👭Tigapuluh Empat; The result👭

28 0 0
                                    

Jujur kalo di tanya, gimana perasaan Vio sekarang. Dia bakalan jawab kenceng.

GUE PANIIIIIK ANJIIIIIR

Dua orang yang dia kenal baik itu berpotensi bakalan face to face di arena, bisa mampus dia. Sebisa mungkin dia ngehindarin Arra, eh Vena malah nyamperin Alen.

Dunia suka banget bercanda sama dia :)

Vio ga bisa sekalipun mengalihkan pandangan dari sosok Vena di bawah sana. Sebisa mungkin dia berharap bahwa mereka berdua tidak akan pernah bersebelahan.

Dan gerakan gelisah Vio terbaca oleh Vanya yang daritadi diam di sebelahnya.

"Kenapa Vi?" Keluar juga akhirnya pertanyaan itu setelah beberapa menit tersangkut di tenggorokan Vanya.

Refleks Vio langsung menggaruk lengan tangannya, "gatel Van, alergi gue kambuh deh kayaknya"

'Duh si goblok segala bilang alergi, emang bakal percaya?' batin Vio.

Surprisingly Vanya langsung ikutan panik, "aduh?! Langsung ke UKS aja ya? Sesek ga? Gatel doang?"

Yak salah pake alasan alergi, selamat menikmati rentetan pertanyaan Vanya.

"Duh ini bakalan merah banget, ke UKS aja yuk!"

"Vena nya?"

Vanya mengibas tangannya, "halah Vena ga bakalan kenapa napa, lo yang bisa mati kalo ga dapet penanganan. Buruaaaaan!"

Akhirnya pergi deh dua anak hawa itu, satu nya panik temennya kenapa napa. Satu nya panik kalau rahasianya bakalan kebongkar.

'Teteh, gue mohon jangan adu pandang sama Vena'

°°°

Di lapangan Alen sudah akan melepas topi nya, namun urung saat melihat Vena berdiri tidak jauh dari nya.

'Mampus gue'

Panik dia. Mau kabur tapi harga dirinya jadi taruhan. Ga kabur rahasianya kebongkar.

Alen masuk ke arena dan berdiri di jalur paling kiri, Vena ikut di belakangnya dan berdiri berjarak dua orang di kanan Alen.

Fokus Alen kebagi, antara harus menangin lomba ini dan nge buat rahasia dia tetep aman, soal nya musuhnya sahabat adeknya langsung.

"Yak siap guys?" Wasit udah berdiri diposisi, Alen langsung membenarkan posisi start nya sembari mencuri pandang ke arah Vena.

'Door!!!' Alen langsung melesat begitu suara pemulai pertandingan terdengar, yang ada di kepalanya saat ini hanya bagaimana bisa mempertahankan harga dirinya, masalah ketahuan atau tidak semua di serahkan kepada yang maha kuasa.

Garis finish sudah berada dua meter di depan Alen. Entah keajaiban atau kesialan, Vena yang tadinya berada tepat dibelakangnya secara tidak sengaja bertabrakan dengan salah satu peserta hingga jatuh tersungkur di arena. Otomatis Alen memasuki garis finish di sertai dengan teriakan terkejut dari arah tribun penonton.

"BAWA KE UKS LANGSUNG ITU!" Suara panitia terdengar sangat panik dan seketika arena langsung chaos, dua tandu datang memboyong Vena dan anak kelas sebelas itu ke UKS.

"Sakit banget ga sih itu kayaknya?" Suara Aura terdengar di telinga Alen, "Lo kapan turunnya deh?"

"Dia langsung lari Len pas liat ada yang nyusruk tadi" jawab Arra yang juga sudah ada di sebelah Alen.

"Tapi serius itu sakit banget sih kayaknya"

Arra mengangguk setuju, "banget sih kayaknya, apalagi jatuhnya muka nya dulu yang jatuh ke tanah. Kalo ga dislokasi dagu nya beruntung banget sih tu anak" Alen langsung meringis membayangkan dagunya.

Twins SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang