Chaos.
Yup, seperti itu suasana kelas Vio saat ini. Kepala Vio rasanya penuh mendengar suara teman-temannya yang saling bersahutan satu sama lain.
Hampir saja dia beranjak pergi kalau saja suara ketua kelasnya tidak memanggil namanya.
"Vio ikut Modern Dance ya?"
"HAH?" Bukan Vio tapi Vena yang menyerukan suara hati Vio.
"Thank's Ven reaksinya" Vio mengacungkan Jempol dengan wajah datar.
"Lo dapet ilham darimana minta Vio join modern dance? disaat kelas kita punya 3 orang anak ekskul dance?" kini Vanya yang menodong sang ketua kelas.
Yang di tanya gelagapan karena seketika semua yang tadinya ricuh sendiri langsung tertuju padanya.
"Nggak percaya kemampuan mereka ya" ujar Vio sembari menunjuk 3 anak yang di maksud Vanya, "karena daritadi yang gue perhatiin, Lo cuma milih anak anak famous aja. Bukan anak yang berpotensi di kelas kita"
"Soalnya peluang kita menang dan makin di kenal gede Vi kalau mereka yang join lombanya" alibi ketua kelasnya
"Classmeet bukan tentang menang-kalah atau popularitas, kalau lo ketua kelas yang adil joinin anggota yang kompeten dong" seru Vena.
"Gue ga butuh menang" Vio beranjak dari kursinya dan berjalan ke arah papan tulis dengan suasana sekitar yang hening, "yang gue butuh, kelas kita ga kena diskualifikasi"
Vio meraih spidol di atas meja guru dan mulai menulis ulang nama nama anggota kelas di setiap kategori lomba.
"Gue emang bukan PH kelas, tapi gue selalu merhatiin kalian semua, kalian bisa cek nama kalian ada di lomba apa, kalau keberatan bisa langsung di ganti sekarang juga, ya kan Fa?" tanya Vio pada Rafa -ketua kelas XII IPS 4-
Dengan banyak pertimbangan Rafa akhirnya mengiyakan ucapan Vio, "dua tahun gue sekelas sama Vio, dia ga pernah salah ambil keputusan, paling dikit lah resiko nya. So gue setuju sama dia"
"yang mau ganti bisa langsung angkat tangan ya guys, biar cepet selesai"
Satu persatu mereka mengangkat tangan dan meminta agar nama mereka di pindah ke lomba lain atau sekedar berkata bahwa ia setuju di letakkan di lomba itu.
"Nah, udah ya guys. Sisanya masuk ke supporter. Anyways ini juga di lombain"
'YAAAAAAAAH'
Ujaran terakhir Rafa di sahuti dengan seruan seisi kelas.
°°°
"Len, mau join ke lomba apa?"
Lain kelas lain lagi problemnya.
"Gue...." Alen menatap ketua kelasnya sendu, "harus banget ikut?" Satria -ketua kelas XII IPA 3- mengangguk, "semua anggota harus ikut"
Alen hanya memajukan bibirnya, matanya menganalisis daftar lomba yang di tulis Aura di papan tulis.
Lari, balap karung, tarik tambang, dance, nyanyi, basket, futsal, puisi, supporter terbaik.
Tidak ada yang menarik minatnya sama sekai, sekalipun dia berbakat di bidang itu.
"Supporter terbaik aja boleh ga sih Sat?"
Satria menggeleng, "Ga bisa Len, kategori itu buat yang ga kebagian ikut lomba di hari itu,"
"Yaudah lah lari aja" putus Alen dengan cemberut yang masih saja menghiasi wajah cantiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Secret
Roman pour AdolescentsCredit poster by : @INAGAEMGYU Apa rahasia mereka? Kenapa mereka merahasiakan nya? Dan berapa lama rahasia itu akan bertahan? Kepo? Baca aja😄