah melakukan hal itu kepadaku?

_#

Aku diantar sampai rumah dengan selamat. Itachi mengantarku sampai ke depan pintu. Ayahku yang membukakan pintu.

"Kau menetapi janjimu, nak" ujar ayahku sambil menepuk-nepuk pundak Itachi.

"Tentu saja Oji-san. Kalau begitu saya pamit." Itachi membungkukkan badannya kepada ayahku dan ayahku mengangguk.

Itachi pun pergi. Aku masuk ke dalam rumah. Aku bisa melihat ayahku yang sangat senang. Aku tidak tahu kenapa.

"Tidurlah, sayang. Sudah larut," ujar ayahku lalu mengecup keningku.

Ayahku langsung masuk ke kamarnya setelah mengatakan itu padaku. Aku pun segera masuk ke kamarku.

Setelah mengganti pakaian aku berbaring di kasurku berusaha untuk tidur. Tapi ketika aku memejamkan mataku, yang terlihat bagiku adalah wajah Itachi dan seketika itu juga aku terbayang ketika Itachi menciumku.

"Aaaaakkh pergilah dari pikiranku!!" Teriakku yang frustasi karena tak bisa tidur.


-#

tBc

Ai No SenseiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang