Vio menatap ponselnya gelisah. Setelah menerima pesan Alen dia sama sekali tidak fokus. Untungnya Hans tidak menanyakan apapun sehingga Vio tidak perlu beralasan apapun.
Pintu lift terbuka, Vio berusaha menetralkan nafasnya agar terlihat baik-baik saja.
"Bentar, gue ke toilet dulu" kata Vio saat Hans akan menariknya ke salah satu restoran di lantai 5 itu.
"Perlu ditemenin ga?" tawar Hans, "jangan salah paham nanti gue tungguin diluar" sambung nya sedikit panik.
Vio memasang tampang datar dan mendorong Hans menjauh, "ga usah, sana lo duluan aja!"
Setelah dirasa Hans sudah pergi cukup jauh dengan cepat Vio melesat ke arah toilet dengan ponsel yang menempel ditelinganya.
"Teteh dimana?"
'Masuk aja ke toilet deket tangga, gue di bilik paling pojok Dek'
"Ga usah ditutup telfon nya, gue bentar lagi nyampe"
'Iya'
Masuk ke toilet Vio menyapu kan pandangannya dan akhirnya mengetuk pintu bilik paling pojok tetap dengan ponsel yang menampilkan 'panggilan terhubung'
"Gue di depan keluar gih" Vio menutup telfon saat pintu bilik toilet terbuka menampilkan Alen yang juga tengah memegang ponsel.
"Hampir aja" Alen melangkahkan kakinya keluar dari bilik dan langsung mendekat kearah wastafel dengan Vio yang mengikuti dibelakangnya.
"Lo kok tiba-tiba bisa sama Hans?" Tanya Alen setelahnya.
Vio yang bersandar disebelah kaca wastafel menatap ponselnya yang bergetar karena pesan masuk, "ketemu Hans sama nyokapnya di SPBU, lo nyaris disamperin kalo gue nolak nemenin mereka belanja. Gue sampe lupa ada janji sama Arga cuma biar nyokapnya Hans ga nyamperin lo"
Alen menghela nafas melihat layar ponselnya menyala di dekat wastafel, "terus ini gimana biar kita bisa kabur?" Alen melirik ke arah Vio yang menunjukkan layar ponselnya menunjukkan panggilan masuk dari nomer Tian.
"Langsung pergi aja bisa ga? Ga usah lewat lift biar mereka ga tau" kata Vio.
"Bisa sih, lewat tangga. Tapi nanti mereka gimana?"
"Bisa ga rasa ga enakannya di tunda dulu? Ini kita bisa ketauan kalo lo ga enakan Teh" Vio melirik Alen yang mulai gelisah disebelah nya.
"Lo ga bakalan dimusuhin sama Tian kan?" tanya Alen memastikan.
"Ga usah mikirin dia, palingan ngambek doang nanti kalo ngambek nya udah selesai juga balik kaya biasa" sahut Vio, "kalo Hans gimana?"
Alen memasukkan ponselnya kedalam tas selempang nya dan merapikan diri, "gampang lah nanti, ayo kita pergi sekarang"
Vio mengangguk, mereka dengan segera keluar dari kamar mandi dan melesat ke arah tangga setelah sebelumnya memastikan tidak ada tanda-tanda Hans maupun Tian.
"Pesen Grab Teh, buru" kata Vio dengan nafas terengah.
"Kenapa ga lo aja? Gue ga berani buka hape" sahut Alen dengan nafas yang juga putus putus.
"Ya sama, ini hape gue daritadi ga berhenti geter dikantong"
"Udahlah naik taksi konvensional aja" Alen mengedarkan pandangannya dan melihat taksi yang berhenti tak jauh dari mereka tengah menurunkan penumpang.
"Itu taksi ayok!" Tangan Vio ditarik tiba-tiba membuatnya hampir jatuh.
"Santai woy" gerutu Vio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Secret
Ficção AdolescenteCredit poster by : @INAGAEMGYU Apa rahasia mereka? Kenapa mereka merahasiakan nya? Dan berapa lama rahasia itu akan bertahan? Kepo? Baca aja😄