Dua minggu setelah insiden mobil mogok itu Alen dan Hans jadi makin akrab udah ngerambah ke nganterin balik kerumah.
Kalau Tian Vio sih udah biasa karena walaupun isinya ribut mulu mereka temanan dari kelas 10 sedangkan Hans Alen, walaupun pernah sekelas mereka nggak sedekat itu.
"Ra dicari Kean tuh!" ujar Aura yang baru saja masuk ke kelas dengan wajah ditekuk.
"Dimana?"
"Depan"
Arra langsung keluar sedangkan Alen mengalihkan pandangan nya dari buku cetak Biologi ke arah Aura yang sepertinya cemberut.
"Ngapa lu?" tanya Alen.
"Len, lo inget nggak yang Chacha nyamperin gue beberapa minggu lalu?" tanya Aura balik.
"Chacha?" Alen mengernyitkan dahinya mendengar nama asing ditelinga nya.
"Chandra Len, yang biasa lo panggil Chajun" ujar Aura gemas.
"Oh Chajun, inget kok kenapa?"
"Pas itu gue ketemu Bu Naya dan lo tau Bu Naya nyuruh apa?"
Alen menggelengkan kepalanya sambil mengerjap lucu ke arah Aura.
"Bu Naya nyuruh gue gabung tim Olimpiade Sains ngegantiin Nana yang nggak bisa ikut karena bakal dikirim ke Seattle buat Lomba karya tulis"
"Terus masalahnya dimana?"
"Lo pasti tau kalau gue pernah deket sama Chacha pas kelas 11?" Alen mengangguk lagi.
"Dan Bu Naya masangin gue sma dia, dan sekarang tuh dia jadi nyebelin banget jadi sok cuek, ketus, jutek gitu kan gue jadi nggak nyaman kalo belajar sama dia berasa gue tuh yang seharusnya dia hindarin gitu" keluh Aura.
"Sorry, masalah kaya gini gue nggak ngerti lo tau sendiri gue orangnya kaya gimana" sahut Alen.
Aura hanya membalas ucapan Alen dengan deheman dan menumpukan kepalanya ke atas meja.
"Kenapa dia?" tanya Arra yang masuk ke kelas sambil membawa dua paperbag.
"Galau dia," celetuk Alen asal dan kembali membaca buku cetak Biologi miliknya.
"Nih," ujar Arra menyerahkan satu paperbag pada Alen, "dari gebetan lo"
Mendengar kata gebetan Aura langsung mengangkat kepalanya dan menatap Alen dengan pandangan penuh tanya.
"Lo punya gebetan? Parah lo nggak cerita? Oh... Atau jangan jangan ini yang kalian omongin di grup kapan hari itu?!" kata Aura.
"Bukan gebetan gue elah, temen doang" kilah Alen.
"Bikin gibitin gii ilih timin diing" cibir Aura yang langsung diketawain oleh Arra.
"Itu apaan Ra?" atensi Aura teralihkan pada paperbag warna cream yang masih digenggam Arra.
"Oh ini dari Kean" sahut Arra enteng."Dih pada punya gebetan semua, gue kapan anjir" gerutu Aura sementara Alen malah tertawa.
"Ya si Chacha Chacha itu bukan gebetan lo?" ujar Alen.
"Dih sama cowok sok cuek itu? Hoek ogah!" tolak Aura.
"Jangan sok ga mau deh, kepincut beneran mampus lo" kata Arra.
"Dih nggak bakal!" sahut Aura yakin.
"Kalau jadian gue bakal jadi yang terdepan buat mintain lo PJ" ucap Alen yang langsung diangguki Arra.
¤¤¤
"Siang cantik" sapa Kean saat tiba dikantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Secret
Teen FictionCredit poster by : @INAGAEMGYU Apa rahasia mereka? Kenapa mereka merahasiakan nya? Dan berapa lama rahasia itu akan bertahan? Kepo? Baca aja😄