Cemburu

1.3K 121 0
                                    

Kriiiiiing

Bel tanda istirahat berbunyi. Aku harus segera mencari guru itu. Aku melihat ke arah lapangan lewat jendela kelas. Ada beberapa anak kelas 1 yang baru saja selesai olahraga. Kalau tidak salah guru itu mengajar di kelas 1. Setidaknya itu yang pernah dikatakan Ino.

Aku segera keluar dari kelas. Mungkin saja guru itu masih di lapangan. Aku baru saja hendak menuruni anak tangga menuju lantai 1 ketika aku mendengar suara Ino memanggil namaku.

"Sakura! Kau mau kemana? Tidak ke kantin?" tanyanya.

Aku menoleh ke belakang dan mendapati ketiga temanku tengah menatapku yang terlihat tergesa-gesa.

"Aku ada urusan sebentar. Kalian duluan saja. Nanti aku menyusul," jawabku.

Aku langsung menuruni anak tangga menuju lantai 1 sekolah dan bergegas menuju lapangan. Di sana masih ada beberapa murid kelas 1 yang melanjutkan bermain olahraga. Tapi tidak ada tanda-tanda guru itu di sana. Apa harus aku pergi ke kantor guru? Tidak, guru lain nantinya pasti akan penasaran.

Aku menghela nafas. Aku berbalik menuju gedung sekolah, berencana akan pergi ke kantin menyusul teman-temanku. Tepat ketika itu aku melihat guru muda itu tengah berjalan ke arah gedung sekolah. Pas sekali. Aku langsung berlari ke arahnya.

"Hey!" panggilku.

Guru itu menoleh.

"Eee..maksudku..sensei. Kau ada waktu sebentar? Ada yang ingin aku tanyakan." tanyaku. Sejujurnya aku sedikit gugup. Apalagi ditatap seperti itu. Jika aku adalah es, aku pasti sudah mencair.

Guru itu tersenyum. Bunuh saja aku. Aku tidak kuat melihat senyumnya. *lebay mode on :v*

"Eh itu.." Aku mengeluarkan ponselku. Aku segera menunjukkan foto gaun yang aku terima kemarin. Dan tidak lupa menunjukkan foto tulisan di kartu yang dikirim bersama gaun itu.

"Apa kau tau tentang ini, Sensei?" Aku tidak mau langsung bertanya apakah dia yang mengirimnya atau tidak. Aku hanya tidak ingin terlihat terlalu percaya diri bahwa aku yakin dia yang mengirimnya.

"Hn, apa kau berpikir aku yang mengirim gaun ini?" tanyanya.

"Aku tidak berpikir begitu, tapi mungkin saja kau tau. Karena ada nama Uchiha yang tertulis di kartu itu," jawabku.

Guru itu tersenyum menatapku. Membuatku bingung kenapa dia tersenyum. Lalu tangannya bergerak ke puncak kepalaku. Dia mengacak-ngacak rambutku, seketika membuat pipiku memerah.

"Kau akan terlihat cantik dengan gaun itu, "

Dia berjalan menjauhiku setelah mengatakan itu. Hingga aku sadar dia belum menjawab pertanyaanku.

"Hey Sensei!" Aku hendak mengejar guru itu ketika aku melihat Sasuke tiba-tiba sudah berada di dekatku. Entah darimana datangnya dia.

"Sakura!" panggilnya.

"Sasuke? Sejak kapan kau di sini?" tanyaku.

"Itu tidak penting. Kau ada urusan apa dengan dia?" Ekspresi Sasuke terlihat benar-benar serius.

"Maksudmu, Itachi-sensei?" tanyaku. Sasuke mengangguk.

"Tidak ada," jawabku.

"Kalau tidak ada, kenapa kau berbicara dengannya?"

"Memangnya kenapa? Apa kau mengenalnya Sasuke?"

Sasuke menghela nafas mendengar pertanyaanku.

"Dia kakakku"

Aku membulatkan mataku. Seharusnya sudah aku duga sejak awal. Wajah mereka memang mirip, apalagi matanya. Dan yang kentara adalah nama belakang mereka. Tapi kenapa Sasuke terlihat tidak begitu senang dengan kakaknya.

"Kau belum menjawab pertanyaanku," ujar Sasuke kembali.

"Aku hanya bertanya-"

"Tanya apa?" Sasuke memotong perkataanku.

"Hey aku bahkan belum menyelesaikan kalimatku,"

Sasuke menghela nafas kembali. Ia melipat kedua tangannya di depan dada.

"Aku hanya bertanya. Kenapa dia tidak mengajar di kelas 2?  Padahal dia terlihat hot saat mengajar olahraga," jawabku. Aku berniat mengerjai Sasuke.

"Kau menyukainya?" tanya Sasuke. Aku bisa melihat ekspresi Sasuke yang terlihat marah. Dia cemburu?

"Mungkin saja.." jawabku sambil tersenyum. "Aku mau ke kantin dulu, sampai nanti Sasuke" Aku berbalik dan berjalan meninggalkan Sasuke. Apa dia benar-benar cemburu? Memikirkannya membuatku tak bisa menahan senyumku.


.
Tbc

Ai No SenseiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang