👭Tigapuluh satu; Minggu pagi👭

46 1 0
                                    

Pagi ini si Kembar udah rapi di ruang keluarga lengkap pakai baju jogging, sepatu, topi sama tas selempang. Orang tua mereka aja sampe heran tumben hari minggu gini udah rapi buat jogging, biasanya kalo matahari belum tinggi ga ada yang bangun.

Vio mainin hape nya yang mengalunkan lagu yang keluar dari airpods di telingannya. Alen sendiri tengah sibuk mencocokkan sepatu mana yang bakalan match sama setelan jogging yang dia pake.

"Tumben pagi-pagi udah rapi aja" tanya Ayah dari meja makan sembari membaca koran.

"Diajakin yang lain jogging, mumpung free. Lagian udah lama ga jogging" sahut Alen yang sudah menjatuhkan pilihan pada sepatu olahraga warna pink yang sama dengan atasan outfit nya.

"Adek kok lemes?" Bunda sadar kalo Vio menekuk wajahnya dari tadi.

Reaksi yang berbeda diberikan si Adek, "Bund, bayangin ini hari minggu. Hari minggu, hari libur dimana harusnya bisa bangun siang, males-malesan. Ini malah diajakin jogging pagi-pagi. Adek mageeeeeeer"

Ayah dan Bunda tertawa melihat perbedaan reaksi yang diberikan si kembar, "satu nya semangatnya kelewatan, satu nya magernya kelewatan"

Vio ditabok Alen, "lo mah tiap hari mager" dia duduk di sofa sebelah adeknya.

"Iiih ga gituuuu" Vio manyun dan langsung nemplok ke Alen yang masih masang tali sepatu.

"Dek ah" Alen berusaha melepaskan Vio yang menempel pada dirinya, "minggir dulu gue mau masang tali sepatu"

Vio makin manyun dan menjatuhkan dirinya disofa, makin lama makin turun alias merosot ke karpet.

"Gue duluan ye, lo berangkat sama siapa dek?"

Vio mendongak menatap Alen yang sudah siap berangkat, "di jemput sama Yuan-Vanya"

"Loh? Mereka ga ke gereja emang?"

Si bungsu menggeleng, "engga, katanya mereka ikut kebaktian sore"

"Oh, oke" Alen menghampiri orang tua nya di meja makan, "Teteh berangkat dulu ya Bun, Yah"

"Iyaaa, hati-hati loh di jalan" tangan Bunda di salami Alen.

Gantian Ayah yang tangannya di salami berceletuk, "naik mobil sendiri Teh?"

Alen menggeleng, "Naik ojol aja, Teteh males ngeluarin mobil"

"Di garasi kan ada motor Teh" sahut Bunda.

"Males nyetir hehehe"

Ayah geleng-geleng, "yaudah, masih ada duitnya?"

"Masih sih, tapiiiii kalo mau nambahin Teteh ga nolak" Alen nyengir.

Ayah menyodorkan tiga lembar seratus ribuan, "nih buat jajan, nanti buat ojolnya ayah isiin Go-pay nya"

"Waaah" Alen excited sendiri, "makasi ayaaah. Muaah" dicium pipi bapak nya.

"Dadah semuaaaa, pergi dulu yaaaa"

Blaam!

Vio menatap pintu utama dengan malas, lalu menoleh kearah orang tuanya.

"Yah mau saldo Go-pay juga dong"

"Iya nanti, di isiin. Nih duit buat jajan" Ayah menyodorkan uang dengan jumlah yang sama pada Vio.

"Hehehehe, makasi Ayaaah. Terbaik pokoknya" Vio berjalan menghampiri Ayahnya dengan mangacungkan dua jempol.

"Adek berangkat kapan?" tanya Bunda.

Vio geleng-geleng, "gata-"

Tin! Tin!

"Oh itu mereka, pergi dulu Yah, Bun. Assalamualaikum"

Twins SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang