👭Dua puluh tiga; warning👭

46 5 0
                                    

Broadcast Room

Staff only

Disini lah mereka sekarang ruang broadcast tempat Kean biasa bersemayam. Setelah ucapan Arra tadi Chandra meminta untuk disediakan tempat bercerita yang lebih tertutup, maka dengan berberat hati Kean memberikan akses ke ruang broadcast yang memang tidak bisa dimasuki sembarang orang. Kean bahkan membatalkan siaran siang hari ini demi sahabat nya dengan mengatakan bahwa di ruangan ini sedang ada wawancara eksklusif.

"Jadi?" Hans membuka pembicaraan setalah sekitar dua menit keheningan melanda.

"Aura dijodohin" jawab Chandra. Semua diam karena ya memang sudah tau kan tadi pas berantem mereka bilang.

"Terus masalahnya apa? Bagus dong kalau kalian dijodohin, lo nggak usah repot repot sok dingin ke Aura cuma buat narik perhatian nya yang ada dia lo buat sedih mulu" tukas Arra kesal.

"Tau! Cara lo salah, bukan karena Aura bilang tipe dia yang dingin dingin perhatian gitu trus lo ngerubah semua sifat lo. Yang ada lo jadi ngeselin dimata Aura. Bego banget sih!" Alen gemas rasanya ingin menjambak rambut orang yang kini menunduk dihadapannya.

"Iya tuh kan bagus kalau dijo--"

Dengan cepat Chandra memotong ucapan Kean "tapi bukan sama gue"

Kean diam, semua diam.

"Ha?" Semua serempak mengeluarkan tatapan cengo.

Chandra menghela nafas "Dia dijodohin tapi bukan sama gue"

Alen mengerjapkan matanya "terus?"

"Sama Bang Yuda" sahut Chandra lesu dan langsung meletakkan kepalanya ke sandaran kursi.

"Yuda ... Yuda, ah. Yuda Kakak lo itu kan?" ujar Arra meyakinkan argumennya.

"Hmm"

Alen diam, bingung.

Sementara itu Arra malah tersenyum miring, merasa puas "mampus!"

"Kok malah lo mampusin sih Ra? Temen bukan sih lo?" ucap Chandra kesal.

"Ya bagus, mending sama Kak Yuda. Ganteng, baik, calon dokter daripada sama lo bisanya nyakitin doang"

Candra diam ucapan Arra menembus jantung dan ginjal Chandra.

"Udah dong berhenti ribut, jelasin dulu coba kronologi nya gimana?" pinta Alen berusaha mengembalikan suasana.

***

Perpustakaan menjadi tujuan terakhir Aura hari itu. Setelah perjodohan konyol dan pertengkaran tidak berujung dengan Chandra membuat suasana hati Aura menjadi lebih buruk. Setidaknya di perpustakaan tidak akan ada yang mengusik nya.

Memilih tempat diujung perpustakaan Aura menelungkupkan kepalanya pada meja dan mencoba memejamkan mata untuk meredam semua emosi yang meledak-ledak. Hingga tanpa sadar air mata jatuh ke pipi nya.

Suara tangisan yang cukup pilu di dengar di hari yang cerah ini. Beruntung nya adalah perpustakaan sedang sepi tidak seperti biasanya yang selalu dipadati siswa tingkat akhir untuk mencari referensi tugas.

Tangisan Aura terhenti saat menyadari ada yang meletakkan sekotak ultramilk strawberry didepannya.

"Buat lo" katanya.

Aura memandang susu kotak dan orang didepan nya bergantian seakan bertanya buat apa susu itu?

"Gue nggak sengaja liat lo nangis dari ujung koridor tadi" dia menyodorkan susu tersebut lebih dekat "biasanya kalau sedih gue minum ini trus mood nya balik lagi, gih coba!"

Twins SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang