Jawaban

566 74 12
                                    

"Silahkan duduk" ujar wanita itu. Dia benar-benar tampak elegan. Dan sangat cantik. Dia sebenarnya terlihat cocok dengan Itachi.

Aku duduk dihadapan wanita itu, seperti yang dimintanya. Tak berselang lama, pelayan restoran itu muncul membawa buku menu.

"Pesan apapun yang kamu suka," ujar wanita itu lagi.

"B-baik," jawabku sambil menerima buku menu.

Harga yang tertera di buku menu benar-benar membuatku schock. Semuanya mahal, bahkan ada satu makanan yang setara dengan uang jajanku selama setahun.

"Jangan sungkan, pesan saja" ujar wanita itu lagi seperti bisa membaca raut wajahku yang schock dengan harga makanan di restoran itu.

"Aku mau pesan-"

"Sakura," ucapanku terpotong oleh suara familiar yang tiba-tiba muncul di pintu masuk.

Derap langkah itu mendekat ke meja kami berdua. Tak lain adalah Itachi. Aku menatapnya kaget karena kehadirannya yang tidak kusangka.

"Itachi-san?"

Itachi mengabaikanku, dan sekarang dia menghadap Izumi. Tatapannya datar.

"Ada apa kau membawa Sakura kesini?" tanya Itachi.

"Aku hanya ingin mengajaknya berbincang, gadis yang mampu membuatmu meninggalkanku di acara pertunangan," ujar wanita itu dengan senyum yang tidak lepas dari wajahnya.

Aku menatap gadis itu. Apa maksudnya dia mengatakan itu?

Itachi masih menatap datar ke arah wanita itu sebelum Itachi menghadap ke arahku. Dengan senyum singkat dia mengulurkan tangannya dihadapanku.

Aku menatap tangannya tidak mengerti. Dia mau apa mengulurkan tangannya?

"Ayo pergi, Sakura!" ujarnya.

"Tapi...aku,"

"Ayo!" tanpa menunggu jawaban Itachi meraih tanganku dan membawaku keluar dari restoran. Aku menatap wanita tadi yang mengundangku kesini, dia hanya tersenyum tipis menatap kami.

---

Sekarang aku tengah berada di dalam mobil Itachi. Sudah hampir seperempat jam saat Itachi menyuruhku masuk ke dalam mobilnya. Tapi dia tidak kunjung berbicara.

"Itachi-san?" Panggilku saat Itachi tampak terlihat termenung di kursi kemudinya.

"Ah iya," jawabnya sambil menoleh ke arahku.

"Kau tidak apa-apa?" tanyaku, dengan sedikit ragu.

"Hm iya," jawabnya sambil mengangguk singkat.

Aku hanya bisa menatapnya. Dia terlihat seperti banyak pikiran. Tapi aku sangat penasaran kenapa dia bisa-bisa muncul begitu saja di restoran itu.

"Sakura," panggilnya.

"Hm?"

"Apa kau percaya padaku?"

Aku terdiam. Pemuda bermata hitam itu menatapku tepat dimataku. Dan kini kedua tanganku sudah di genggamannya.

"Apa kau percaya kalau aku mencintaimu?" tanyanya sekali lagi.

Aku tau aku mencintai lelaki ini. Tapi tetap saja ada perasaan yang mengganjal di hatiku. Aku merasa ada sesuatu yang belum beres.

Aku mengangguk. Senyuman tergambar diwajahnya. Perlahan dia mendekatkan wajahnya. Aku segera menutup mataku saat tau apa yang akan dilakukannya.

Bibirnya menyentuh bibirku dengan lembut. Lumatan kecil dia berikan dalam ciumannya. Aku balas melumat bibirnya. Dengan perlahan aku melingkarkan lenganku ke lehernya, tidak ingin dia menjauh dariku.

Ai No SenseiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang