Yak kembali bertemu hari senin yang sangat dibenci semua orang. Alen turun ke lantai bawah dengan rambut di cepol, wajahnya nampak lesu seperti kurang tidur.
"Ga tidur lo ya?" selidik Vio begitu Alen mendudukkan dirinya di kursi.
Alen hanya melirik adik kembarnya itu tanpa minat. Tangannya meraih sehelai roti lalu setoples selai ovamaltine yang bersebelahan dengan selai nuttela favorit Vio.
"Teteh kenapa? Ga suka sarapannya? Maaf ya Bunda ga sempet masak" ujar Bunda melihat putri sulung nya nampak tidak punya gairah hidup.
Tak mendapat respon Vio menepuk lengan kakaknya sampai sendok selainya jatuh ke meja.
'Plaak!!'
'Ctaak!'
"ADOH! Kenapa sih Dek ah" Gadis dengan rambut cepol itu menatap gadis berwajah mirip dengannya itu tajam.
"Teteh yang kenapa? Itu ditanya Bunda"
Alen cuma nyengir, "hehe gimana Bun?"
"Ga suka sama sarapannya?"
Si sulung menggeleng, "ga gitu... Cuma berasa capeek banget"
Bunda manggut-manggut "Bun! Jas almet Adek dimana ya? Kemarin bukan Adek yang nyuci soalnya" Bunda noleh ke Vio yang sekarang lagi minum.
"Di dress up room, punya Adek, Bunda gantung di kiri pintu, punya Teteh Bunda gantung di kanan pintu"
Vio langsung berjalan menuju ruangan yang dimaksud Bunda, "Deeeek, bawain punya gue juga dong!" Vio hanya mengacungkan jempolnya tanpa menoleh.
Setelah mengambil dua almamater beda motif itu Vio langsung kembali ke ruang keluarga yang berada di sebelah ruang makan. Meletakkan dua almamater itu bersebelahan lalu kembali ke ruang makan untuk mengambil tas nya yang masih diletakkan disana.
"Mau bawa mobil atau nge gocar aja?"
Alen nampak berpikir sebentar, "nge gocar aja yuk! Lagian cuma Class meeting aja kan?"
"Ho'oh"
Setelah berpamitan dengan orang tua nya kedua gadis kembar itu langsung memesan kendaraan online itu sembari duduk duduk di teras.
"Jas lo" kata Vio menyodorkan salah satu jas pada Alen.
Yang lebih tua menerima uluran jas itu tanpa melihatnya lagi.
'Tin-tin!-
"Tuh mobilnya tuh" Alen menarik Vio yang akan memakai jas ke arah gerbang rumah, hingga dia memilih untuk membiarkan jas nya tergantung dan bersatu dengan milik Alen.
°°°
"Makasih pak... Sudah dibayar pakai Gopay ya pak" Si kembar itu turun dengan riang sembari menenteng jas almamater yang warna nya sama persis itu. Cuma beda di aksen garis dibagian leher, kancing sama lengan.
"Gue lewat selatan ya byeee!" Vio melambaikan tangannya dan berlari kecil sembari memasang almamater yang belum jadi dia pasang.
Alen dengan santai berjalan menuju gedung IPA yang berada di sebelah utara gedung serba guna.
"Let!" namun sebuah suara menginterupsi pergerakannya. Dengan wajah bingung gadis rambut panjang yang di cepol itu menoleh dan mendapati Tian berdiri beberapa meter di belakangnya.
'Mampus!'
"Mau kemana lo?"
Alen bingung, bola mata nya bergerak kesana kemari seperti mencari keberadaan Vio yang jelas sudah jauh dari tempatnya berdiri, "gue mau ke kelas"
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Secret
Roman pour AdolescentsCredit poster by : @INAGAEMGYU Apa rahasia mereka? Kenapa mereka merahasiakan nya? Dan berapa lama rahasia itu akan bertahan? Kepo? Baca aja😄